Hak Cipta Pada Umumnya 1. Pengertian dan Unsur-unsur Hak Cipta

3. Tembang dolanan dan macapat Semarangan yang dapat dijadikan bahan pengembangan lagu-lagu Gambang Semarang; 4. Pakaian dan perhiasan adat Semarang yang dapat dijadikan bahan pengembangan busana penari dan pelawak Gambang Semarang; dan 5. Karawitan Semarangan yang dapat dijadikan bahan pengembangan baik repertoar maupun instrument Gambang Semarang.

C. Hak Cipta Pada Umumnya 1. Pengertian dan Unsur-unsur Hak Cipta

a. Pengertian Hak Cipta

Banyak definisi yang diberikan untuk Hak Cipta, akan tetapi pada prinsipnya esensinya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian yang sama, yaitu adanya hak eksklusif bagi pencipta maupun penerima hak atas karya sastra dan seni. Menurut Goldstein 1997 :7, 85 Hak Cipta umumya berkenaan dengan uang. Untuk merancang, mewujudkan, memperbanyak, dan memasarkan suatu karya cipta diperlukan uang dalam jumlah besar. Dibalik mencegah orang lain memperbanyak suatu karya Cipta tersirat hak mengijinkan orang lain memperbanyak suatu karya Cipta dengan imbalan 85 Suparnyo, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Sebagai Pendorong Untuk Berkreasi dan Berinovasi Di Bidang Ilmu Pengetahuan, Seni dan Sastra, Majalah Ilmiah MAWAS, Nomor 20XII2003, hal193 sejumlah uang. Pemegang Hak Cipta biasanya mengharapkan uang yang telah ditanamkannya dalam suatu karya Cipta akan kembali dalam bentuk pendapatan yang berhak diterimanya berkat Hak Cipta tersebut. Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Hak Cipta adalah “Hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan- pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Sementara itu menurut Patricia Loughlan, Hak Cipta merupakan bentuk kepemilikan yang memberikan pemegangnya hak eksklusif untuk mengawasi penggunaan dan memanfaatkan suatu kreasi intelektual, sebagaimana kreasi yang ditetapkan dalam kategori Hak Cipta, yaitu kesusastraan, drama, musik dan pekerjaan seni serta rekaman suara, film, radio, dan siaran televisi, serta karya tulis yang diperbanyak melalui penerbitan. 86 Michael B. Smith dan Merrit R B Lakeslee mengemukakan hak cipta dapat pula diartikan ”Hak eksklusif yang diberikan pemerintah untuk jangka waktu tertentu kepada pencipta karya sastra atau seni seperti buku, peta, artikel, gambar, foto, komposisi musik, gambar hidup, rekaman atau 86 Affrilyanna Purba, Op. Cit., hal 19 program komputer. Program komputer dilindungi sebagai karya sastra dan kompilasi pangkalan data sebagai hasil ciptaan intelektual”. 87

