Tabel IV. Hasil uji statistik kadar post SGPT tikus betina akibat pemberian subakut infusa biji alpukat selama 28 hari
IBA 202,24 mgkgBB
IBA 360 mgkgBB
IBA 640,8 mgkgBB
IBA 1140,6 mgkgBB
Kontrol 14285,7
mgkgBB IBA 202,24
mgkgBB -
TB TB
TB TB
IBA 360 mgkgBB
TB -
TB TB
TB IBA 640,8
mgkgBB TB
TB -
TB TB
IBA 1140,6 mgkgBB
TB TB
TB -
TB Kontrol
14285,7 mgkgBB
TB TB
TB TB
- Keterangan: TB Berbeda Tidak Bermakna, IBA Infusa Biji Alpukat
Pada tabel IV, menunjukkan tidak adanya hubungan kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis infusa biji alpukat dikarenakan tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara dosis satu dengan yang lain. Untuk lebih melihat spektrum efek toksik dengan lebih jelas dapat dilakukan uji toksisitas serupa
terkait infusa biji alpukat terhadap tikus jantan dan tikus betina dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu selama 90 hari.
E. Kadar SGOT Darah Tikus Akibat Pemberian Infusa Biji Persea americana Mill.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya potensi efek toksik subakut dari biji alpukat Persea americana Mill. pada organ hati terhadap
perubahan biokimia hati yang dilihat dari kadar SGOT darah tikus, maka dilakukan pemeriksaan kadar SGOT darah untuk mengungkapkan efek toksik
yang dihasilkan. Pemeriksaan kadar SGOT dilakukan sebelum pre perlakuan
dan sesudah post perlakuan pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil kadar SGOT darah tikus
diantara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian infusa biji Persea americana Mill.
Hasil uji tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan Paired T- test, penggunaan uji ini dikarenakan subjek perlakuan yang digunakan dalam
penelitian ini sama namun diberikan perlakuan yang berbeda. Penggunaan Paired T-test bertujuan untuk melihat dan mengetahui apakah terdapat pengaruh
pemberian infusa biji alpukat yang bermakna terhadap kadar SGOT darah tikus pada pemberian infusa biji alpukat pre sebelum dan post sesudah perlakuan di
tiap kelompok perlakuan. Pada penelitian ini terdapat lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok
kontrol aquadest dosis 14285,7 mgkgBB sebagai kontrol pelarut dan kelompok perlakuan infusa biji alpukat, dosis 202,24; 360; 640,8 dan 1140,6 mgkgBB.
Pelarut yang digunakan pada infusa biji alpukat, yaitu aquadest maka aquadest dijadikan sebagai kelompok kontrol negatif. Penggunaan aquadest sebagai
kelompok kontrol bertujuan untuk melihat pengaruh aquadest sebagai pelarut infusa biji alpukat terhadap kadar SGOT darah pada pemberian subakut. Kadar
SGOT pre dan post pemberian infusa biji alpukat pada tikus jantan dan betina dapat dilihat pada tabel V dan VII serta pada gambar 5 dan 6.
Tabel V. Nilai pre dan post pemberian infusa biji alpukat serta nilai p kadar SGOT darah tikus jantan tiap kelompok
Kelompok Perlakuan mgKgBB Kadar SGOT darah UL
Nilai p Pre
Rerata ± SE Post
Rerata ± SE I
Infusa Biji Alpukat 202,24
115,20 ± 10,94 114,62 ± 9,27 0,974
TB
II Infusa Biji Alpukat
360 117,70 ± 5,25
119,74 ± 9,66 0,155
TB
III Infusa Biji Alpukat
640,8 140,50 ± 11,60 129,22 ± 7,30 0,927
TB
IV Infusa Biji Alpukat
1140,6 121,42 ± 13,72 108,64 ± 9,90 0,208
TB
V Kontrol Aquadest
14285,7 130,24 ± 7,77 147,64 ± 11,45 0,486
TB
Keterangan: TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Pre = sebelum pemberian infusa biji alpukat Post = setelah pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
SE = Standart Error of Mean
Gambar 5. Purata kadar SGOT sebelum dan sesudah pemberian infusa biji alpukat pada tikus jantan
Pengujian perbedaan bermakna dengan uji Paired T-Test dilakukan terhadap kadar SGOT darah pre dan post pemberian infusa biji alpukat pada
kelompok kontrol aquadest dan kelompok perlakuan. Berdasarkan data pada tabel VII, menunjukkan bahwa kadar SGOT darah tikus jantan kelompok kontrol
aquadest pada pre dan post perlakuan menyatakan hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian aquadest tidak memberikan pengaruh
terhadap kadar SGOT darah tikus jantan. Pada tabel V diperoleh hasil bahwa pada kelompok perlakuan infusa biji
alpukat 202,24; 360; 640,8 dan 1140,6 mgkgBB, kadar SGOT darah pre dan post perlakuan menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna p0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan kadar SGOT darah akibat pemberian infusa biji alpukat masih dalam batas normal.
