Keterbatasan Penelitian Kesimpulan Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes 3. Siti Saidah Nasution, S.Kep, M.Kep, Sp.Mat

perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kompetensi teknis perawat dapat ditingkatkan dengan seringnya melakukan suatu tindakan yang sama dalam kompetensi teknis tersebut hingga menjadikan mahir, juga dengan menambah ilmu pengetahuan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang sesuai. Dengan menigkatnya kompetensi teknis perawat maka akan meningkatkan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Prabandari,2003 melakukan penelitian di R.S. Panti Wilasa Citarum Semarang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja, dimana semakin tinggi pendidikan dan pelatihan seorang perawat maka semakin besar pula kinerja perawat.Hal ini seiring dengan hasil penelitian Belarmino 2010 di Hospital Nacional Guido Valadares Timor Leste, yang menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki perawat maka akan semakin baik kinerja perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Awaliya A. Anwar, dkk 2012 di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo bahwa bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, motivasi dan supervisi terhadap kinerja perawat.

5.4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan crosssectional, dengan pengambilan data primer dilakukan memakai kuesioner, sehingga tidak mungkin untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya bias, baik dari responden Universita Sumatera Utara maupun dari peneliti sendiri, selain itu pengambilan data kuesioner dilaksanakan di dalam lingkungan rumah sakit dan mengikutsertakan kepala ruangan, maka kemungkinan responden dipengaruhi oleh perasaan segan dalam menjawab pertanyaan.Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti, antara lain sebagai berikut : 1. Pengisian kuesioner yang dilakukan sendiri oleh responden berarti sangat subyektif, sehingga peneliti memperkirakan ada kecenderungan dari responden untuk memilih alternatif jawaban yang terbaik yang mungkin tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. 2. Minimnya pasien yang ada di rumah sakit memungkinkan responden menjawab kuesioner secara standar saja. 3. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada jarak waktu yang tidak terlalu jauh dari diadakannya pelatihan gawat darurat terpadu, sehingga kemungkinan ingatan responden mengenai kompetensi teknis di UGD masih sangat kuat. Oleh karena itu untuk mengeliminir kesalahan, maka peneliti terlebih dahulu menjelaskan kepada setiap responden, tentang maksud dan tujuan pengisian kuesioner sebelum responden di RSUD Batubara mengisi kuesioner. Universita Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang penulisan, tujuan dan hipotesis maka sebagai kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Perawat di rumah sakit umum daerah Batubara memiliki kompetensi teknis diruang UGD, ICU dan Ruang Operasiyang berkategori baik sebesar 53,8 21 orang, dengan kompetensi teknis di ruang UGD yang berkategori baik 53,3 8 orang, kompetensi teknis di ruang ICU yang berkategori baik sebesar 53,8 7 orang dan kompetensi teknis di ruang operasi yang berkategori baik sebesar 54,5 6 orang. 2. Gambaran kinerja perawat rumah sakit umum daerah Batubaradi Ruang UGD, ICU, Ruang Operasi terdapat 24 perawat 61,5memiliki kinerja yang berkategori baik, dimana perawat diruang UGD 60 9 orang, di ruang ICU 53,8 7 orang, dan di ruang operasi 72,7 8 orang yang memiliki kinerja berkategori baik. 3. Pengaruh kompetensi teknis perawat terhadap kinerja perawat dalam melayani pasien menunjukkan hubungan yang signifikan dari keseluruhan ruang di rumah sakit umum daerah Batubara dengan nilai r: 0.748, hal ini menguatkan hipotesa bahwa ada pengaruh kompetensi teknis perawat terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 76 Universita Sumatera Utara

6.2. Saran