Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Deskripsi Dinamika Kelompok

113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Karakter peduli sosial siswa dapat ditingkatkan melalui implementasi layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 20152016. 2. Karakter peduli sosial siswa meningkat secara signifikan melalui layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan experiential learning . 3. Terdapat peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter peduli sosial melalui layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan experiential learning pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 20152016 antar siklus. 4. Siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 20152016 menilai bahwa implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan experiential learning efektif dapat meningkatkan karakter peduli sosial. 114

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Jetis memiliki keterbatasan diantaranya: 1. Pelaksanaan penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini kurang lengkap yakni tidak ada pedoman wawancara terstruktur yang kepada guru BK terkait kondisi sebelum, saat proses dan sesudah pemberian tindakan. Wawancara hanya dilakukan 1 kali saat sesi terakhir penelitian kepada guru BK. 2. Instrumen tes karakter peduli sosial belum dapat mencakup aspek karakter peduli sosial. 3. Instrumen skala penilian diri berdasarkan topik bimbingan belum menggambarkan nilai karakter peduli sosial. 4. Pemilihan dinamika kelompok dan media yang digunakan belum sesuai dengan topik bimbingan. 5. Adanya alokasi waktu yang terbatas di akhir siklus 3 yakni kurang dari 60 menit.

C. Saran

Berikut ini adalah saran yang dapat peneliti paparkan guna mengoptimalkan dan mengembangkan ketercapaian hasil pendidikan karakter: 1. Bagi Guru BK Implementasi pendidikan karakter peduli sosial melalui layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan experiential learning 115 yang dinilai efektif diterapkan. Efektivitas implementasi pendidikan karakter model ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan oleh guru BK SMP Taman Dewasa Jetis guna membantu meningkatkan karakter siswa. Melalui implementasi program ini, guru BK juga dapat melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk mengimplementasikan pendidikan karakter. 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan terus mengembangkan semangat dan sikap proaktif dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah, sehingga siswa semakin mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai karakter. Selain itu siswa diharapkan agar semakin menghayati dan menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada diri, khsusunya karakter peduli sosial dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian tindakan bimbingan dan konseling melalui implementasi model pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning . Selain itu, peneliti lain diharapkanterus menciptakan inovasi terkait layanan bimbingan dan metode yang akan dilakukan agar mencapai perubahan yang diharapkan. 116 DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad. 2005. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik . Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barus, Gendon. 2015. Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2\ Baharuddin.,Wahyuni,E.N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Dayaksini, Tri Hudaniah. 2012. Psikologi Sosial . Malang: UMM Press. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Bandung: Remaja Rosdakarya. Dharma, Kesuma, dkk. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah . Bandung: Remaja Rosdakarya. Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New York: McGraw-Hill Book Co.Inc. Faturrohaman, Pupuh., AA Suryana., Fenny Fitriani. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter . Bandung: Refika Aditama. Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok . Bandung: Replika Aditama. Hidayat, Dede., Badrujaman, Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Indeks. Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak Edisi Keenam . Jakarta : Erlangga. ___________. 1980. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Ilahi, Takdir. 2014. Gagalnya Pendidikan Karakter . Sleman : Ar-Ruzz Media. Kemendikbud. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama SMP. Jakarta: Kemendikbud. 117 Kolb. 1984. Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. New Jersley: Prentice Hall. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter . Jakarta: Bumi Aksara. Mario, Sebastianus Armedy. 2016. Efektivitas Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning untuk Meningkatkan Karakter Peduli Sosial. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah . Yogyakarta: Kanisius Nurgiyantoro, GunawanMarzuki. 2000. Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Prayitno Manullang. 2011. P endidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa . Jakarta: Grasindo. Romlah, Tatiek. 2001. Panduan Pengajar buku Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok . Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Samani, MuchlasHariyanto. 2013. Konsep dan Model: Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sinaga, J.D. 2013. Widya Dharma Jurnal Kependidikan . Efektivitas Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama SMP. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 25, No.1, Oktober 2013. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah . Sleman: Kanisius. Supratiknya, A. 2011. Merancang Program dan Modul Psikoedukasi . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Winkel, WS.,Hastuti, Sri. 2013. Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter . Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 118 Qommarria, Rostanti. 2015. KPAI: Kasus Bullying di Sekolah Meningkat Selama 2015. [Tersedia: http:nasional.republika.co.id] diakses tanggal 3 Desember 2016. 119 No Keterangan

1. Topik

Menjadi Pribadi Proaktif “Ingin Tahu”

2. Tugas Perkembangan

Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

3. Bidang Bimbingan

Pribadi-Sosial

4. Jenis Layanan

Layanan Informasi

5. Fungsi Bimbingan

Pemahaman dan pengembangan

6. Sasaran

Siswa SMP Kelas VII 7. Standar Kompetensi Siswa dapat menerapkan sikap proaktif dalam kehidupan sehari-hari.

8. Kompetensi Dasar

Siswa mampu memahami dan mengembangkan sikap proaktif dalam kehidupan sehari-hari.

