Analisa Lingkungan Sekitar Analisa Zoning

81 site yang di arahkan ke riool kota. Sementara itu juga perlu diperhatikan ketinggian bangunan, sehingga jika terjadi banjir air tidak akan sampai masuk ke dalam site maupun bangunannya. Gambar 4.5. Respon Desain Curah Hujan Sumber : Analisa Penulis, 2013

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar

Dalam analisa lingkungan sekitar akan dijelaskan, diuraikan, digambarkan dan ditetapkan potensi-potensi lingkungan sekitar secara visual view dan bangunan sekitar yang potensial, yang dapat dijadikan orientasi. a. Analisa view terhadap site. - View ke Luar Keadaan lingkungan sekitar site dimanfaatkan sebagai pemandangan yang dapat dilihat oleh pengguna bangunan, karena area disekitar merupakan area pemukiman dan persawahan. Sementara itu sebelah selatan adalah merupakan maha vihara. Sehingga tidak perlu adanya banyak bukaan yang mengarah ke luar site. Arah hadap setiap bangunan sebaiknya lebih diarahkan ke ruang dalam site, sehingga perlu adanya penyelesaian yang menarik pada ruang terbukanya. Seperti membuat taman dan pemberian tanaman dan pohon-pohon yang dapat memperindah ruang terbukanya, - View ke Dalam Air hujan dialirkan ke riool kota Air hujan 82 View ke dalam paling banyak didapatkan dari arah pemukiman home industry, dan dari site seberang yaitu gedung pertemuan, pada sisi timur tapak. Sehingga orientasi bangunan penerima dapat ke arah Timur, agar orang yang berada di luar site dapat melihat dan mengenali adanya bangunan ini. Gambar 4.6. Analisa Lingkungan Sekitar Sumber : Analisa Penulis, 2013

4.1.4. Analisa Zoning

Analisa zoning dapat didasarkan oleh hasil analisa kebisingan, kebisingan tertinggi dihasilkan dari arah pemukiman home industry. Kebisingan sedang dihasilkan dari pemukiman warga sekitar dan maha vihara. Sedangkan kebisingan rendah dihasilkan oleh kawasan persawahan pada bagian utara-barat site. Keterangan : View dari dalam keluar View dari luar kedalam View baik View sedang View menarik 83 Gambar 4.8. Analisa Kebisingan Sumber : Analisa Penulis, 2013 Bagian yang berbatasan area dengan tingkat kebisingan tinggi dapat digunakan sebagai zona publik, dengan pertimbangan area publik tidak mengalami masalah jika berdekatan dengan area kebisingan. Bagian Timur dan Selatan yang berbatasan area dengan kebisingan sedang dapat digunakan sebagai zona semi publik. Sedangkan pada bagian yang berbatasan area dengan tingkat kebisingan rendah dapat digunakan sebagai zona privat dengan pertimbangan bahwa zona privat membutuhkan ketenangan, terutama wisma pengunjung. Perletakkan zoning dapat dilihat pada gambar 4.9. berikut ini. Keterangan : = Tingkat kebisingan tinggi = Tingkat kebisingan sedang = Tingkat kebisingan rendah Keterangan : : Zona Publik : Zona Semi Publik : Zona Privat Gambar 4.9. Respon Desain Kebisingan Perletakan Zonning. Sumber : Analisa Penulis, 2013 84 4.2. Analisa Ruang 4.2.1. Organisasi Ruang