Metode Teknik Penelitian PENDAHULUAN

35 sekitaran Depok, Sleman. 30 Sementara 10 orang konsumen umum merupakan pelanggan Dedi yang dijumpai saat mereka berbelanja di gerai. Sedangkan 10 orang pedagang yang dimaksudkan merupakan pedagang pakaian bekas yang dipilih secara acak dari 57 gerai yang ada.

G. Pokok-pokok Gagasan dan Sistematika Penyajian

Tesis ini diorganisasikan ke dalam lima bab. Masing-masing bab memuat pokok-pokok gagasan dan target yang hendak dicapai dalam setiap pembahasan. Bab I merupakan pendahuluan. Pada bagian ini dikemukakan informasi umum seputar orientasi atas masalah pokok yang akan dikaji; alasan pemilihan tema kajian; kedudukan, arah dan sasaran kajian; strategi dan pendekatan yang akan dipergunakan untuk mengupas permasalahan yang telah ditetapkan; serta tahap- tahap peyajian hasil penelitian. Secara formal penelitian ini dikemukakan ke dalam latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teroretik- konseptual, tinjauan pustaka, metode dan teknik penelitian, serta diakhiri dengan mengemukakan pokok-pokok gagasan dan sistematika penyajian. Bab II memaparkan persoalan tentang penggunaan pakaian bekas dalam masyarakat Yogyakarta pada umumnya. Secara umum uraian dimaksudkan untuk menjelaskan tentang ruang lingkup scope penggunaan pakaian bekas dalam masyarakat. Sementara secara khusus uraian dimaksudkan untuk menjelaskan 30 Untuk menjaga ketidaknyamanan yang barangkali muncul setelah penulisan keterangan ini, di samping karena kesepakatan antara penulis dan para responden, berkenaan dengan nama pondokan dan identitas responden sengaja disamarkan atau disebutkan dalam inisial. Dalam tradisi akademis, khususnya ilmu sosial humaniora seperti sosiologi, antropologi, dan sejarah, hal yang demikian ini bisa dibenarkan. 36 beberapa hal yang berhubungan dengan latar belakang, alasan dan motif ngrombeng, nilai yang melekat pada rombengan dan masih dipertahankan pengguna konsumen, dan bagaimana pakaian bekas diperagakan para penggunanya di tengah masyarakat. Mengingat penggunaan pakaian bekas dalam masyarakat sudah sedemikian rupa mengalami banyak perubahan, untuk mendapatkan gambaran tentang perubahan yang terjadi secara lebih memadai, uraian selanjutnya dikerangkakan dalam sebuah komparasi atau perbandingan historis. Bab III memaparkan informasi tentang seluk beluk perdagangan pakaian bekas dalam masyarakat Yogyakarta. Secara umum uraian dimaksudkan untuk menggambarkan scope kemungkinan atau pilihan yang ditawarkan oleh pasar atau perdagangan pakaian bekas di Yogyakarta. Untuk keperluan ini uraian akan mengeksplorasi soal intensitas, keluasan cakupan, dan sebaran pakaian bekas dalam masyarakat Yogyakarta. Sebagai bahan pendukung, akan dikemukakan data tentang jumlah, area, wilayah, dan sebaran perdagangan pakaian bekas di Yogyakarta. Secara khusus uraian dimaksudkan untuk melihat pelbagai properties atau identitas pakaian bekas yang disebarluaskan lewat perdagangan dan respons konsumen terhadapnya. Sebagai dukungan informasi, akan disampaikan data tentang mode, model, kekhususan penggunaan, kekhususan pengguna, corak atau motif, warna, dan merk brands yang digemari konsumen, dan data konsumen atau pembeli. Bab IV merupakan analisis. Bagian ini membahas tentang pembentukan identitas dan subjektivitas pengguna pakaian bekas yang terjadi lewat proses konsumsi. Paparan difokuskan pada persoalan produksi identitas dan subjektivitas sebagaimana dialami oleh para pengguna pakaian. Pembahasan akan dibagi menjadi dua bagian. Terkait dengan persoalan identitas, akan dikupas tentang proses 37 identifikasi dan identitas yang dihasilkan dari pengguna pakaian bekas. Untuk keperluan ini akan dikemukakan dasar pertimbangan dan putusan pengguna dalam mengkonsumsi pakaian bekas. Terkait dengan subjektivitas akan dibahas proses pembentukan subjektivitas dan subjek lewat konsumsi dan pemaknaanya secara sosial. Untuk keperluan ini akan dikemukakan tiga hal: identifikasi, transfigurasi atas sosok atau penampilan para konsumen yang diolah dan dihasilkan lewat penggunaan pakaian bekas; dan melihat tarik ulur atau proses negosiasi yang terjadi selama proses tersebut. Bab V merupakan penutup uraian. Pada bagian awal uraian akan dikemukakan kembali pokok-pokok pikiran dan penjelasan sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya berdasarkan pada rumusan permasalahan yang telah ditetapkan. Sementara pada bagian penghujung uraian akan disampaikan benang merah atau kesimpulan atas keseluruhan pembahasan sebagaimana telah dikemukakan dalam setiap bab sebagai satu kesatuan pemahaman.