Kadar SGOT post pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari dianalisis dengan menggunakan varian satu arah One-Way Anova. Hal ini bertujuan untuk
melihat apakah terdapat pengaruh pemberian infusa biji alpukat pada kelompok perlakuan infusa biji alpukat yang dibandingkan dengan kelompok perlakuan
kontrol aquadest. Hasil uji One-Way Anova terhadap kadar SGOT darah post pemberian
infusa biji alpukat diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,263 p0,05. Hal ini berarti antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol aquadest sesudah
diberikan infusa biji alpukat selama 28 hari menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna. Berdasarkan hasil tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari tidak mempengaruhi kadar SGOT darah pada tikus jantan.
Tabel VI. Hasil uji statistik kadar post SGOT tikus jantan akibat pemberian subakut infusa biji alpukat selama 28 hari
IBA 202,24 mgkgBB
IBA 360 mgkgBB
IBA 640,8 mgkgBB
IBA 1140,6 mgkgBB
Kontrol 14285,7
mgkgBB IBA 202,24
mgkgBB -
TB TB
TB TB
IBA 360 mgkgBB
TB -
TB TB
TB IBA 640,8
mgkgBB TB
TB -
TB TB
IBA 1140,6 mgkgBB
TB TB
TB -
TB Kontrol
14285,7 mgkgBB
TB TB
TB TB
-
Keterangan: TB Berbeda Tidak Bermakna, IBA Infusa Biji Alpukat
Pada tabel VI, menunjukkan tidak adanya hubungan kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis infusa biji alpukat dikarenakan terdapat
perbedaan yang tidak bermakna antara dosis satu dengan yang lain. Untuk lebih melihat spektrum efek toksik dengan lebih jelas dapat dilakukan uji toksisitas
serupa terkait infusa biji alpukat terhadap tikus jantan dan tikus betina dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu selama 90 hari.
Tabel VII. Nilai pre dan post pemberian infusa biji alpukat serta nilai p kadar SGOT darah tikus betina tiap kelompok
Kelompok Perlakuan
mgKgBB Kadar SGOT darah UL
Nilai p Pre
Rerata ± SE Post
Rerata ± SE I
Infusa Biji Alpukat 202,24
99,58 ± 6,40 119,44 ± 10,15 0,575
TB
II Infusa Biji Alpukat
360 104,92 ± 13,31 101,92 ± 9,79 0,242
TB
III Infusa Biji Alpukat
640,8 109,30 ± 8,97
114,18 ± 5,20 0,331
TB
IV Infusa Biji Alpukat
1140,6 101,84 ± 6,54 115,10 ± 10,02 0,321
TB
V Kontrol Aquadest
14285,7 104,28 ± 3,70 124,38 ± 14,54 0,267
TB
Keterangan: TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Pre = sebelum pemberian infusa biji alpukat Post = setelah pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
SE = Standart Error of Mean
Gambar 0. Purata kadar SGOT sebelum dan sesudah pemberian infusa biji alpukat pada tikus betina
Berdasarkan data pada tabel VII, menunjukkan bahwa kadar SGOT darah tikus betina kelompok kontrol aquadest pada pre dan post perlakuan menyatakan
hasil berbeda tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian aquadest tidak memberikan pengaruh terhadap kadar SGOT darah.
Pada tabel VII diperoleh hasil bahwa pada kelompok perlakuan infusa biji alpukat 202,24; 360; 640,8 dan 1140,6 mgkgBB, kadar SGOT darah pre dan
post perlakuan menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan kadar SGOT darah akibat pemberian infusa biji
alpukat masih dalam batas normal. Kadar SGOT post pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari dianalisis
dengan menggunakan varian satu arah One Way Anova. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh pemberian infusa biji alpukat pada kelompok
perlakuan infusa biji alpukat yang dibandingkan dengan kelompok perlakuan kontrol aquadest.
Dari hasil uji One-Way Anova terhadap kadar SGOT darah post pemberian infusa biji alpukat diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,634 p0,05.
Hal ini berarti antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol aquadest sesudah diberikan infusa biji alpukat selama 28 hari menunjukkan hasil yang
berbeda tidak bermakna. Berdasarkan hasil tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari tidak mempengaruhi kadar
SGOT darah pada tikus betina.
Tabel VIII. Hasil uji statistik kadar post SGOT tikus betina akibat pemberian subakut infusa biji alpukat selama 28 hari
IBA 202,24 mgkgBB
IBA 360 mgkgBB
IBA 640,8 mgkgBB
IBA 1140,6 mgkgBB
Kontrol 14285,7
mgkgBB IBA 202,24
mgkgBB -
TB TB
TB TB
IBA 360 mgkgBB
TB -
TB TB
TB IBA 640,8
mgkgBB TB
TB -
TB TB
IBA 1140,6 mgkgBB
TB TB
TB -
TB Kontrol
14285,7 mgkgBB
TB TB
TB TB
- Keterangan: TB Berbeda Tidak Bermakna, IBA Infusa Biji Alpukat
Pada tabel VIII, menunjukkan tidak adanya hubungan kekerabatan antara spektrum efek toksik dengan dosis infusa biji alpukat dikarenakan terdapat
perbedaan yang tidak bermakna antara dosis satu dengan yang lain. Untuk lebih melihat spektrum efek toksik dengan lebih jelas dapat dilakukan uji toksisitas
serupa terkait infusa biji alpukat terhadap tikus jantan dan tikus betina dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu selama 90 hari.
F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji Persea americana Mill. Terhadap Perubahan Berat Badan Tikus Jantan Dan Betina
Pada penelitian uji toksisitas ini diperlukan data tambahan atau data pendukung, yaitu data perubahan berat badan tikus sehingga pada penelitian ini
dilakukan penimbangan berat badan hewan uji. Data perubahan berat badan ini digunakan untuk mengetahui kesehatan hewan uji, untuk menghitung volume
infusa biji Persea americana Mill. yang akan diberikan kepada hewan uji dan
untuk mengetahui apakah terdapat kemungkinan perubahan berat badan selama perlakuan. Perubahan berat badan tergantung dari asupan pakan yang diperoleh
maupun kondisi fisik dari hewan uji itu sendiri. Penimbangan berat badan tikus dilakukan setiap hari untuk mengetahui apakah terjadi perubahan berat badan
yang signifikan antara kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol pada tiap minggunya. Pengukuran berat badan tikus dilakukan pada hari
ke 0, 7, 14, 21, 28. Data berat badan dianalisis dengan menggunakan General Linier Model Multivariate. Hewan uji yang mengalami penurunan maupun
peningkatan berat badan setelah diberikan infusa biji alpukat dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan biokimia darah tikus jantan dan tikus betina. Hasil
penimbangan berat badan tikus disajikan pada tabel IX dan X, gambar 7 dan 8.
Tabel IX. Purata berat badan ± SE tikus jantan akibat pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
Kelompok Perlakuan mgkgBB
Purata berat badan g ± SE Hari ke-
Hari ke- 7
Hari ke- 14
Hari ke- 21
Hari ke- 28
I Infusa Biji
Alpukat 202,24
178,8 ± 7,65
185 ± 12,08
193,4 ± 16,91
220,2 ± 11,16
239 ± 9,38
II Infusa Biji
Alpukat 360
199,8 ± 9,62
202,8 ± 12,12
210,8 ± 14,6
238,4 ± 12,11
262,2 ± 12,19
III Infusa Biji
Alpukat 640,8
154,8 ± 1,85
195 ± 7,15
228,8 ± 5,13
255 ± 11,66
271,4 ± 9,07
IV Infusa Biji
Alpukat 1140,6
198,6 ± 12,20
214,2 ± 8,83
220,6 ± 10,56
242,4 ± 9,03
259 ± 10,39
V Kontrol
Aquadest 14285,7
192,8 ± 13,89
192,2 ± 8,20
193,2 ± 6,61
216,6 ± 6,17
221,6 ± 20,22
Keterangan : SE
= Standar Error of Mean
Gambar 7. Purata berat badan tikus jantan selama pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
