Garis Merah Dari 3 balita menjadi 1 balita dengan memantau dan memberikan secara rutin Pemberian Makan Tambahan PMT pemulihan Tahun 2011, dan posyandu ini juga berhasil
mengatasi penyakit diare pada balita melalui penyuluhan dan pemberian obat kepada setiap ibu yang mempunyai anak balita. Melalui keberhasilan posyandu melati, tentunya tidak bisa
di raih hanya melalui kader-kadernya saja, tertapi juga melibatkan peran serta dan partisipasi dari masyarakatnya.
3.3 Unit Analisis dan Teknik Pemilihan Informan 3.3.1 Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis atau objek kajian dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berpartisipasi di Posyandu Melati di Desa Sigapiton sebanyak 4 orang
informan kunci. Dimana informan ini merupakan yang dipilih oleh peneliti melalui kriteria- kriteria yang sudah ditentukan, sehingga pengumpulan data 4 orang masyarakat ini cukup
menjawab permasahan yang ada didalam penelitian ini.
3.3.2 Teknik Pemilihan Informan
Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel probability sampling pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang. Non-probability sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluangkesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugioyono, 2005:53. Penelitian
ini menggunakan porpusive sampling teknik penarikan sampel bertujuan dimana peneliti menggunakan penilaian sendiri dalam memilih sampel. Porpusive sampling digunakan dalam
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengunaan teknik penarikan sampel ini bertujuan menuntut pengenalan lebih luas atas populasi. Teknik ini dipilih atas dasar supaya data yang diperoleh
adalah data yang akurat karena sampel merupakan sumber data informasi yang tepat yang
dibutuhkan oleh peneliti Siagian, 2011:164. Penelitian ini memilih informan sebagai berikut:
a. Ibu yang memiliki balita dengan usia 1-5 tahun.
Ibu yang dipilih memiliki beberapa kriteria sebagai berikut: -
Memiliki kartu anggota posyandu -
Memiliki balita usia 1-5 tahun -
Memiliki frekuensi kehadiran 75 selama bulan pelaksanaan posyandu, atau minimal 9 kali hadir selama satu tahun.
b. Kader Posyandu.
Kader yang dipilih memiliki kriteria sebagai berikut: -
Kader aktif posyandu yang memiliki frekuensi kehadiran 75 dalam setahun selama bulan pelaksanaan posyandu. Kader disini terdiri dari Ketua Posyandu
Melati serta 2 anggota kader aktif. -
Pernah mengikuti pelatihan yang yang diadakan oleh puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir
Tabel 3.1 Tabel Informan
Informasi yang dibutuhkan Informan
Jumlah 1. Bentuk partisipasi masyarakat terhadap
posyandu Melati dalam upaya pelayanan kesehatan balita.
2. Faktor-faktor yang mendukung atau menghambat partisipasi masyarakat terhadap
posyandu melati dalam pelayanan kesehatan balita.
- Kader Posyandu
- Ibu Balita - 2 orang
- 2 orang
Maka jumlah Informan dalam penelitian ini adalah 4 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan data