cipta yang bersifat automatic protection yang dianut oleh Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2002 dengan tetap
mempertahankan juga konsep pendaftaran ciptaan ciptaan, menimbulkan kesan terdapatnya dualisme dalam konsep
dasar pengakuan hak cipta di Indonesia. Hal inilah yang akhirnya berakibat pada kecenderungan terjadinya sengketa
kepemilikan hak cipta menjadi semakin besar.
119
c. Pengaruh TRIP’s Terhadap Pengaturan Hak Cipta Indonesia
Pasca Indonesia meratifikasi persetujuan pendirian organisasi perdagangan dunia melalui UU No. 7 Tahun
1994, maka Indonesia terikat dan diwajibkan untuk mengharmonisasi hukum nasinal yang berkaitan dengan
persetujuan tersebut. Salah satu hukum yang terkena dampak harmonisasi ini adalah bidang Hak Kekayaan
Intelektual HKI.
120
Hak cipta sebagai satu bagian dalam bidang HKI juga terkena imbas dari harmonisasi hukum ini. Dalam
prakteknya, harmonisasi hukum hak cipta yang telah dilakukan lebih dari tiga kali, dimana terakhir adalah
mengharmonisasi UU No. 12 Tahun 1997 dengan UU No. 19 Tahun 2002. Upaya perubahan dilakukan dengan beberapa
119
Ibid, Hal. 371.
120
Budi agus Riswandi M. Syamsudin,Op.cit. Hal.1
pertimbangan mendasar. Bila dicermati secara normatif, ada dua pertimbangan yang dilakukan yaitu kepentingan internal
bangsa Indonesia untuk memajukan perkembangan kekayaan intelektual yang berasal dari keanekaragaman
seni dan budaya bangsa sehingga dapat memajukan kesejahteraan baik pencipta maupun negara dan
kepentingan eksternal, berkaitan dengan keterlibatan Indonesia yang telah meratifikasi beberapa Konvensi
internasional maka perubahan itu harus dilakukan.
121
Atas dua dasar pertimbangan inilah UU No. 19 tahun 2002 diundangkan. Ada beberapa pembaharuan yang
dilakukan yaitu :
122
a. masuknya database sebagai salah satu ciptaan yang dilindungi, perlindungan cakram optik;
b. penyelesaian sengketa melalui pengadilan niaga; c. arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa;
d. adanya penetapan sementara pengadilan untuk mencegah kerugian lebih besar bagi pemegang hak;
e. batas waktu proses perkara perdata di pengadilan niaga maupun di Mahkamah Agung;
f. pencantuman hak informasi manajemen elektronik
121
Budi agus Riswandi M. Syamsudin, Ibid, Hal. 20-23
122
Loc. cit.
dan sarana kontrol teknologi; g. mekanisme pengawasan dan perlindungan produk-
produk yang menggunakan sarana produksi berteknologi tinggi;
h. ancaman pidana atas pelanggaran hak terkait; i. ancaman pidana dan denda minimal;
j. ancaman pidana atas perbanyakan program komputer untuk kepentingan komersial secara tidak
sah.
4. Pengertian Pelanggaran Hak Cipta