Konsep Tatanan Massa dan Sirkulasi Konsep Zoning

98 Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material • Combined Metaphors penggabungan antara keduanya Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Pengaplikasian metode dalam rancangan ini merupakan cara yang diperoleh dari pendekatan tema perancangan dimana selain bentuk bangunan lebih mudah untuk diraba dan dirasakan, karena lebih bersifat fisik juga terdapat filosofi yang dituangkan kedalam penataan massa bangunan. Sehingga metode metaphor yang di pake di sini adalah Combined Metaphors yang merupakan penggabungan dari sebuah bentuk dan nilaimakna dimana secara makna yang dimetaforakan dalam rancangan ini adalah filosofi dari tema Past For Our Future dalam bentuk arsitektural.

5.4 Konsep Rancangan Tapak

5.4.1 Konsep Tatanan Massa dan Sirkulasi

Konsep penataan massa berorientasi terhadap kawasan cagar budaya Majapahit di trowulan, dimana secara makro proses penataan massa dan sirkulasi bangunan memperhatikan arah axis untuk menunjukkan keterkaitan dengan kawasan tersebut. Secara mikro, konsep tatanan massa tidak dapat lepas dari lingkungan sekitar site dimana terdapat potensi wisata peribadatan yaitu, Maha Vihara Majapahit dan potensi industri kreatif perkampungan pengrajin logam. Selain itu dalam perancangan ini penempatan massa bangunan mengacu pada filosofi pembagian wilayah menurut jenis dan fungsi kegiatan pada tatanan letak bangunan yang terlihat pada gambar prakiraan kelengkapan fasilitas berdasarkan Sanga Mandala dan sambungan kanal menuju sungai yang merupakan riset Master Plan Majapahit berikut ini : 99 Gambar. 5.1 Prakiraan Layout Kerajaan Majapahit Sumber : Tribinuka, 2008

5.4.2 Konsep Zoning

Untuk pembagian zoning area pada Wisata kerajinan Logam ini mempertimbangakan fungsi bangunan sebagai dasar perencanaan, potensi yang ada di sekitar bangunan juga berpengaruh dalam hal penentuan tapak. Area publik, didalamnya terdapat beberapa ruang yaitu, Galleri, ruang pertunjukan seni, perpustakaan dll, sedangkan area semi privat terdiri dari fasilitas pelatihan sanggat tari dan kerajinan. Gambar 5.2. Konsep zonning sumber: data pribadi, 2014 Secara umum sirkulasi yang diterapkan menggunakan pola linier. Terdapat pemisahan sirkulasi kendaraan dan pengunjung pejalan kaki yakni kendaraan publik Semi publik Semi privat 100 tidak dapat melaluimasuk kedalam komplek bangunan, melainkan tersendiri diarea luar komplek. Pada area publik blok kuning dapat diakses langsung dari area parkir dan terdapat jalur menuju area bangunan utama blok merah yang juga dapat langsung diakses oleh area parkir. Sementara untuk area bangunan privat blok hijau dapat diakses melalui jalur yang berasal dari area manapun. Dalam hal ini gunungan sebagai pusat penghubung sirkulasi menuju masing – masing blok bangunan. Berikut adalah gambar penjelasan sirkulasi bangunan : Gambar 5.3 Konsep Tatanan Massa dan Sirkulasi

5.4.3 Konsep Bentuk Massa