6 experiential learning
guna mewujudkan nilai karakter peduli sosial kepada siswa.
Hasil dari implementasi pendidikan karakter ini diukur melalui kuesioner berupa alat tes karakter peduli sosial yang diberikan pada saat
sebelum
pre test
dan sesudah
post test
implementasi. Selain itu, kuesioner yang diberikan berupa skala penilaian karakter peduli sosial
kepada siswa untuk melihat peningkatan karakter usai pemberian tindakan di setiap siklus. Hasil tes dan skala penilaian diri tersebut dihitung dan
dianalisis agar dapat melihat capaian nilai karakter peduli sosial setelah diberikan tindakan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan bimbingan dan konseling mengenai
“Peningkatan Karakter Peduli Sosial Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
pada Siswa Kelas VII C di SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, data pengamatan dan data wawancara awal masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai
berikut: 1.
Pendidikan karakter bagi siswa belum terlaksana secara optimal. 2.
Pendidikan karakter terintegrasi penekanannya masih pada ranah kognisi belum sampai pada afeksi siswa.
7
3. Masih terdapat siswa di sekolah yang terlibat sebagai pelaku
bullying
dan jumlahnya bertambah. 4.
Masih terdapat siswa di sekolah terlibat tawuran dan jumlahnya meningkat.
5. Adanya hambatan terkait pelaksanaan pendidikan karakter di SMP.
6. Adanya kemerosotan nilai karakter peduli sosial pada siswa sekolah.
7. Adanya indikasi kurangnya karakter peduli sosialseperti mengejek
teman, mengganggu teman, tidak mendengarkan instruksi saat guru memberikan penjelasan, mengobrol dengan teman lain saat aktivitas
belajar, keterlibatan dalam anggota geng pada siswa kelas VII C di SMP Taman Dewasa Jetis, Yogyakarta tahun ajaran 20152016.
8. Belum ada informasi yang relevan terkait nilai karakter peduli sosial di
SMP Taman Dewasa Jetis. 9.
Belum ada penelitian mengenai karakter peduli sosial di SMP Taman Dewasa Jetis.
10. Belum pernah diterapkan layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan
experiential learning
di SMP Taman Dewasa Jetis.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi pengkajian pada poin 7, 8, 9 dan 10. Fokus kajian penelitian ini diarahkan
pada upaya peningkatan karakter peduli sosial melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
serta mengukur hasilnya.
8
D. Rumusan Masalah
Berangkat dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus sorot PTBK sebagai
berikut: 1.
Apakahkarakter peduli sosialsiswadapat ditingkatkan antar sebelum dan sesudah implementasi layanan bimbingan klasikal dengan penerapan
pendekatan
experiential leraning
pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 20152016?
2. Apakah karakter peduli sosialsiswa meningkat secara signifikan melalui
layanan bimbingan klasikal dengan penerapan pendekatan
experiential learning
? 3.
Seberapa tinggi peningkatan hasil implementasi pendidikan karakter peduli sosial melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential leraning
pada siswa kelas VII C SMP Taman Dewasa Jetis tahun ajaran 20152016 antar siklus?
4. Seberapa efektif implementasi pendidikan karakter peduli sosialmelalui
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning
berdasarkan penilaian siswa?
E. Tujuan Penelitian