Pameran A. Tahapan Proses Pengecoran Casting

17 adalah terjadinya cacat yang mungkin terjadi selama proses pengecoran. Prosesnya yaitu mengamati benda hasil pengecoran, mencari cacat yang terjadi, mencari penyebab cacat yang terjadi selama proses pegecoran, serta memberikan penyelesaian cara mengatasinya. Evaluasi ini dilakukan untuk dapat digunakan sebagai antisipasi pada proses pengecoran berikutnya agar tidak terjadi lagi kesalahan atau cacat pada benda hasil pengecoran.

2.1.2.1.2 Pameran A.

Dasar Hukum Dasar hukum untuk kegiatan pameran terdapat dalam UU No 990 tentang kepariwisataan pasal 14 dimana disebutkan bahwa Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan intensif dan Pameran meliputi Jasa Perencanaan , Penyediaan fasilitas, jasa dan pelayanan, jasa penyelenggaraan konvensi, perjalanan intensif dan pameran. Keputusan Menteri Porpostel No. 6UIV1992 tentang Ketentuan dan Pelaksanaan Jasa Konvensi Perjalanan Intensif dan Pameran

B. Jenis- jenis Pameran

Jenis-jenis pameran yang biasa diadakan, yaitu : v Pameran Konvensi: Pameran dimana penyelenggaranya berkaitan dengan suatu konvensi atau konferensi. Dimana tempat dan waktunya bersamaan dengan dilakukannya kegiatan konferensi tersebut. Pameran ini tidak terbuka untuk umum, hanya untuk peserta konferensi dan undangan khusus. v Pameran Umum: Pameran-pameran untuk masyarakat umum. Pameran ini dapat diselenggarakan oleh perorangan, badan usaha, instansi pemerintah ataupun perusahaan penyelenggara pameran. v Pameran Khusus: Pameran yang hanya memamerkan satu jenis atau kategori barang atau produk yang sifatnya temporer dan incidental. v Pameran Tunggal: Pameran yang diselenggarakan oleh dan hanya satu badan usaha, perorangan atau instansi pemerintah. Ditinjau dari jenis produk yang dipamerkan, pameran dibedakan atas: 18 Industrial Exhi bition Consumer Exhibition

C. Materi Pameran

Materi pameran dapat dikategorikan dalam 2 bagian yaitu : 1. Produk yang dipamerkan Produk-produk seni dan hasil kerajinan tangan • Lukisan • Tembikar • Batik • Cor logam 2. Stan Pameran Layout Pameran • Ruang-ruang yang luas dan fleksibel • Ruang panel pameran yang diatur sesuai kebuthan namun tetap memperhatikan estetika • Pencahayaan dan pengkondisian udara pada ruang pameran yang mendukung kegiatan pameran. • Sirkulasi ruang pamer yang mengalir dan dinamis. Gambar 2.4. Standar Alur Sirkulasi Ruang Pamer DA Berikut adalah gambar alur sirkulasi dan standar layout denah ruang pamer : 19 Gambar 2.5 Alur Sirkulasi dan Layout Denah Area Pamer Sumber: Data Arsitek Batasan-batasan • Beban lantai yang diizinkan • Batasan besaran ruang yang tersedia • Pertimbangan ekonomi bagi luasan ruang • Pertimbangan ekonomi di dalam perencanaan dan perancangan bangunan. 1 Kenyamanan pandangan Dasar pertimbangan Sudut pandang pada potongan vertical manusia tidak simetris lebih besar ke bawah, karena mata lebih banyak berorientasi ke bawah : • Batas standart pengamatan terhadap obyek ke bawah adalah 40º, ke atas 30º • Batas terjauh untuk pandangan mata bergerak ke tepi adalah 70º, ke atas 50º Dasar penglihatan manusia berdasarkan potongan horizontal adalah simetris : • Batas standart pengamatan terhadapa obyek kesamping adalah 15º, maksimal 30º untuk kepala diam • Batas terjauh untuk pandangan mata bergerak ke tepi adalah 100º dan minimal 40º Dasar penglihatan dengan potensi mata simetris : • Batas standart pengamat terhadap obyek adalah 30º -30º kepala diam 20 • Batas standart pengamat terhadap obyek maksimum adalah 62º -62º kepala diam Batas kenyamanan gerak pengamat maksimal 45º - 45º Analisa jarak pengamatan obyek 2D • Pengamatan vertical Gambar 2.6. Jarak Pengamatan Vertical Obyek 2D Sumber : Data Arsitek JP = T Tg 30 + Tg 40 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2 Keterangan : JP = Jarak pengamatan S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi pamer dengan plafond 45º • Pengamatan horizontal 21 Gambar 2.7. Jarak Pengamatan Horisontal Obyek 2D Sumber : Data Arsitek JP = T Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2 Keterangan : JP = Jarak pengamatan S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi pamer dengan plafond 45º Luas area pengamatan = JPerpanjang + S x L + 50, 50cm = jarak antar koleksi Gambar 2.8. Luas Area Pengamatan Objek 2D Sumber : Data Arsitek Analisa jarak pengamatan obyek 3D • Pengamatan vertical Gambar 2.9. Jarak Pengamatan Vertikal Obyek 3D Sumber : Data Arsitek JP = T Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2 Keterangan : 22 JP = Jarak pengamatan S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi pamer dengan plafond 45º Pengamatan horizontal Gambar 2.10. Jarak Pengamatan Horizontal Obyek 3D Sumber : Data Arsitek 23 JP = T Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2 Luas area pengamatan = π x ½L + JP + S²

