g. Uji kristalinitas dengan alat X-Ray Diffraction XRD. Uji XRD ini dilakukan dengan memakai instrumen X-Ray Diffraction yang dilakukan
di Laboratorium XRD, Jurusan Teknik Geologi UGM. Langkah- langkahnya adalah lembaran film dipotong dengan ukuran 2x2 cm.
Sampel tersebut kemudian dipasang di sample holder dan sampel diusahakan rata di atas sample holder. Selanjutnya pendingin alat XRD
dihidupkan dan instrumen XRD dihidupkan lalu diatur kondisi alat dengan sudut putar 2
θ = 2° sampai 80°, scan step = 0,04 dan scan speed = 4 °menit serta tegangan dan arus pada instrumen disesuaikan dengan
standard measurenment dari instrumen dan dirotasikan agar benar-benar
terorientasi secara acak. Hasil uji ini berupa difraktrogram hubungan antara intensitas dan sudut 2θ.
13. Sterilisasi Produk
Produk biomaterial yang sudah dikeringkan serta membran chitosan yang telah dibuat lalu dipotong menjadi beberapa bagian dengan ukuran 1x1
cm lalu dimasukkan ke dalam cawan petri dan selanjutnya dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilisasi dengan suhu 121
C selama 15 menit. Setelah disterilisasi, produk biomaterial ini siap digunakan.
14. Orientasi Penyembuhan Luka Secara Normal
Hewan uji dicukur bulunya terlebih dahulu hingga bersih dengan alat cukur steril kemudian hewan uji ditimbang. Setelah ditimbang, hewan uji lalu
diberi ketamine dan xylazine secara intra peritonial. Dosis ketamine dan xylazine
yang digunakan adalah dosis yang dapat menimbulkan efek anastesi
pada hewan uji. Setelah hewan uji teranastesi maka dibuat luka eksisi menggunakan seperangkat gunting bedah steril pada lapisan kulit hewan uji
yang digunakan hingga ini membentuk luka eksisi dengan kedalaman tertentu dengan diameter kurang lebih satu cm. Luka yang terbentuk lalu diamati
perhari selama empat belas hari untuk menentukan lamanya aplikasi dari perlakuan pemberian biomaterial pada hewan uji.
15. Pengelompokkan Hewan Uji
Dipilih 24 hewan uji yang diambil secara acak lalu dikelompokkan menjadi empat kelompok hari perlakuan, yaitu kelompok perlakuan 1, 3, 5
dan 7 hari. Kemudian pada tiap –tiap hewan uji dibuat luka pada bagian
punggung untuk pengamatan kelompok selulosa bakteri+gliserol+chitosan, kontrol
positif, dan
kontrol negatif.
Pada kelompok
selulosa bakteri+gliserol+chitosan, luka hewan uji ini ditutup dengan sediaan
biomaterial yang telah dibuat dan ditutup lagi dengan hepafix pada bagian atas dari sediaan biomaterial ini agar tidak mudah lepas dan penutup pada
luka ini dibuka pada hari yang telah ditentukan sebelumnya. Pada kontrol negatif, luka hewan uji ini hanya ditutup dengan hepafix dan penutup pada
luka ini dibuka pada hari yang telah ditentukan sebelumnya. Pada kontrol positif, luka pada hewan uji ini ditutup dengan membran chitosan dan ditutup
lagi dengan hepafix pada bagian atas dari sediaan biomaterial ini agar tidak mudah lepas.
16. Pembuatan Luka pada Hewan Uji