Gambar 2. Struktur chitosan Pardosi, 2008.
Berdasarkan sifat fisika dan kimia yang dimilikinya, chitosan banyak digunakan dalam bidang farmasi, produk kosmetik, penyaringan air, perawatan
kulit, dan perlindungan tanaman. Selain itu, chitosan dapat juga digunakan sebagai pasta gigi, pencuci mulut, dan permen karet kunyah. Hal ini karena
chitosan dapat menyegarkan nafas, mencegah terjadinya plak pada mulut, dan
mencegah kerusakan gigi. Dalam bidang teknologi jaringan, chitosan dan turunannya diaplikasikan sebagai penutup luka, sistem pengiriman obat, dan
pengisi implant Kumar, et.al, 2004.
G. Karakteristik Chitosan
Chitosan merupakan padatan putih yang tidak larut dalam air, pelarut
organik, alkali, dan asam mineral, dalam berbagai kondisi. Chitosan larut dalam asam formiat, asam asetat, dan asam organik lainnya dalam keadaan dipanaskan
sambil diaduk. Chitosan larut dalam asam mineral pekat, apabila dalam kondisi yang bagus diperoleh dalam bentuk endapan. Namun dengan asam nitrat, chitosan
yang terbentuk adalah chitosan nitrat yang sukar larut Manskaya, dan Drodzora, 1968. Pelarut yang paling sering digunakan adalah CH
3
COOH. Menurut Sugita 2009, kelarutan chitosan yang paling baik adalah dalam larutan asam asetat 2.
Kelarutan chitosan dalam pelarut asam anorganik adalah terbatas. Chitosan
dapat larut dalam HCl 1 tetapi tidak larut dalam asam sulfat dan asam
fosfat. Stabilitas larutan chitosan pada pH diatas tujuh adalah rendah akibat dari pengendapan ataupun pembentukan gel yang terjadi pada range pH alkali. Larutan
chitosan membentuk kompleks poli-ion dengan hidrokoloid anionik dan
menghasilkan gel Nadarajah, 2005. Parameter lain yang berpengaruh pada sifat chitosan adalah berat
molekul BM dan derajat deasetilasi DD. Derajat deasetilasi menunjukkan berkurangnya gugus asetil dari chitin menjadi gugus amino pada chitosan.
Penentuan DD dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti titrimetri HBr, spektroskopi IR, FDUV-spektrofotometri, X-Ray Diffraction dan spektroskopi
1
H NMR. Penentuan DD dengan spektroskopi IR dilakukan dengan metode base line.
Berikut ini rumus untuk perhitungan DD seperti ditunjukkan oleh Persamaan 1. DD =
……………………………………………... 1 Keterangan:
DD = Derajat Deasetilasi A
1655
= absorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm
-1
yang menunjukkan serapan karbonil dari amida.
A
3450
= absorbansi pada bilangan gelombang 3450 cm
-1
yang menunjukkan serapan hidroksil dan digunakan sebagai standar internal.
Faktor 1,33 merupakan nilai perbandingan untuk chitosan terdeasetilasi
100 Khan, Peh dan Chang, 2002.
H. Gliserol