2. Konsep Dasar Mengenai Hak Cipta Pada dasarnya dalam dunia hak cipta terdapat dua blok besar
mengenai falsafah atau kebudayaan tentang hak cipta yang saling bertentangan, yaitu falsafah yang dianut Perancis dengan tradisi
Civil Law hukum sipil dan falsafah yang dianut oleh Amerika Serikat dengan tradisi Anglo Saxon.
99
Hukum Hak Cipta Perancis banyak dipengaruhi oleh pandangan hukum alam abad
pertengahan yang lebih banyak memberikan perhatian dan perlindungan hukum kepada pencipta sebagai implementasi hak-
hak alamiah natural right, sedangkan tradisi Amerika mempunyai pandangan lain tentang Hak Cipta yang lebih banyak dipengaruhi
oleh mahzab utilitarian yang berakar pada filosofi hedonistic yang cenderung mengesampingkan perlindungan pada pencipta
melainkan lebih menekankan pada tercapainya kemanfatan yang lebih besar untuk masyarakat banyak, sehingga lebih banyak
memberikan perlindungan kepada ciptaan dan bukan kepada penciptanya.
a. Falsafah Hak Cipta Perancis
Landasan sejarah Undang-Undang Hak Cipta Perancis sebenarnya sama dengan landasarn Undang-Undang Hak
Cipta Amerika Serikat dan Inggris. Hak Cipta Perancis
99
Budi Santoso, Dekonstruksi Hak Cipta : Studi Evaluasi Konsep Pengakuan Hak Dalam Hak Cipta Indonesia, Kapita Selekta Hukum, Fakultas Hukum Undip, 2007. Hal. 281.
muncul dari reruntuhan praktek monopoli kerajaan dan lembaga sensor atas seni sastra oleh negara. Pada tahun
1852, Perancis mengumumkan akan memberikan perlindungan hak cipta tidak saja pada karya-karya dari
negara ang setuju dengannya tetapi juga terhadap kerya- karya dari negara lain yang tidak melindungi karya-karya
Perancis. Sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 1862 tercatat 23 negara turut menandatangani perjanjian timbal balik
dengan Perancis. Dalam perkembangannya Eropa justru menjauhi prinsip timbal balik dalam melindungi karya cipta
melainkan mengarh kepada tercapainya prinsip erjanjian secara umum dan lebih efisien yaitu Prinsip Perlakuan
Nasional national treatment. Kemudian tahun 1884, diplomat dari sepuluh negara mengadakn pertemuan di
Bern, Swiss untuk mulai merumuskan perjanjian multi lateral mengani hak cipta yang didasarkan pada prinsip perlakuan
nasional dengan standart minimum. Perjanjian ini ditandatangani tahun 1886 dengan sepuluh negara peserta
yaitu Perancis, Jerman, Italy, Liberia, Spain, Switzerland, Tunisia, Belgium dan Great Britain. Perjanjian inilah yang
kemudian dikenal dengan Bern Convention for The Protection of Literary and Artistic Works 1886. Dengan
demikian Bern Convention sangat kental akan pengaruh
prinsip dasar hukum hak cipta Perancis
100
. Bern Convention disepakati atas tiga prinsip dasar yaitu:
101
1. Prinsip Resiprositas Bahwa setiap negara peserta wajib melindungi
karya cipta yang dihasilkan warga negara dari negara lain yang juga terdaftar sebagai peserta
perjanjian atas dasar persyaratan yang sama guna melindungi karya-karya warga negaranya sendiri.
2. Prinsip Automatic Protection Bahwa hak cipta bukan pemberian oleh pihak lain
tetapi merupakan hak yang telah melekat secara alamiah kepada setiap individu.
3. Prinsip Independent Protection Bahwa perlindungan hukum diberikan tanpa harus
bergantung pada pengaturan perlindungan hukum negara asal pencipta.
