Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Seksual pada Remaja Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Perilaku Seksual Remaja

5.1 Faktor Non-Media Informasi terhadap Perilaku Seksual Pada Remaja

Berdasarkan analisis faktor, diketahui bahwa variabel – variabel yang memiliki angka faktor loadings terbesar pada component 1 yaitu terdiri dari variabel pengetahuan 0,643, peran orang tua 0,641, peran teman sebaya 0,559 dan waktu luang 0,563. Selanjutnya pada penamaan faktor, variable-variabel tersebut dinamakan sebagai faktor non-media informasi. Hal ini sesuai menurut Prihatin 2007 bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap siswa SMA terhadap hubungan seksual adalah kecerdasan emosi, pengetahuan kesehatan reproduksi, peran orangtua dan teman sebaya, serta peran media massa.

5.1.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Seksual pada Remaja

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku atau tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2003. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja akan berpengaruh pada pembentukan perilaku seksual yang sehat bagi remaja tersebut. Sayangnya, banyak informasi tentang kesehatan reproduksi yang tidak akurat. Akibatnya jika remaja tidak mendapatkan informasi yang tidak akurat tentang kesehatan reproduksi, tentu akan terjebak ke dalam pola perlaku seks yang tidak sehat. Sedini mungkin perlu di tanamkan pada remaja pentingnya pengetahuan seksualitas untuk protektif terhadap Universitas Sumatera Utara perilaku seksual sehingga mereka terhindar dari segala jebakan jebakan yang akan timbul. Sarwono 2011 mengemukakan bahwa pengetahuan seksualitas bukanlah penerangan tentang seks semata mata tapi dikaitkan dengan nilai nilai, norma, kultur dan agama yang berlaku di masyarakat.

5.1.2 Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Perilaku Seksual Remaja

Menurut Soetjiningsih 2004 orang tua merupakan orang pertama yang memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, pendidikan kepada anaknya, pengalaman interaksi di dalam keluarga akan menentukan pola dan tingkah laku terhadap orang lain. Orang tua juga mempersiapkan anak memasuki masa remaja dan menjadi faktor penentu dalam menanamkan corak kepribadian seseorang setelah dewasa. Gambaran perilaku seorang remaja banyak ditentukan oleh orang tuanya. Hurlock 2011 mengatakan, bahwa anak yang mendapatkan informasi tentang seks pertama kali dari orang tuanya cenderung berprilaku seksual lebih baik dari anak yang mendapat informasi seks dari orang lain. Kebanyakan orang tua memang tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai seks kepada remaja, sebab mereka takut hal itu justru akan menigkatkan perilaku seksual. Adanya keenganan para orang tua ikut serta terlibat memberikan informasi mengenai seksualitas juga disebabkan rendahnya pengetahuan mereka tentang seksualitas, sedangkan orang tua yang merasa tabu membicarakan tentang seksualitas, mereka lebih yakin dan tidak merasa canggung untuk membicarakan topik yang berhubungan dengan seks terhadap remaja Iskandar, 1997. Universitas Sumatera Utara Para remaja mempunyai waktu dan peluang yang cukup besar berkomunikasi dengan orang tua tapi karena perilaku seksual merupakan masalah pribadi dan alasan budaya menyebabkan remaja enggan dan malu membicarakannya dengan orang tua mereka. Pada dasarnya komunikasi tentang seksualitas dengan remaja adalah berkomunikasi tentang diri mereka sendiri sehingga membutuhkan kepekaaan tersendiri bukan hanya sudut pemahaman tetapi secara empatik menempatkan diri dalam posisi mereka. Banyak orang tua berpendapat bahwa informasi tentang seks akan menyebabkan remaja ingin mencoba mempraktekkannya. Peran orang tua dalam komunikasi dengan remaja terbatas dalam hal-hal tertentu saja seperti pendidikan, pelajaran, kesehatan, atau keuangan. Persepsi yang keliru bahwa mendiskusikan tentang seksualitas masih dianggap tabu dan terkesan porno dengan orang tua secara bertahap sebaiknya dihilangkan.

5.1.3 Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Remaja