77 Dari tiga titik tersebut dapat dijelaskan bahwa titik A letaknya dekat dengan
sisi site dan jika dari arah Utara pencapaiannya terlalu jauh, serta lebih susah dilihat jika dari arah Selatan. Titik B berada pada bagian tengah, letaknya
menunjukkan arah pandang orang dari gedung pertemuan maha vihara, serta pemukiman home industry. Lebih mudah dicapai baik dari arah Selatan maupun
Utara. Sementara itu pengunjung juga dapat di arahkan untuk menikmati bangunan terlebih dahulu sebelum masuk. Sedangkan titik C merupakan
kebalikan dari titik A, dimana pencapaian dari arah Selatan terlalu jauh, dari arah Utara lebih susah dilihat dan dikenali.
Dari penilaian ketiga titik alternatif perletakkan ME tersebut dapat disimpulkan titik yang paling sesuai digunakan sebagai Main Entrance ME
adalah pada titik B sebagai pertimbangan alternatif pencapaian dari arah Utara dan Selatan.
Gambar 4.3. Respon Desain Alternatif Perletakkan ME Sumber : Analisa Penulis, 2013
4.1.2 Analisa Iklim
Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Gambar berikut menggambarkan orientasi matahari, arah angin dan curah
hujan pada lokasi site.
B
Perletakan Main
Entrance
78
Gambar 4.4. Data Orientasi Matahari, Arah Angin dan Curah Hujan pada site. Sumber : Analisa Penulis, 2013
Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Berikut adalah penjelasannya :
a. Orientasi Matahari Orientasi matahari pada dasarnya dari arah Timur ke Barat. Site yang
berada di lokasi ini arah hadapnya adalah ke sebelah Timur. Hal ini merupakan salah satu keuntungan dari site ini, namun dalam perancangan tetap perlu
memperhatikan orientasi matahari dan suhu rata-rata di lokasi ini. Sehingga dapat diciptakan suatu desain yang mampu memberi kenyamanan bagi
pengguna bangunan. Sisi Barat merupakan daerah yang paling panas, karena sisi Barat paling
banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu dalam perancangan nantinya bagian Barat tidak dapat digunakan sebagai zona atau bangunan utama, karena
tingkat kenyamanannya kurang. Zona yang paling sesuai diletakkan di sebelah Barat ini adalah zona servis. Selain itu semaksimal mungkin tidak ditempatkan
dinding yang terlalu lebar pada sisi ini, karena udara panas dapat diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang ada
di dalam ruangan. Arah
pergerakan angin
Air hujan Arah
pergerakan matahari
79 Untuk mengurangi panas dan sinar matahari yang berlebih pada dinding
bangunan yang menghadap ke sisi barat sebaiknya tidak diberi bukaan yang terlalu lebar. Selain itu dapat digunakan kisi-kisi berupa bidang garis dan
kanopi. Panas matahari juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi berupa pohon-pohon tinggi dan rindang. Dengan adanya pohon-pohon yang
tinggi panas matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan.
Sehingga bangunan-bangunan yang butuh kenyamanan dapat diletakkan pada bagian Timur dan Selatan, seperti bangunan utama yang fungsinya sebagai
fasilitas utama. Sementara itu dapat digunakan bukaan-bukaan lebar yang mengarah ke Timur dan Selatan, sehingga ruang-ruang yang membutuhkan
pencahayaan cukup dapat dipenuhi namun tetap memberi kenyamanan.
Gambar 4.5. Respon Desain Orientasi Matahari Sumber : Analisa Penulis, 2013
b. Pergerakan Angin Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin lokal.
Pada musim hujan, angin musim bertiup dari arah barat laut-tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara-barat laut. Sedangkan untuk angin local
adalah angin dipengaruhi kepadatan bangunan sekitarnya. Angin lokal ini tidak Zona
service
80 terlalu berpengaruh pada site, karena site dikelilingi oleh bangunan sekolah dan
perumahan yang mempunyai ketinggian antara satu hingga dua lantai. Untuk mengantisipasi adanya angin, maka dalam site perancangan perlu
adanya vegetasi berupa pohon. Agar angin yang masuk ke dalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site
menjadi sejuk.
c
Gambar 4.6. Respon Desain Pergerakan Angin Sumber : Analisa Penulis, 2013
c. Curah Hujan Wilayah Trowulan memiliki tingkat kelembaban dan curah hujan yang
tinggi. Hujan terjadi hampir sepanjang tahun di iklim tropis. Hanya 4 bulan dalam satu tahun yang memiliki curah hujan sedikit, yaitu Bulan Agustus
sampai November. Curah hujan yang paling sedikit ada pada Bulan Agustus dengan nilai 4.5 mm. Sementara pada bulan-bulan yang lain memiliki curah
hujan yang cukup tinggi. Curah hujan yang paling tinggi ada pada Bulan Desember dengan nilai 393 mm. Untuk mengatasai curah hujan yang tinggi,
maka bangunan sebaiknya menggunakan atap miring yang sesuai untuk daerah tropis.
Karena daerah ini merupakan daerah yang rawan banjir, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan pembutan saluran air atau drainase dari dalam
Arah pergerakan
angin
81 site yang di arahkan ke riool kota. Sementara itu juga perlu diperhatikan
ketinggian bangunan, sehingga jika terjadi banjir air tidak akan sampai masuk ke dalam site maupun bangunannya.
Gambar 4.5. Respon Desain Curah Hujan Sumber : Analisa Penulis, 2013
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar