2.2.1 Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis ialah yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk
beluk teknis yang berhubungan dengan pekerjaan yang ditekuni. Contoh kompetensi teknis adalah : tenaga kesehatan, electrical engineering, marketing research,
financial analysis, manpower planning, dll Hutapea 2008
.
Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesi
yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi teknis yang
dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan. Karena jika seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan saja maka dia
hanya mampu menyelesaikan pekerjaan, namun jika tidak diiringi dengan kompetensi perilaku maka kemampuan tersebut tidak termasuk kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menerima tantangan kerja dan berperilaku produktif Hutapea 2008.
Berdasar model Bar-on dalam Harper, et all.2012 yang menggambarkan berbagai sifat dan kemampuan yang mempengaruhi bagaimana seseorang berurusan
dengan tuntutan lingkungan. Termasuk didalamnya ialah : a. Kesadaran dan pemahaman tentang jati diri, b. Kesadaran dan pemahaman tentang saling
ketergantungan terhadap orang lain., c. Mampu mengendalikan emosi dan mengelola tekanan, d. Mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan e. mampu memecahkan
Universita Sumatera Utara
permasalahan pribadi dan lainnya. Dalam kata lain yaitu kemampuan mengelola diri sendiri, kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain, mampu beradaptasi
dengan lingkungan, mampu mengelola tingkat stress, dan mampu mengatur mood sesuai dengan yang di butuhkan.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan kompetensi tersebut sudah mencakup keseluruhan komponen utama kompetensi sehingga dapat kita simpulkan bahwa
kompetensi merupakan suatu pernyataan terhadap apa yang seseorang harus lakukan di tempat kerja untuk menunjukkan pengetahuannya, keterampilannya, dan sikapnya
sesuai dengan standar yang di persyaratkan. 2.3. Kompetensi Perawat
Didalam bidang
kesehatan kompetensi
umumnya menunjukkan
profesionalitas dan pencapaian dalam standar yang ditentukan sebagai panduan untuk melakukan tindakan klinis, belajar, mengajar, dengan dasar standar yang berlaku
dalam mencapai kinerja pelayanan kesehatan Sarita 2009. Kompetensi perawat merupakan kemampuan perawat untuk melakukan
tindakan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, sikap dan penilaian berdasarkan pendidikan dasar dan tujuan praktik keperawatan yang terukur
sesuai dengan kinerja perawat. Dimana tujuannya adalah untuk tetap menjaga kualitas kesehatan dan keamanan pasien Bartlett 2010.
Pada umumnya di beberapa rumah sakit tingkatan perawat mulai meniadakan penerimaan tingkat pendidikan dari Sekolah Perawat Kesehatan SPK, dan
memperbanyak penerimaan tingkat pendidikan diploma, terutama diploma III,
Universita Sumatera Utara
bahkan akhir-akhir ini sudah menerima tingkatan profesi perawat ners. Didalam buku panduan perawat yang diberlakukan di National Academy Shalala 2007,
pendidikan tambahan untuk perawat program diploma biasanya berdasarkan tempat tugas mereka. Para perawat yang sudah bekerja di rumah sakit harus memenuhi
persyaratan minimum pelatihan dan standar kompetensi tertentu yang telah di tentukan oleh pemerintah.
Balke 2006 menyatakan seseorang disebut berpengalaman dan ahli dalam tindakan keperawatan umumnya di dapat terpisah dari pendidikan formal, pada
institusi pendidikan. Pengalaman di peroleh ketika suatu keadaan praktik mendalam, membagi ilmu, atau pengetahuan yang didapat diluar teori ilmu yang didapat
sewaktu pendidikan. Keahlian merupakan hasil yang didapat seseorang secara berkesinambungan antara ilmu pengetahuan dan kemampuan dari suatu pengalaman
Benner dalam Balke 2006. Oleh karena itu pegawai yang memiliki dasar pendidikan formal yang sama dapat memberikan derajat keahlian yang berbeda beda.
Dimana perawat yang baru tamat dengan perawat yang sudah bekerja bertahun tahun adalah sama sama perawat namun dalam hal pengalaman dan keahliannnya mereka
berbeda. Berbagai tingkatan dari keahlian dan kemampuan seorang perawat dapat
didentifikasi sesuai dengan jenjang pendidikan dan tempat bertugas, baik didalam maupun diluar dari bidang kesehatan. Menurut Dreyfus dalam Axley 2008 biasanya
di kelompokkan dalam pemula, pemula lanjutan, kompeten, mahir dan ahli, dimana pemula ialah perawat yang tidak memiliki pengalaman pada situasi yang harus
Universita Sumatera Utara
mereka laksanakan, pemula lanjutan ialah perawat yang memiliki dasar kinerja sesuai dengan batas pekerjaan yang akan dilaksanakannya, perawat kompeten
dimana perawat tersebut sudah melakukan kerja nya selama 2 –3 tahun dengan
pekerjaan yang sama. Perawat mahir ialah dimana perawat sudah mampu menafsirkan perlakuan tindakan secara menyeluruh bukan hanya semata mata
melakukan pengamatan terisolasi pada pasien. Sementara perawat ahli ialah dimana perawat yang sudah berdasar pada pengalaman yang banyak dalam berbagai tindakan
keperawatan, mampu merancang dan mengambil suatu keputusan dalam tindakan keperawatan Benner dalam Balke 2006.
