segera dapat diperbaiki; dan 6 dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan
IPTEK Depdiknas, 2007. Pengembangan BS bagi individu pribadi dan kelompok antara
lain dapat berupa 1 peningkatan kepuasan kerja; 2 pergaulan lebih akrab; 3 disiplin meningkat; 4 pengawasan fungsional bisa lebih ringan; 5 muncul keinginan untuk selalu
ingin berbuat proaktif; 6 belajar dan berprestasi; dan 7 selalu ingin memberikan yang
terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri Depdiknas, 2007. Ketiga,
pengembangan budaya sekolah bagi individu masyarakat orang tua, lingkungan sekolah, lembaga pendidikan dan non pendidikan.
B. Lingkungan Sekolah
1. Lingkup Pengembangan Lingkungan Sekolah
Pengembangan lingkungan sekolah ini mencakup: penataan lingkungan fisik sekolah dan pengembangan lingkungan psikologis-sosial-kultural sekolah.
1 Penataan Lingkungan Fisik Sekolah
Lingkungan fisik sekolah adalah seluruh aspek fisik yang ada di lingkungan sekolah. Lingkungan fisik sekolah meliputi: halaman sekolah, ruang kelas, dan peralatan
belajar serta sarana dan prasarana lainnya.
a. Penataan Halaman Sekolah
Halaman sekolah yang kondusif bagi penciptaan budaya positif di sekolah adalah yang ramah peserta didik. Halaman sekolah yang ramah anak memiliki ciri-ciri:
a Halaman sekolah yang aman bagi pesera didik. Halaman sekolah tidak berdebu dan terhindar dari binatang membayakan keselamatan peserta didik, antara lain ular, anjing,
tikus, dan musang. b Halaman sekolah yang tertata rapi. Halaman sekolah harus tertata rapi. Pohon dan
tanaman tumbuh subur dan terawatt dengan baik. Setiap barang di halaman sekolah ditempatkan dan ditata dengan baik sesuai fungsinya. Penempatan barang di halaman
sekolah juga memperhatikan keartistikan. c Halaman sekolah yang bersih. Halaman sekolah harus bersih dari sampah, bahan kimia
berbahaya, genangan air, kotoran binatang, dan tanaman liar. Halaman yang bersih enak dipandang dan aman digunakan bermain oleh peserta didik.
d Halaman sekolah yang teduh. Halaman sekolah yang teduh nyaman digunakan saat istirahat utamanya ketika hari panas; dan kelas menjadi sejuk dan segar sehingga
pembelajaran lebih nyaman. Lingkungan yang teduh juga membuat hati teduh sehingga warga sekolah dapat mengontrol emosinya dan sabar.
b. Penataan Ruang Kelas
Ruang kelas harus ditata secara berkala yang bertujuan mengoptimalkan belajar peserta didik. Persyaratan ruang kelas antara lain: bersih, penerangan cukup, penempatan
media belajar rapi, warna dinding sejuk, udara sejuk dan segar, dan kaya sumber belajar misalnya peta, globe, dan media belajar mandiri dan berkelompok.
c. Penataan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sekolah ditata dengan rapi, bersih, dan terawat. Karena tidak ada sarana dan prasarana yang sia-sia. Penataan sarana dan prasarana harus
menunjang proses pembelajaran dan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif.
2 Pengembangan Lingkungan Psikologis-Sosial-Kultural Sekolah
Lingkungan psikologis-sosio-kultural sekolah mencakup berbagai aspek kehidupan psikologis-sosial dan kultural sekolah. Lingkungan ini meliputi harapan, ucapan, sikap dan
perilaku semua orang dewasa di lingkungan sekolah, yang meliputi kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan komite sekolah serta orang tua.
2. Lingkungan Sekolah yang Kondusif