Tabel X. Purata berat badan ± SE tikus betina akibat pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
Kelompok Perlakuan mgkgBB
Purata berat badan g ± SE Hari ke-
Hari ke- 7
Hari ke- 14
Hari ke- 21
Hari ke- 28
I Infusa Biji
Alpukat 202,24
173,2 ± 6,8
186,4 ± 15,64
173 ± 7,72
184,4 ± 8,11
199 ± 7,58
II Infusa Biji
Alpukat 360
153,4 ± 11,19
156,4 ± 5,06
148 ± 6,33
159,4 ± 5,58
173,6 ± 5,95
III Infusa Biji
Alpukat 640,8
171,2 ± 8,85
157,4 ± 11,45
161,2 ± 12,2
174,8 ± 11,05
188,2 ± 11,35
IV Infusa Biji
Alpukat 1140,6
157,2 ± 5,99
158,8 ± 3,21
169,8 ± 6,39
162,6 ± 3,11
167,8 ± 5,03
V Kontrol
Aquadest 14285,7
150,8 ± 4,35
151,8 ± 7,51
154,4 ± 11,38
157,8 ± 9,8
170 ± 7,55
Keterangan : SE
= Standar Error of Mean
50 100
150 200
250 300
Hari 0 Hari 7
Hari 14 Hari 21
Hari 28
Be rat
B ad
an g
Perubahan Berat Badan Tikus Jantan
Kontrol Dosis I
Dosis II Dosis III
Dosis IV
Gambar 8. Purata berat badan tikus betina selama pemberian infusa biji alpukat selama 28 hari
Pada tabel IX dan X menunjukkan data purata berat badan hewan uji pada tiap kelompok perlakuan ± SE, yaitu apabila purata berat badan ini dikurangi
ataupun ditambah dengan SE maka nilai ini akan menggambarkan rentang nilai berat badan tikus paling ringan sampai berat badan tikus yang paling tinggi. Dari
tabel I dan II dapat dilihat bahwa adanya peningkatan berat badan tikus baik pada kelompok perlakuan pemberian infusa biji alpukat maupun pada kelompok
kontrol aquadest. Hasil analisis dengan menggunakan uji General Linier Model
Multivariate terhadap perubahan berat badan tikus jantan yang dibandingkan mulai hari ke-0, hari ke-7, hari ke-14, hari ke 21 sampai hari ke-28 menunjukkan
hasil yang berbeda bermakna antara kelompok perlakuan pemberian infusa biji alpukat dan kelompok kontrol aquadest p0,05 lampiran 9. Pada tikus betina,
hasil analisis terhadap perubahan berat badan tabel X juga menunjukkan hasil
50 100
150 200
250
Hari 0 Hari 7
Hari 14 Hari 21
Hari 28
Be rat
B ad
an g
Perubahan Berat Badan Tikus Betina
Kontrol Dosis I
Dosis II Dosis III
Dosis IV
berbeda bermakna antara kelompok perlakuan pemberian infusa biji alpukat dan kelompok kontrol aquadest p0,05 lampiran 10.
Gambar 7 dan 8 merupakan grafik dari perubahan berat badan tikus jantan dan betina, dapat dilihat dari grafik bahwa semua kelompok perlakuan
mempunyai profil yang sama, yaitu adanya kenaikan berat badan dari hewan uji. Hal ini berarti seiring dengan bertambahnya waktu dan masa pertumbuhaan
hewan uji maka akan disertai dengan peningkatan berat badan dari hari ke hari. Hal ini juga telah dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dan
Tuminah 2011 dengan judul penelitian Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah, Bobot Organ dan Bobot Badan tikus pada Umur Berbeda menyimpulkan
bahwa berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi linier terdapat hubungan antara umur dan kenaikan berat badan tikus. Kenaikan berat badan sebanding
dengan bertambahnya umur hewan uji, begitu pula pada penelitian yang dilakukan oleh Safrida 2011, hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa umur tikus
berpengaruh nyata p 0,05 terhadap berat badan tikus. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa infusa biji alpukat tidak
mempengaruhi berat badan tikus jantan maupun tikus betina namun peningkatan berat badan yang dialami oleh hewan uji lebih dipengaruhi oleh proses
pertumbuhan dari tikus jantan maupun tikus betina dikarenakan seiring bertambahnya waktu dari hari ke-0 sampai hari ke-28 dan meningkatnya usia
terjadi peningkatan asupan pakan.
G. Asupan Pakan Tikus Jantan Dan Tikus Betina Akibat Pemberian Infusa Biji Persea americana Mill.