Sementara itu menurut Rass 2008 terdapat empat komponen penting dari kompetensi yaitu : komunikasi, pengetahuan, kemampuan individu, dan kemampuan
yang dihasilkan. Komunikasi termasuk didalamnya perlakuan perawat sebagai instruksi yang harus diberitahu ke pasien, menggunakan kerjasama tim, dan
mendengar keluhan pasien. Pengetahuan adalah kata kunci dari kompetensi untuk merawat sesuai kebutuhan perawatan pasien. Kemampuan individu perawat dalam
bekerja akan melibatkan keluarga pasien, petugas kesehatan lain dan rekan kerja. Swansburg 1996 menyarankan bahwa perawat harus mampu menghadapi
beberapa sumber konflik yang akan didapat dalam melaksanakan perawatan pasien, antara lain perilaku melawan dari pasien, tingkat stress yang tinggi, otoritas dari
dokter, kepercayaan, nilai-nilai dan tujuan yang berbeda dari harapan pasien. Mc Elhaney dalam Morisson 2005 juga menyimpulkan bahwa ruang pribadi seorang
perawat terkadang diganggu oleh pegawai lain, dokter dan pasien. Perawat merasa
Universita Sumatera Utara
kurangnya rasa hormat, yang terkadang mengarah ke kemarahan, perasaan penurunan harga diri dan terkadang munculnya konflik. Morisson 2005 mengutip
Gradner yang memperkenalkan teori dari multiple intelegensia, yang juga mengenalkan konsep dari emosional tenaga kerja dan emosional dari kerjaan.
Menurut American Nurse association dalam Bartlett 2010 ada tujuh komponen penting keperawatan sesuai dengan makna dari praktik keperawatan yaitu
: 1. Memberikan rasa peduli pada saat pelayanan rawatan kesehatan pasien; 2. Memperhatikan pengalaman seseorang terhadap kesehatan dan penyakit, baik dalam
lingkungan fisik maupun sosial; 3. Menggabungkan penilaian data dengan pengetahuan, yang di peroleh dari apresisasi pasien atau keluarga; 4. Menerapkan
ilmu pengetahuan dalam proses diagnosa keperawatan dan pengobatan dengan menggunakan penilaian dan berfikir kritis; 5. Menambah pengetahuan keperawatan
professional melalui pendidikan berkelanjutan; 6. Turut serta dalam menciptakan kenyamanan publik dan sosial dalam hal mewujudkan keadilan sosial; 7. Menjamin
rasa aman, kualitas, dan tindakan sesuai dengan keadaannya. Berdasarkan Kerangka kompetensi yang di tetapkan Persatuan Perawat
Nasional Indonesia 2011, terdapat 12 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh setiap perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup;
1 Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan. 2 Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan.
3 Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui jaminan kualitas dan manajemen risiko patient safety.
Universita Sumatera Utara
4 Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari Rumah sakit.
5 Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah cedera pada klien. 6 Memfasilitasi kebutuhan oksigen.
7 Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan. 8 Mengukur tanda-tanda vital.
9 Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat.
10 Melakukan perawatan luka. 11 Memberikan obat dengan aman dan benar.
12 Mengelola pemberian darah dengan aman. Sementara itu dalam ranah dan unit kompetensinya perawat dikelompokkan menjadi
3 ranah utama yaitu; a. Praktik Professional, etis, legal dan peka budaya;
1 Bertanggung gugat terhadap praktik professional. 2 Melaksanakan praktik keperawatan Etis dan peka budaya.
3 Melaksanakan praktik secara legal. b. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan.
1 Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan keperawatan.
2 Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan. 3 Melakukan pengkajian keperawatan.
Universita Sumatera Utara
4 Menyusun rencana keperawatan. 5 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
6 Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan. 7 Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan. 8 Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
9 Menggunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan keperawatan pelayanan kesehatan.
10 Menggunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan. c. Pengembangan profesi.
1 Melaksanakan peningkatan professional dalam praktik keperawatan. 2 Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan
keperawatan. 3 Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi.
2.3.1. Kompetensi Teknis Perawat