b. Kekhususan Hak Cipta

Berbeda dengan hak kekayaan perindustrian pada umumnya, dalam Hak Cipta terkandung Hak Ekonomi economic right dan Hak Moral moral right dari pemegang Hak Cipta. Hak Ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atau keuntungan ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait. Hak Ekonomi tersebut berupa keuntungan sejumlah uang yang diperoleh karena penggunaan hak ciptanya tersebut baik oleh diri pencipta sendiri meupun karena penggunaan oleh pihak lain berdasarkan lisensi. 88 Ada 8 delapan jenis hak ekonomi yang melekat pada Hak Cipta, yaitu: 89 Hak Reproduksi reproduction right, yaitu hak untuk menggandakan ciptaan atau di dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menggunakan istilah perbanyakan; 1. Hak Reproduksi reproduction right, yaitu hak untuk menggandakan ciptaan atau di dalam Undang-undang 87 Michael B Smith Merrit R Blakeler, Bahasa Perdagangan, Bandung: Penerbit ITB Bandung, 1995, Hal. 47 88 Muhammad, Abdulkadir, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal 19 89 Affrilyanna Purba ,Op.cit, Hal. 20 Hak Cipta No 19 Tahun 2002 menggunakan istilah perbanyakan; 2. Hak Adaptasi adaptation right, yaitu hak untuk mengadakan adaptasi terhadap hak cipta ang sudah ada. Hak ini diatur dalam Bern Convention; 3. Hak Distribusi distribution right, yaitu hak untuk menyebarkan kepada masyarakat setiap hasil ciptaan dalam bentuk penjualan atau penyewaan. Dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 hak ini dimasukkan dalam kategori hak mengumumkan; 4. Hak Pertunjukan performance right, yaitu hak untuk mengungkapkan karya seni dalam bentuk pertunjukan atau penampilan oleh pemusik, dramawan, seniman dan peragawati. Hak ini diatur dalam Bern Convention; 5. Hak Penyiaran broadcasting right, aitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui transmisi dan transmisi ulang. Dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2002, hak ini dimasukkan dalam hak mengumumkan; 6. Hak Program Kabel cablecasting right, yaitu hak untuk menyiarkan ciptaan melalui kabel. Hak ini hampir sama dengan hak penyiaran, tetapi tidak melalui transmisi melainkan melalui kabel; 7. Droit de suit, yaitu hak tambahan pencipta yang bersifat kebendaan; 8. Hak Pinjaman Masyarakat public lending right, yaitu hak pencipta atas pembayaran ciptaan yang tersimpan di perpustakaan umum yang dipinjam oleh masyarakat. Hak ini berlaku di Inggris dan diatur dalam Public Lending Right Act 1979 dan The Public Lending Right Scheme 1982. Sedangkan yang dimaksud dengan Hak Moral moral right adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, sekalipun dalam hal hak cipta atau hak terkait telah dialihkan. Hak Moral melindungi kepentingan pribadi atau reputasi pencipta yang menunjukkan ciri khas yang berkenaan dengan nama baik, kemampuan dan integritas yang hanya dimiliki oleh pencipta. Hak Moral tidak dapat dipisahkan dari pencipta karena bersifat pribadi dan kekal, artinya bahwa hak moral melekat pada pencipta selama hidupnya bahkan setelah meninggal dunia. 90 Termasuk dalam Hak Moral adalah sebagai berikut: 91 1. Hak untuk menuntut kepada pemegang hak cipta untuk tetap mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya; 90 Abdul Kadir Muhammad, Op.cit, Hal. 21. Hak Moral diatur dalam Pasal 6 Konvensi Bern, sedangkan dalam UUHC No. 19 Tahun 2002 Pasal 24, bandingkan dengan W.R Cornish Intellectual Property: Patens, Copyright, Trademarks and Allied Rights, third Edition, SweetMaxwell, London, 1996, hal 389-399. Termasuk didalamnya hak moral meliputi: hak untuk dicantumkan identitasnya, hak untuk menolak penghinaan, hak untuk menolak atas kesalahan asal usul dalam pencantuman identitas dan hak rahasia pribadi. 91 Afrilyanna Purba, Op.cit, hal 21-22 2. Hak untuk tidak melakukan perubahan pada ciptaan tanpa persetujuan pencipta atau ahli warisnya; 3. Hak pencipta untuk mengadakan perubahan pada ciptaan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kepatutan masyarakat. Menurut Komen dan Verkade 92 menyatakan bahwa hak moral yang dimiliki seorang pencipta itu meliputi; larangan mengadakan perubahan dalam ciptaan, larangan mengubah judul, larangan mengubah penentuan judul dan hak untuk mengadakan perubahan.

c. Prinsip-prinsip Hak Cipta

Didalam Hak Cipta terkandung prinsip-prinsip sebagai berikut: 93 1. Bahwa yang dilindungi oleh Hak Cipta adalah ide yang telah berwujud atau bentuk ekspresi dari ide dan bersifat asli orisinil. Dari prinsip ini terkandung beberapa prinsip lainnya yaitu : a. Suatu ciptaan harus mempunyai keaslian orisinil untuk dapat menikmati hak-hak yang diberikan oleh Undang-undang; b. Suatu ciptaan mempunyai hak cipta jika ciptaan yang 92

C. S.T Simorangkir, Hak Cipta Lanjutan II, Cetakan Pertama, PT. Djambatan, Jakarta, 1979,

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROGRAM KOMPUTER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 93

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROGRAM KOMPUTER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 96

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 6

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 4

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 9

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 3

ADAPTASI FILM : ANALISIS UNDANG-UNDANG HAK CIPTA AMERIKA SERIKAT DAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

PERSEPSI GURU DAN SISWA TENTANG MUTU PEN

0 0 10