Menurut Siagian 1998:184 pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang
kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat
dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.
1.5.2.2 Tujuan dan Fungsi Pelatihan
Hamalik 2001:13 mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja performance para peserta. Selain itu pelatihan juga
bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih
tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajemen. Menurut Hamalik 2001:16 mengatakan pelatihan bertujuan untuk:
1. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja yang memiliki keterampilan
produktif dalam rangka pelaksanaan program organisasi dilapangan. 2.
Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur ketenagakerjaan yang memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus untuk meningkatkan dirinya
sebagai tenaga yang tangguh, mandiri, profesional, beretos kerja yang tinggi dan produktif.
3. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai dengan bakat, minat,
nilai, dan pengalamannya masing-masing individual. 4.
Mendidik dan melatih tenaga kerja yang mmiliki derajat relevansi yang tinggi dengan kebutuhan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.3 Metode Pelatihan
Metode pelatihan adalah strategi dan metode yang digunakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan kurikulum pelatihan yang berkenaan dengan
interaksi antara pelatih dan peserta latihan, yang pada gilirannya diharapkan terjadi perubahan perilaku pada diri para peserta bersangkutan setelah
dilaksanakannya proses pelatihan tersebut. Ada tiga hal yang sangat essensial perlu diperhatikan dalam kaitannya
dengan metode pelatihan, ialah perencanaan pelatihan, metode pelatihan, dan media pelatihan. Rencana pelatihan disusun berdasarkan kurikulum pelatihan
yang mengacu pada perkembangan kemampuan kompetensi para peserta. Metode pelatihan adalah cara-cara dan teknik komunikasi yang digunakan oleh
pelatih dalam menyajikan dan melaksanakan proses pembelajaran. Media pelatihan adalah berbagai alat dan teknik komunikasi sebagai alat dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, baik oleh pelatih maupun oleh para peserta. Pemilihan dan penggunaan metode dan media komunikasi pembelajaran
tersebut perlu mempertimbangkan hal-hal, sebagai berikut: 1.
Tujuan pelatihan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang menitik beratkan pada perubahan perilaku peserta.
2. Bahan yang akan disampaikan, berupa materi pelajaran yang disusun dalam
garis-garis besar program pembelajaran. 3.
Waktu yang tersedia, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. 4.
Kemampuan pelatihan menggunakan metode dan media komunikasi dalam proses pembelajaran.
5. Tingkat kemampuan peserta khusus perilaku awal.
Universitas Sumatera Utara
Ada dua sistem dalam pelatihan ini menurut Hamalik 2001:63 yaitu: 1.
Sistem satu arah. Tanggung jawab untuk mentransferkan informasi terletak pada pelatih. Para peserta bersikap pasif terhadap apa, bagaimana, perlu tidaknya
komunikasi itu, tidak ada balikan efektif dari pihak peserta kepada pelatih kecuali menunjukan rasa senang atau tidak senang. Pola ini berorientasi pada isi materi
bukan pada tujuan yang hendak dicapai. 2.
Sistem dua arah. Pada sistem ini terdapat pola balikan untuk memeriksa apakah peserta menerima informasi dengan tepat. Jika sudah, maka pelatih akan
memodifikasi cara penyajiannya, dan apabila sambutan peserta ternyata belum tepat, maka pelatih akan memodifikasi sambutan tersebut.
1.5.3 Tenaga Kerja 1.5.3.1 Defenisi Tenaga Kerja