2. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat proses keperawatan telah selesai semua dilakukan artinya seluruh tindakan yang ada telah
dilakukan terhadap pasien kemudian dilaksanakan evaluasi. Teknik pelaksanaan evaluasi beriorentasi kepada data subjektif, data objektif,
analisa dan perencanaantindak lanjut. Dengan demikian secara teknis yang dituliskan pada pendokumentasian proses perawatan pada tahap evaluasi adalah
semua data subjektif, data objektif, analisa kesimpulan dari data subjektif dan objektif serta perencanaan berdasarkan hasil analisa Triyana, 2013.
2.4. Landasan Teori
Banyak faktor atau variabel yang akan memengaruhi kinerja sesorang, salah satunya ialah variabel individu, dimana didalam variabel individu ada pengetahuan
dan keterampilan, disini penulis mengelompokkan keterampilan ke dalam kompetensi teknis. Seluruh perawat di rumah sakit umum daerah Batubara berlatar
pendidikan diploma III, dan memiliki pengalaman didalam rawatan puskesmas yang pada umumnya merupakan rawat jalan. Dengan berpindah tugas ke rumah sakit
maka para perawat tersebut membutuhkan keterampilan dan kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan unit kerja masing-masing. Kompetensi teknis para
perawat diploma III pada umumnya sudah tertuang didalam kurikulum pendidikan program diploma III, namun untuk lebih mahir di dalam unit kerja tertentu perawat
sebaiknya menambah keterampilan teknis sesuai dengan unit kerja tersebut. Kompetensi teknis perawat ahli madya yang didapat dalam masa pendidikan,
dan sesuai dengan pedoman kompetensi pada PPNI ke dalam tindakan-tindakan yang
Universita Sumatera Utara
sesuai dengan kebutuhan di tiap unit kerja Unit Gawat Darurat UGD, Unit Rawatan Khusus ICU, Unit Ruang Operasi.
Kompetensi teknis diatas dikaitkan dengan implementasi dari perawat dalam suatu asuhan keperawatan sebagai kinerja perawat. Dimana pada tahap ini lebih
ditekankan penguasaan sikap dan keterampilan dalam bidang keprofesian dengan landasan pengetahuan yang memadai sehingga mampu melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan berpedoman pada etika keperawatan. Dengan terciptanya pengaruh profesional perawat-pasien, maka perawat
sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatan akan mendapat suatu kepercayaan professional trust, dengan adanya kepercayaan tersebut perawat
telah menunjukkan kompetensinya kepada klien berupa kemampuan intelektual, keterampilan teknis dan sikap yang dilandasi etika profesi sehingga mampu membuat
keputusan judgement secara profesional. Kompetensi perawat pelaksana adalah interaksi perawat dengan lingkungan
kerja yang akan mengefektifkan penggunaan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai terget kerja. Kompetensi perawat secara teknis di unit kerja bisa diperoleh
tidak hanya dari pendidikan formal saja, tetapi juga didapat dari kemampuan tambahan, pengalaman bekerja di tempat kerja, sehingga bisa memengaruhi kinerja
perawat. Dalam hal inilah peranan kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan, sebab perawat dapat mendemonstrasikan tanggung jawab dan tanggung
gugatnya yang merupakan salah satu ciri perawat yang profesional. Kinerja perawat
Universita Sumatera Utara
pelaksana dapat dilihat dari hasil kerjanya, yang menjadi tugas pelaksana perawat yaitu melakukan asuhan keperawatan PPNI 2011.
Kompetensi teknis perawat di masing-masing ruang kerja dalam melayani pasien mempunyai pengaruh dalam peningkatan kinerja perawat pelaksana. Adapun
kompetensi perawat yang dilakukan yaitu tindakan-tindakan teknis sesuai panduan PPNI dan SOP di masing-masing ruangan, sementara itu kinerja perawat yang dilihat
adalah asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi dari tindakan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, kompetensi perawat terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan diduga dapat memberikan pengaruh yang
positif dan signifikan pada saat memberikan pelayanan di rumah sakit.
2.5. Kerangka Konsep