adiposity. BMI merupakan metode yang murah dan mudah untuk melakukan skrining kategori berat badan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Menghitung BMI adalah salah satu metode yang direkomendasikan untuk penilaian kelebihan berat badan dan obesitas suatu populasi WHO, 2000.
Di samping kelebihan BMI sebagai indikator overweight dan obesitas, BMI memiliki beberapa kelemahan, yakni BMI kurang tepat digunakan pada orang dewasa
yang mempunyai volume otot yang besar, dan pada orang lanjut usia berusia 65 tahun ke atas Roberts et al., 2005. Menurut Fajar et al. 2002 penggunaan BMI tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, olahragawan dan dalam keadaan khusus penyakit lainnya seperti edema, asites, dan hepatomegali.
Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan Body Mass Index untuk
orang Asia dewasa menurut WHO 2000
Klasifikasi BMI kgm
2
Resiko Penyakit Penyerta
Berat badan kurang underweight 18,5
Rendah Berat badan normal normal weight
18,5-22,9 Rata-rata
Overweight : ≥23
Beresiko at risk 23-24,9
Meningkat Obesitas kelas I
25-29,9 Sedang
Obesitas kelas II ≥30
Berat
B. Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi akumulasi lemak adiposit secara berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan WHO, 2011.
Obesitas terjadi ketika asupan energi melebihi pengeluaran energi. Tiga faktor utama yang memodulasi berat badan : faktor metabolik, diet, dan aktivitas fisik. Aktivitas
fisik yang berkurang dapat menjadi faktor yang paling penting saat ini sebagai
penyebab meningkatnya prevalensi obesitas Atikah, 2007. Kelebihan energi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi
rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh dan aktivitas fisik. Kelebihan energi tersebut disimpan dalam bentuk jaringan lemak Mann and Truswell, 2007.
C. Profil Lipid
Lipidlemak merupakan suatu komponen penting yang berfungsi sebagai sumber cadangan energi. Beberapa jenis lipidlemak yang penting di dalam tubuh
antara lain trigliserida, kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak tak teresterifikasi asam lemak bebas Widiastuti, 2003. Kolesterol merupakan suatu substansi lemak yang
terdapat pada sel tubuh yang digunakan untuk memproduksi hormon steroid, vitamin E, dan membran sel Al-Ajlan, 2011. Kolesterol beredar di dalam darah dalam
partikel yang dikenal dengan istilah lipoprotein Birtcher and Ballantyne, 2004. Menurut Colpo 2005, kolesterol merupakan lemak yang bersifat water insoluble,
maka kolesterol tidak dapat mengapung dengan bebas di dalam medium darah yang berupa air. Untuk mengangkut kolesterol dan lemak-lemak lainnya di dalam tubuh
maka kolesterol harus ditransportasikan di dalam lipoprotein. Ada lima macam lipoprotein yaitu kilomikron, Very Low Density Lipoprotein VLDL, Intermediate
Density Lipoprotein IDL, Low Density Lipoprotein LDL, High Density Lipoprotein HDL Widiastuti, 2003.
Lemak bersama makanan yang masuk ke dalam usus akan dikemas dan diangkut oleh kilomikron langkah 1, suatu makromolekul kaya akan trigliserida.
Kilomikron ini akan membawa lemak tersebut ke dalam aliran darah. Dalam plasma, kilomikron akan mengalami lipolisis oleh lipoprotein lipase langkah 4 menjadi
asam lemak bebas free fatty acid dan remnant kilomikron. FFA akan dibawa ke sel otot atau jaringan lemak untuk diubah menjadi trigliserida lagi sebagai cadangan
energi, sedangkan remnant kilomikron akan ditangkap dengan cepat oleh hepar langkah 5 menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian dari kolesterol bebas oleh hati
akan diubah menjadi asam empedu yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus untuk membantu penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi akan dialirkan melalui
saluran empedu tanpa diubah menjadi asam empedu dan dibuang untuk ditimbun dalam jaringan tubuh. Hepar mensintesa VLDL langkah 2, suatu lipoprotein yang
juga banyak mengangkut trigliserida. Dalam plasma VLDL akan mengalami lipolisis oleh lipoprotein lipase menjadi IDL, kemudian IDL melalui serangkaian proses akan
berubah menjadi LDL yang kaya akan kolesterol. LDL berfungsi sebagai alat angkut utama kolesterol dari hepar ke jaringan ekstrahepatik termasuk sel-sel perifer
langkah 9. Kolesterol yang diangkut oleh LDL jika sudah tidak diperlukan lagi akan dilepaskan dalam darah. HDL disintesis oleh hepar dan usus halus langkah 3.
Kolesterol yang dilepaskan oleh LDL pertama-tama akan berikatan dengan HDL. HDL mengambil kolesterol dari jaringan langkah 10 dan diangkut ke hepar
langkah 12 atau memindahkannya transfer ke lipoprotein lain seperti remnant kilomikron atau VLDL yang kemudian ditangkap oleh hepar. Dalam hepar, kolesterol
ini diekskresi ke dalam empedu untuk diubah menjadi asam empedu atau digunakan
dalam pembentukan lipoprotein. Penurunan HDL dapat meningkatkan resiko terjadi aterosklerosis Widiastuti, 2003.
Gambar 1. Metabolisme Lipoprotein
D. Proses Aterosklerosis