Gambar 2. Proses Aterosklerosis
E. Rasio LDLHDL
Menurut Stapleton, Goodwill, James, Brock, and Frisbee 2010 obesitas diketahui dapat meningkatkan jumlah LDL. Umumnya orang yang mengalami
obesitas juga mengalami penurunan HDL. Hu et al. 2000 juga berpendapat bahwa abnormalitas profil lipid seperti peningkatan kadar LDL, rasio LDLHDL, dan
penurunan kadar HDL ditemukan pada individu yang obesitas. Keabnormalan profil lipid tersebut bertanggungjawab pada peningkatan resiko PJK.
National Heart Lung and Blood Institute 2002 dalam The National Cholesterol Education Programme, Adult Treatment Panel III menetapkan klasifikasi
LDL, HDL, dan rasio LDLHDL yang merupakan pedoman untuk interpretasi klinik hasil tes lipid darah sebagai berikut Tabel II dan III :
Tabel II. Klasifikasi Kolesterol LDL dan HDL mgdL NCEP ATP III, 2002
Klasifikasi LDL dan HDL mgdL
Kategori
LDL 100
100-129 130-159
160-189 ≥190
Optimal Mendekati Optimal
Garis batas level kolesterol-LDL tinggi Tinggi
Sangat Tinggi HDL
40 40-60
≥ 60 Rendah
Normal Tinggi
Rasio LDLHDL telah diakui sebagai prediktor resiko penyakit kardiovaskular lebih kuat daripada itu LDL atau HDL itu sendiri Grover et al.,
2003.
Tabel III. Rasio LDLHDL NCEP ATP III cit., Natalia, 2011
Resiko Rasio LDLHDL
Sangat Rendah 12 rata-rata 1,5
Resiko Rata-rata 1,5 - 3,2
Resiko Sedang 2x rata-rata 3,2 - 5,0
Resiko Tinggi 3x rata-rata 5,0 -
≤6,1
LANDASAN TEORI
Metode antropometri yang dapat digunakan untuk skrining terjadinya obesitas, antara lain BMI. Nilai BMI diperoleh dengan melakukan pengukuran tinggi
dan berat badan. Rumus BMI adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter persegi kg
m2, dimana apabila BMI ≥ 23 kgm
2
tergolong overweight
dan BMI ≥ 25 kgm
2
tergolong obesitas.
Obesitas terjadi karena adanya asupan energi yang berlebihan, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang dapat membakar kelebihan energi tersebut
seperti olahraga, sehingga terjadi penumpukkan lemak. Keadaan tersebut diawali dengan adanya kelebihan berat badan overweight. Penumpukkan lemak yang terus
menerus akan mengakibatkan seseorang menderita obesitas yang dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.
Seseorang yang obesitas cenderung mengalami peningkatan LDL dan penurunan HDL. Abnormalitas profil lipid tersebut merupakan salah satu faktor yang
memicu penyakit kardiovaskular antara lain penyakit jantung koroner PJK karena LDL dalam jumlah yang banyak didepositokan dalam dinding arteri akan memicu
terbentuknya plak di pembuluh arteri koroner. Sebagai prediktor penyakit kardiovaskular, rasio LDLHDL lebih signifikan daripada LDL atau HDL itu sendiri.
Terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass Index BMI terhadap rasio LDLHDL.
Pengukuran BMI ini merupakan alarmperingatan bagi kesehatan kita sehingga dapat mendeteksi dini adanya penyakit yang berhubungan dengan obesitas
dan dapat dilakukan upaya pencegahannya lebih awal.
HIPOTESIS
Terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass index BMI terhadap rasio LDLHDL pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus 3 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
18
BAB III METODE PENELITIAN