harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima sebagian dari masyarakat
atau lingkungan sosial tersebut. b. Memainkan peran di lingkungan sosialnya
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat
memenuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya. c. Memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia
berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri.
2.4 Landasan Teori
Perilaku adalah adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme baik yang dapat diamati baik secara langsung maupun secara tidak langsung Notoatmodjo, 2007.
L”Engle et.al. 2005 dalam Tjiptanigrum, 2009 mengatakan bahwa perilaku seksual ringan mencakup : 1 menaksir; 2 pergi berkencan, 3 mengkhayal,
4 berpegangan tangan, 5 berciuman ringan kening,pipi, 6 saling memeluk sedangkan yang termasuk kategori berat adalah : 1 Berciuman bibirmulut dan lidah,
2 meraba dan mencium bagian bagian sensitive seperti payudara, alat kelamin, 3 menempelkan alat kelamin, 4 oral seks, 5 berhubungan seksual senggama.
Universitas Sumatera Utara
Santrock 2007 yang mengutip Bandura 1998 menyatakan bahwa, faktor perilaku dan faktor lingkungan dapat berinteraksi secara timbal-balik. Dengan demikian dalam
pandangan Bandura, lingkungan dapat memengaruhi perilaku seseorang, namun seseorang dapat bertindak untuk mengubah lingkungan.
Berdasarkan teori tersebut, maka landasan teori dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini :
Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral
terjadi melalui peniruan imitation dan penyajian contoh perilaku modeling.
Gambar 2.1 Landasan Teori Menurut Bandura 1998
Orang Lingkungan
Perilaku
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian ini secara skematis dapat digambarkan pada bagan berikut ini :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Faktor yang Memengaruhi :
1. Umur Pubertas 2. Pengetahuan Perilaku Seksual
3. Sikap 4. Harga Diri
5. Peran Media Informasi 6. Peran Orang Tua
7. Peran Teman Sebaya 8. Waktu luang
9. Budaya 10. Gender
Perilaku Seksual pada Remaja
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan cross sectional, dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada
data variabel independen dan dependen sekali waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mereduksi faktor yang memengaruhi perilaku seksual, dengan cara mengelompokkan
variabel yang diteliti menjadi faktor I, II, dan seterusnya di SMA Negeri Juhar Kabupaten Karo tahun 2013.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Juhar Kabupaten Karo dari Bulan Februari – Juli tahun 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja Kelas 10 dan 11 di SMA Negeri Juhar Kabupaten Karo tahun 2013 yang berjumlah 94 orang. Kelas XII tidak
dijadikan populasi karena kelas XII sudah tamat sekolah.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini merupakan seluruh populasi yaitu sebanyak 94 orang yang sudah pernah bergandengan tangan, berciuman pipi dan kening.
Universitas Sumatera Utara