Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan
22
a Dalam menggerakkan bawahan sistem perintah yang lebih sering
dipergunakan, b
Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
c Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan,
d Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan,
e Sukar menerima kritikan dari bawahannya,
f Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut:
a Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap
terlalu melindungi
overly protective
, b
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan,
c Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif, d
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya,
e Sering bersikap maha tahu.
23
4. Tipe Kharismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki kharisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat banyak,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Kurangnya pengetahuan tentang
sebab seseorang menjadi pemimpin yang kharismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin seperti ini diberkahi dengan kekuatan gaib
supra natural powers
. Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk pemimpin tipe kharismatik.
5. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratis yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
a Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia didunia, b
Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya,
c Senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya,
24
d Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
team work
dalam usaha mencapai tujuan,
e Ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya
untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, f
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses, g
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Sedangkan Robbins 2006 mengidentifikasi empat jenis gaya
kepemimpinan antara lain: 1.
Gaya Kepemimpinan Kharismatik Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik
atau yang luar biasa ketika mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik pokok pemimpin
kharismatik: a
Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap masa depan lebih baik daripada status quo, dan mampu
mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami oleh orang lain. b
Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh resiko personal tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam
pengorbanan diri untuk meraih visi.
25
c Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secara realistis
kendala lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat perubahan.
d Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik
perseptif sangat pengertian terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
e Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam
perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma. 2.
Gaya Kepemimpinan Transaksional Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Gaya kepemimpinan transaksional
lebih berfokus pada hubungan pemimpin bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat karakteristik
pemimpin transaksional: a
Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.
b Manajemen berdasar pengecualian aktif: melihat dan mencari
penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan. c
Manajemen berdasar pengecualian pasif: mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi.
26
d
Laissez Fair
: melepas tanggung jawab, menghindari pembuatan keputusan
3. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikut.
Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan- persoalan dengan membantu mereka memandang masalah lama
dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi
mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional:
a Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan
kebanggaan, meraih penghormatan dan kepercayaan b
Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting
secara sederhana. c
Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara hati-hati
d Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi,melayani
karyawan secara pribadi, melatih dan menasihati.
27
4. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel dan menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi
yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai kekuatan besar sehingga
bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa depan dengan membangkitkan
keterampilan, bakat,
dan sumber
daya untuk
mewujudkannya. Menurut Nawawi dan Hadari 1995: 83 menjelaskan bahwa gaya
kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu: 1
Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien, agar mampu mewujudkan tujuan secara
maksimal. Pemimpin dalam pola ini memiliki keinginan dan tekad yang
besar untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas - tugasnya tanpa campur tangan orang lain. Pemimpin menghendaki para anggotanya
untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dan fokus terhadap tugas tersebut dengan tidak mencampuri tugas yang diberikan kepada
karyawan lain. Pemimpin berasumsi apabila setiap anggota menjalankan dan menyelesaikan tugas dengan baik maka tujuan
utama organisasi atau perusahaan akan dengan mudah tercapai
28
2 Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hubungan kerja
sama. Pemimpin berkeinginan dan mengutamakan agar setiap
anggotanya dapat menjalin kerja sama dalam melaksanakan tugas - tugasnya. Karyawan dituntut untuk mampu bekerja sama baik dengan
atasan atau pemimpin maupun dengan karyawan lain. Pemimpin berkeyakinan bahwa dengan kerja sama yang baik semua tugas dapat
terselesaikan dengan maksimal dan perusahaan dapat berkembang dengan baik.
3 Gaya kepemimpinan yang berpola mementingkan hasil yang dapat
dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok atau organisasi. Pemimpin menaruh perhatian yang besar dan menuntut
anggotanya untuk berprestasi. Pemimpin berpandangan bahwa hasil yang
dicapai adalah
gambaran dari
baik atau
buruknya kepemimpinannya. Cara untuk mencapai hasil tersebut tidak
diperhatikan karena yang terpenting dalam pola kepemimpinan ini adalah hasil bukan proses.