Pendekatan Permasalahan Tema Rancangan

95

BAB V KONSEP RANCANGAN

5.1 Tema Rancangan

Dengan mengedepankan kelompok-kelompok fasilitas yang akan dirancang nantinya, Wisata Kerajinan Logam Bejijong ini di rancang dengan menggunakan penekanan tatanan massa massa bangunan kompleks.

5.1.1 Pendekatan Permasalahan

Desa Bejijong terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang merupakan bagian cagar budaya Majapahit. Di Bejijong terdapat situs cagar budaya yaitu : Candi Brahu, Candi Genthong, Siti Hinggil dan terdapat Maha Vihara Majapahit. Desa Bejijong dikenal sebagai salah satu sentra penghasil kerajinan cor kuningan di Indonesia. Sekitar 65 warga Desa Bejijong bermata pencaharian sebagai perajin cor kuningan. Karya-karya kerajinan hasil perajin dari Desa Bejijong telah memenuhi pasar kerajinan di seluruh Indonesia bahkan telah menembus pasar ekspor. Selain kerajinan cor kuningan yang bersifat produk massal, patung-patung karya perajin Desa Bejijong telah menghiasi berbagai tempat di dunia seperti di Australia, Singapura, Belanda, maupun Italia. Keterbatasan dalam menginformasikan, memasarkan dan memamerkan serta terdapat outlet-outlet yang tersebar dan acak menjadi kendala tersendiri bagi para perajin. Masyarakat Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang merupakan komunitas perajin tradisional cor kuningan yang telah menjalankan aktivitas karya secara turun temurun. Selama ini para perajin hanya menggunakan mekanisme pengaturan sendiri self regulation untuk menjaga keteraturan sosial dalam praktek berkerajinan sehari-hari. Namun seiring dengan perkembangan zaman, perajin Desa Bejijong kemudian merasa khawatir atas hasil karya-karyanya yang dijual ke pasaran tanpa perlindungan hukum. Dengan inisiatif beberapa elemen pemerintah desa, mereka menerbitkan ‘Undang- Undang Perlindungan Hak Cipta Pengrajin Patung Desa Bejijong Nomor 6 Tahun 2004’ yang substansinya berasal dari kesepakatan bersama komunitas perajin 96 Desa Bejijong. Peraturan tersebut dibuat antara lain untuk menjamin dan menumbuhkan kreativitas para perajin di Desa Bejijong. Selain kehidupan dan peninggalan masa lalu situs Majapahit, Keberadaan Vihara Budhis Sleeping menunjukkan rasa toleransi dan kerukuan antar umat bergama di Desa Bejijong terbangun dengan mesra dan terjalin dengan baik. Rasa saling hormat menghormati masing-masing dapat tumbuh dengan baik tanpa mengorbankan akidah masing-masing. Identitas peninggalan masa lalu itu adalah kelanjutan proses akulturisasi antara budaya Hindu-India dengan budaya Jawa- Kuno Shiwa Budha pada masa lalu dengan budaya Islam yang berkembang saat ini. Disamping itu gelar seni dan budaya kesenian lokal serta kuliner khas Trowulan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Dengan adanya seluruh potensi yang ada di Desa Bejijong maka selayaknya perlu adanya hak kesadaran bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga aset warisan sejarah dan budaya Majapahit baik secara wujud fisik maupun historisnya. Kurokawa 1988 mengatakan, bahwa ada dua jalan pemikiran mengenai sejarah dan tradisi. Pertama, adalah sejarah yang dapat kita lihat seperti, bentuk arsitektur, elemen dekorasi, dan simbol-simbol yang telah ada pada kita. Kemudian yang kedua, adalah sejarah yang tidak dapat kita lihat seperti, sikap, ide-ide, filosofi, kepercayaan, keindahan, dan pola kehidupan.

5.1.2 Penentuan Tema Rancangan