satu unsur kebudayaan yang senantiasa akan berperan sesuai dengan fungsinya dalam kaitannya dengan unsur-unsur
kebudayaan lainnya. Apabila kebudayaan merupakan acuan atau pedoman perilaku masyarakat, maka unsur kesenian juga
akan selalu ada dan akan mengarahkan perilaku seni masyarakat pada pola-pola tertentu.
Kesenian kiranya juga merupakan suatu kebutuhan dasar manusia untuk mengekspresikan perasaan, keinginan dan
harapannya dalam bentuk simbol-simbol.
57
Menurut Soedarsono,
58
pada zaman sekarang secara garis besar seni pertunjukan dalam hal ini Seni gambang berguna :
1 sebagai sarana upacara, 2 sebagai hiburan pribadi, dan 3 sebagai tontonan. Pada zaman dahulu kesenian tradisional ini
cenderung berfungsi ritual, walaupun lambat laun sejalan dengan bergesernya waktu terjadi perubahan untuk
kepentingan hiburan pribadi dan tontonan, dan dapat tumpang tindih . Dalam hal ini, di samping fungsinya, ada yang betuknya
juga berubah, tetapi ada pula yang tidak banyak perubahan.
59
4. Konsepsi Mengenai Warisan Budaya
Warisan budaya Indonesia sebagai kekayaan intelektual perlu mendapatkan peerlindungan yang tepat. Perilaku masyarakat yang
57
Dhanang Respati Puguh 2, Op.cit, hal 56
58
Soedarsono, Seni Pertunjukan Jawa Tradisional dan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989, hal 17-18
59
Dhanang Respati Puguh 2, Op.cit, hal 57
belum punya perasaan memiliki posesiveness warisan budaya berdampak kepada rentannya pemanfaatan warisan budaya oleh
orang yang tidak berhak dengan tujuan mencari keuntungan pribadi.
Menurut Agus Sardjono
60
untuk melindungi kekayaan warisan budaya sebagai kekayaan intelektual bangsa terlebih dahulu perlu
diberikan pembatasan mengenai konsep warisan budaya itu sendiri. Warisan budaya dapat dilihat sebagai bentuk pengetahuan
tradisional traditional knowledge dan ekspresi kebudayaan tradisional traditional cultural expression dari masyarakat lokal
Indonesia baik dalam bentuk teknologi yang berbasis tradisi maupun ekspresi kebudayaan seperti seni musik, seni tari, seni
lukis, arsitektur, tenun, batik, cerita maupun legenda. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, pengetahuan
tradisional dan ekspresi kebudayaan adalah bagian integral dari kehidupan sosial masyarakat yang bersangkutan. Beberapa
peristiwa penting dalam kehidupan manusia di dalam kelompok masyarakat tertentu seringkali ditandai dengan ekspresi seni baik
ang mengandung dimensi sakral maupun yang profan. Misalnya penggunaan hiasan janur kuning sebagai pertanda adanya pesta
perkawinan musik gondang Batak dalam kaitannya dengan
60
Agus Sardjono, Bagaimana Melindungi Kekayaan Warisan Budaya Sebagai Kekayaan Intelektual Bangsa, Seminar Pekan Produk Budaya Indonesia, Jakarta, 2007.
upacara adat tertentu, tari-tarian yang dimainkan dalam suatu even tertentu di keraton Yogyakarta maupun Surakarta dan penggunaan
kain batik dengan motif tertentu untuk melaksanakan upacara adat. Dengan demikian, eksistenti pengetahuan tradisional dan ekspresi
kebudayaan itu oleh masyarakat dipahami sebagai bagian integral dari kehidupan sosial dan spiritual mereka.
Masyarakat Jawa maupun masyarakat Batak sebagai salah satu contoh, tidak memandang warisan budaya secara possesive
bersifat memiliki bahkan sebaliknya keduanya justru sangat terbuka. Mereka tidak keberatan jika ada orang luar yang bukan
anggota kelompok, ingin belajar tentang pengetahuan tradisional tertentu maupun seni tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Falsafah hidup dalam kebersamaan togetherness membuat tradisi “berbagi” sharing menjadi sesuatu yang hidup dan menjadi
kebiasaan. Kebudayaan berbagi ethic of sharing menjadi salah satu ciri dari kehidupan sosial yang sangat menghargai keserasian
dan keharmonisan kehidupan bersama. Terminologi modern, hasil kreativitas anggota masyarakat tidak
dipandang sebagai individual proverty milik pribadi sebagaimana pandangan masyarakat Barat. Hasil kreativitas individu akan
ditempatkan sebagai wujud darma bakti anggota masyarakat tersebut dalam kelompoknya. Perilaku dan sikap masyarakat
semacam ini memang rentan untuk terjadinya misapproriation atas
warisan budaya mereka yang dilakukan oleh orang-orang yang hanya memandang keuntungan pribadi sebagai tujuan hidupnya.
Oleh sebab itu pada ranah inilah faktor hukum memainkan peran yang sangat penting. Hukum memandang warisan budaya dari sisi
hak, dalam arti klaim kepemilikan. Maka dari itu, hukum juga memandang warisan budaya dari aspek perlindungannya yaitu
bagaimana memberikan perlindungan hukum yang tepat dan benar serta dapat dipahami oleh anggota masyarakat itu sendiri.
5. Gambang Sebagai Bagian Warisan Budaya