9. Indikator

a. Menjelaskan pengertian sikap proaktif. b. Menemukan ciri-ciri pribadi proaktif. c. Menemukan manfaat dari sikap proaktif. d. Menemukan nilai-nilai karakter yang tercermin dalam bagian-bagian layanan bimbingan muatan film, dinamika kelompok, cerita bergambar, kisah tokoh idola.

10. Materi

a. Pengertian sikap proaktif. b. Ciri-ciri pribadi proaktif. c. Manfaat dari sikap proaktif. 11. Metode Pembahasandiskusi tentang hand out, dinamika kelompok, refleksi kisah inspiratif, kisah bergambar

12. Waktu

2x40 menit

A. Rancangan Pelayanan

MENJADI PRIBADI PROAKTIF “INGIN TAHU” LAMPIRAN 1 120

13. Tempat

Ruang kelas

14. Media

Laptop, LCD, Speaker, alat tulis, handout, cerita inspiratif, cerita bergambar, kartu remi, tali raffia 15. Mitra Kolaboratif Penjaskes, Bahasa Indonesia

16. Prosedur

Terlampir dalam skenario pelayanan bimbingan

17. PenilaianEvaluasi

Self Assessment dan refleksi hasil belajar

18. Rencana Tindak Lanjut

Memberikan layanan konseling individual kepada siswa yang memiliki hambatan dalam memahami materi dan dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab. Mendaftar 20 hal yang haris dikerjaka sehari-hari,siswa diberi tuhas untuk membuat sebuat karangan tentang tugas tugas yang menjadi tanggug jawabnya 19. Sumber Pustaka a. Covey, S.R. 1994. Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif Terjemahan. Binarupa Aksara. Jakarta. b. Rosadi, Doddy. 2015. Kisah Remaja 17 Tahun yang Ingin Membuat Dunia Lebih Baik. Dalam: http:www.suara.combisnis20150206120 000kisah-remaja-17-tahun-yang-ingin- membuat-dunia-lebih-baik. Diunduh 5 April 2015, Jam 07.09 NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU 1. Pembukaan Membuka pertemuan dengan memberi salam yang hangat dan bersamangat kepada siswa. Menyambut salam dari guru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru. 5 menit 2. Ice breaking Meminta siswa untuk menyanyikan lagu “Kanan-Kiri” Menyanyikan lagu “Kanan-Kiri”. 5 menit

B. Skenario Layanan Bimbingan

121 di lanjutkan kembali dengan bernyanyi sambil bergerak secara berantai oleh siswa. Ice breaking: Ke kanan..ke kanan Ke kiri.... Ke kiri Ke kanan ke kiri Berputar setengah Tumit jempol Berputar setengah Tumit jempol Ganti pasangan

3. Dinamika Kelas

Mempersiapkan dan menjelaskan permainan bagi siswa “Rebut Kartu”. Memperhatikan dan bermain “Rebut Kartu”. 15 menit

5. Sharing

Meminta masing- masing siswa untuk mensharingkan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari permainan “Rebut Kartu” Mensharingkan mengenai pelajaran yang dapat dipetik dari permainan “Rebut Kartu”. 10 menit

5. PenyampaianMateri Menyampaikan

materi mengenai Proaktif Mendengarkan penjelasan dari guru. 10 menit 8. Cerita inspiratif Membagikan kisah bergambar dan mempersilahkan siswa untuk membaca cerita inspiratif dan mengamati kisah bergambar kemudian memahami maknanya. Membaca dan mengamati secara mendalam isi dan makna dari kisah bergambar. 15 menit

9. Penutup

a. Memutar video inspiratif “Ayah dan Anak burung gereja ” b. Memberikan a. Menonton video dengan penuh perhatian b. Mendengarkan penjelasan dari guru. 20 menit 122 peneguhan mengenai materi. c. Meminta siswa untuk mengisi lembar refleksi dan kuesioner. d. Mengambil kesimpulan atas seluruh kegiatan dalam pertemuan tersebut. e. Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi. c. Mengisi lembar refleksi dan kuesioner. d. Mendengarkan dan meresapinya. e. Menjawab pertanyaan refleksi. ฀ Saksikan yuk “Ayah dan Anak burung gereja ” Sumber: https:www.youtube.comwatch?v=3drjrT_YPKQ ฀ ฀Ayo Bermain 1. Judul kegiatan “Rebut Kartu” 2. Tujuan a. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan mengembangkan sikap proaktif dalam diri. b. Siswa dapat berpikir sebelum bertindak. c. Siswa dapat belajar untuk mencapai sebuah target dalam setiap kegiatan yang ia lakukan. 3. Bahan : a. Kartu Remi b. Tali Rafia 4. Tempat

C. Deskripsi Dinamika Kelompok

123 Ruang KelasAula 5. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok a. Setiap siswa diberikan satu tali raffia. b. Tali raffia diikatkan masing-masing kaki siswa. c. Guru menginstruksikan kepada siswa bahwa tidak ada peraturan dalam mengambil kartu yang telah diletakkan di tengah kelas. d. Dalam hitungan 1-3 siswa diminta untuk langsung mengambil kartu AS yang telah disediakan ditengah kelas tadi. e. Siswa yang mendapatkan kartu AS akan mendapatkan reward atau hadiah.

D. Handout Materi