Undang-Undang Hak Cipta Perancis sangat menghormati hak-hak pencipta, untuk itu Perancis tidak
menggunakan istilah copyright untuk hak cipta tetapi menggunakan istilah authors right yaitu hak pencipta untuk
menunjukkan bahwa Undang-Undang Hak Cipta tersebut
100
Budi Santoso, Ibid, Hal. 282
101
Loc. cit.
memberikan perlindungan yang lebih pada pencipta dan bukan ciptaannya. Implementasi terhadap pemberian
perlindungan yang lebih condong kepada pencipta tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan mengenai doktrin Hak
Moral droit moral, yang memberikan hak kepada pencita untuk mengontrol ciptaannya dan melarang orang lain
termasuk penerbitnya sendiri untuk mengubah ciptaannya kedalam bentuk apapun yang mungkin dapat berakibat
buruk pada reputasi seninya. dengan demikian aturan mengenai hak moral, lebih banyak berkaitan dengan hal-hal
yang berhubungan dengan perlindungan atas nama baik pencipta, reputasi ciptaannya dan bukan pada nilai ekonomi
ciptaannya.
102
Berbeda dengan Hak Ekonomi yang dapat dialihkan dengan berbagai macam cara, maka Hak Moral tidak dapat
dialihkan sekalipun Hak ekonomi ciptaan telah berpindah tangan sebanyak apapun dan kepada siapapun maka Hak
Moral tetap mengikuti ciptaan tersebut dan tetap menjadi milik pencipta. Hukum hak cipta Perancis mengakui
kenyataan bahwa pencipta memang telah memproleh beberapa keuntungan dengan melakukan transfer hak
ekonomi sebuah ciptaan hasil karya intelektualnya kepada
102
Budi Santoso, Ibid, Hal. 283
pihak lain, akan tetapi hal ini tidak berarti mengeliminasi semua hak yang dimilki pencipta. Dalam falsafah hak cipta
Perancis yang banyak dianut oleh negara-negara di Eropa sebagai penganut tradisi hukum sipil, pencipta menjadi titik
pusat yang mendapatkan hak penuh untuk melakukan pengawasan atas setiap penggunaan karya ciptanya yang
mungkin dapat merugikan kepentingannya.
103
Selain Hak Moral yang menjadi ciri utama, hukum hak cipta Perancis juga menganggap bahwa yang dapat
menyandang status pencipta hanyalah manusia, sedangkan badan hukum tidak termasuk di dalamnya. Dengan demikian
karya rekaman, siaran televisi ataupun siaran radio tidak mendapatkan perlindungan hak cipta melainkan dilindungi
dengan hak yang berkaitan dengan hak cipta neighbouring right yang lebih rendah tingkatannya dibandingkan dengan
hak cipta karena dianggap tidak mampu mencerminkan unsur kepribadian penciptanya.
104
Berkaitan dengan perlindungan hukum atas Hak Cipta yang merupakan bagian dari HKI, tepatnya di dalam Article 27 1
Universal Declaration of Human Rights Deklarasi Umum mengenai Hak Asasi Manusia menetapkan bahwa :
103
Loc. cit.
104
Budi Santoso, Ibid, Hal. 285
“Setiap orang mempunyai hak sebagai pencipta untuk mendapatkan perlindungan atas kepentingan-
kepentingan moral dan material yang merupakan hasil dari ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan
seni”.
Dengan demikian perlindungan Hak Cipta khususnya bagi karya seni mengacu kepada norma-norma hukum baik
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur hubungan antara manusia dalam berbagai aspek kehidupan, yang
bertujuan untuk menjaga ketentraman dan ketertiban hidup bermasyarakat, memberikan perlindungan terhadap hak-hak
dan kepentingan manusia serta sebagai sarana untuk menegakkan keadilan. Dengan adanya aturan hukum maka
setiap orang mempunyai pedoman dalam bertingkah laku.
b. Falsafah Hak Cipta Amerika Serikat