D. Sirkulasi

Sirkulasi selain sebagai arah gerak dalam bangunan juga dapat menjadi pendukung kegiatan rekreasi, karena dalam sirkulasi, user dapat menikmati taman yang berada di disekitar kegiatan utama dan kegiatan penunjang kegiatan edukasi. Jenis sirkulasi menurut Francis D.K Ching dalam buku ”Arsitektur, bentuk, ruang dan susunannya” yaitu : 1. Sirkulasi linier • Garis gerak yang sinambung pada satu arah lebih • Karakter formal, kaku dan informatif Gambar.2.11 Sirkulasi Linier 2. Sirkulasi grid • Gerak bebas dalam banyak arah yang berbedaan • Karakter : formal, monoton, halus dan tidak rekreatif Gambar 2.12. Sirkulasi Grid 3. Sirkulasi radial • Berpusat pada satu titik pusat yang fungsional • karakter : mudah, terkoordinir, informatif dan rekreatif 24 Gambar 2.13. Sirkulasi radial 4 Sirkulasi melingkar • Gerak melingkar sesuai dengan kondisi tapak • Karakter : kaku, mudah dan rekreatif Gambar 2.14. Sirkulasi Melingkar

D. Ketinggian Ruang

Suatu museum atau ruang pamer mempunyai luasan dan ketinggian langit-langit yang spesifik terhadap obyek yang dipamerkan yang dijabarkan dalam tabet berikut : Tabel 2.1 Luasan dan Ketinggian Ruang Pamer Tipe galeri Luas lantai m2 Ketinggian langit- langit m Galeri ukuran kecil - Master print dan gambar kuno - Dokumen arsip Perhiasan - Seni dekoratif kecil - Artefak kecil - Diorama miniatur Permata dan mineral Serangga dan hewan renik 27.8 - 83.6 2.74 – 3.35 Galeri ukuran sedang - Lukisan abad 14- 19 - Patung tradisional 92.9 – 185.8 3.35 – 4.26 25 - Funiture - Seni dekoratif - Benda bersejarah - Artefak ukuran sedang - Benda-benda scientific - Galeri interaktif - Pameran temporer Galeri ukuran besar - Galeri inti dikelilingi galeri kecil - Lukisan barok - Lukisan dan patung abad 21 - Pameran temporer Sejarah perindustrian Rekonstruksi arsitektural Rekonstruksi sejarah Diorama besar Sejarah alam dinosaurus, paus 185.9 – 464.5 4.2 – 6.09 Sumber : Architectural Graphic Standarts, 1994

2.1.2.2 Klasifikasi Pemakai

Klasifikasi pemakai ditetapkan berdasarkan tujuan utama pemakai fasilitas yang direncanakan, sehingga dapat diketahui tingkat kepentingannya. Dalam perencanaan fisik dibagi dalam: 1. Karyawan atau pegawai atau staff SPGSPB, Tour Guide, pengelola, administrasi, konsutan. 2. Pengunjung laki-laki maupun perempuan tanpa ada batasan usia, sebagai pemakai fasilitas dan tamu. 26

2.1.3 Studi Kasus Obyek