12. Analisis Karakteristik Biomaterial
a. Analisis sifat fisik secara makroskopis dan organoleptis. Analisis ini meliputi pengamatan dari warna, tekstur, bentuk dan transparansi dari
masing-masing sampel. b. Analisis gugus fungsi menggunakan instrumen FT-IR. Analisis ini
menggunakan seperangkat alat FTIR dan dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA UGM. Langkah-langkahnya adalah
lapisan tipis atau pelikel yang diperoleh dari hasil fermentasi dijepit pada tempat sampel kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar inframerah.
Hasilnya akan direkam ke dalam kertas berskala berupa alur kurva bilangan gelombang terhadap intensitas.
c. Analisis morfologi menggunakan instrumen SEM. Foto permukaan diukur ini menggunakan instrumen SEM. Uji ini dilakukan di
Laboratorium SEM di Pusat Balai Konservasi Candi Borobudur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut material sampel dipotong
sedemikian rupa, lalu sampel diberi dobel tape karbon kemudian sampel ditempatkan di atas tempat sampel yang terbuat dari tembaga. Sampel
disepuh dengan dengan emas coating dengan alat ion coater selama kurang lebih 5 menit yang sebelumnya dilakukan proses pemvakuman.
Selanjutnya sampel dimasukkan ke unit electron gun melalui bilik pergantian sampel. Kemudian sampel diset dengan bantuan microstage
sampai mendapatkan fokus yang tepat. Tombol utama pada posisi ON dan diset detector Accelerate voltage set, 20 kilo volt.
d. Analisis sifat mekanik. Analisis ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi 1, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Sampel material yang telah dikeringkan dipotong dengan ukuran 11 cm x 2 cm. Hasil potonganspesimen dimasukkan ke dalam
pemotong dumbble dan dilakukan pencetakan bentuk. Kemudian dilakukan pemotongan sesuai pola yang terbentuk pada sampel. Lalu
sampel diukur ketebalannya dengan mikrometer Mitutoyo lalu kedua sisi hasil pemotongan ini lalu dikaitkan pada Universal Testing Machine.
Aktifkan program Test Zwick. Power dan panel pada posisi ON. Isikan data sampel sesuai ukuran standar. Spesifikasi alat yang digunakan yaitu
memakai pisau dengan standar ASTM. Lalu alat dinyalakan dan diset dengan test speed = 10 mmmin lalu spesimen diamati sampai putus,
pengujian dihentikan ketika spesimen sudah putus. Data yang diperoleh berupa persen perpanjangan percent elongation, kuat tarik tensile
strength dan F max.
e. Uji sifat termal dengan alat Differential Thermal Analysis DTA. Uji dengan Differential Thermal Analysis ini dilakukan di Balai Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta. Sebanyak ± 15 mg sampel yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam krus tempat sampel yang sebelumnya
telah diisi sedikit oleh alumina standar yang diproduksi oleh Perkin- Elmer
untuk analisis DTA-TGA dan dimasukkan pada tempat untuk meletakkan sampel dalam alat DTA-TGA analyzer. Lalu diisikan pula
alumina standar yang telah dimasukkan ke dalam krus dan diletakkan
pada bagian reference dalam alat DTA-TGA analyzer lalu pada instrumen ini dikalibrasi beratnya dengan menggunakan reference agar
diperoleh berat sampel yang diinginkan. Lalu kondisi alat ukur dioperasikan pada suhu 30-400
C dengan kecepatan pemanasan 10 C
per menit dan alat dinyalakan. Pada komputer, diatur ke program untuk membaca DTA lalu termogram DTA yang dihasilkan lalu dicetak dalam
kertas. f.
Uji sifat termal dengan alat Thermal Gravimetric Analysis TGA. Uji dengan Thermal Gravimetric Analysis ini dilakukan di Balai Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta. Sebanyak ± 15 mg sampel yang telah dikeringkan dimasukkan ke dalam krus tempat sampel yang sebelumnya
telah diisi sedikit oleh alumina standar yang diproduksi oleh Perkin- Elmer
untuk analisis DTA-TGA dan dimasukkan pada tempat untuk meletakkan sampel dalam alat DTA-TGA analyzer. Lalu diisikan pula
alumina standar yang telah dimasukkan ke dalam krus dan diletakkan pada bagian reference dalam alat DTA-TGA analyzer lalu pada
instrumen ini dikalibrasi beratnya dengan menggunakan reference agar diperoleh berat sampel yang diinginkan. Lalu kondisi alat ukur
dioperasikan pada suhu 30 -400
C dengan kecepatan pemanasan 10 C
per menit dan alat dinyalakan. Pada komputer, diatur ke program untuk membaca TGA lalu termogram TGA yang dihasilkan lalu dicetak dalam
kertas.
g. Uji kristalinitas dengan alat X-Ray Diffraction XRD. Uji XRD ini dilakukan dengan memakai instrumen X-Ray Diffraction yang dilakukan
di Laboratorium XRD, Jurusan Teknik Geologi UGM. Langkah- langkahnya adalah lembaran film dipotong dengan ukuran 2x2 cm.
Sampel tersebut kemudian dipasang di sample holder dan sampel diusahakan rata di atas sample holder. Selanjutnya pendingin alat XRD
dihidupkan dan instrumen XRD dihidupkan lalu diatur kondisi alat dengan sudut putar 2
θ = 2° sampai 80°, scan step = 0,04 dan scan speed = 4 °menit serta tegangan dan arus pada instrumen disesuaikan dengan
standard measurenment dari instrumen dan dirotasikan agar benar-benar
terorientasi secara acak. Hasil uji ini berupa difraktrogram hubungan antara intensitas dan sudut 2θ.
13. Sterilisasi Produk