Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa Sarana dan Prasarana Pendidikan Hasil Penelitian

Berdasarkan pada tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar adalah 31-35 tahun yaitu berjumlah 50 jiwa, di ikuti penduduk yang berusia 6-10 tahun sebanyak 48 jiwa, sedangakn jumlah penduduk terkecil yaitu pada usia lebih dari 60 tahun yaitu sebesar 12 orang.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang ada di desa sigapiton adalah sebgai berikut:

a. Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa

Adapun sarana dan prasarana pemerintahan di desa Sigapiton adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa No Nama StatusJumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gedung Kantor Jumlah Ruangan Kerja Listrik Perangkat Desa Mesin Tik Meja Kursi Lemari Arsip Kendaraan Dinas Ada 2 ruangan Ada Ada Ada 2 Buah 5 Buah 1 Unit 1 Unit Sumber: Profil Desa Sigapiton Tahun 2013 Berdasarkan pada tabel 4.5 diketahui bahwa sarana dan prasarana pemerintahan desa ini sudah memadai untuk melakukan kegiatannya dalam melayani masyarakat setempat. Dan diharapkan pihak kelurahan bersikap baik dalam melayani masyarakat, agar masyarakat mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan desa.

b. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa Sigapiton adalah 1 unit gedung Sekolah Dasar SD Negeri, dengan 5 orang tenaga pengajar dan 54 orang siswa.

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan Prasaran kesehatan yang di desa Sigapiton adalah 1 unit gedung Posyandu dan 1 orang bidan. Berdasarkan data yang di peroleh sarana dan prasarana kesehatan di desa sigapiton belum memadai dan masih diperlukan sarana dan prasarana kesehatan untuk melayani masayarakat.

4.1.5 Struktur Pemerintahan

Rr

4.2 Posyandu Melati Kepala Desa

J.EFENTUS GULTOM Sekretaris MULA HORAS NADAPDAP Kaur Keuangan BENNI GULTOM Kaur Masyarakat RICAD MANURUNG Kaur Pemerintahan JULI GULTOM

4.2.1 Sejarah Posyandu Melati

Posyandu melati yang berada di Desa Sigapiton yang berdiri sejak tahun 1993. Dimana posyandu di gagas oleh seorang bidan yang di tugaskan di desa Sigapiton. Namun baru di resmikan pada tahun 2006 oleh bapak Camat Ajibata. Sebelum diresmikan Posyandu Melati Belum rutin melakukan kegiatannya. Namun setelah diresmikan Posyandu Melati sudah rutin melayani masarakat. Posyandu Melati melakukan kegitan nya sekali dalam satu bulan, yaitu minggu ketiga dalam satu bulan. Posyandu Melati adalah posyandu mandiri. Dimana kegiatannya berjalan secara teratur dan mantap. Kegiatan Posyandu ini antara lain: 1. Kesehatan Ibu dan Anak KIA 2. Keluarga Berencana KB 3. Imunisasi 4. Pemantauan dan Peningkatan Gizi 5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

4.2.2 Visi dan Misi Posyandu Melati

Visi dan misi Posyandu Melati adalah: a. Visi Posyandu Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. b. Misi Posyandu Meningkatkan derajat kesehatan, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, diperlukan berbagai kegiatan diantaranya adalah menggerakkan masayarakat untuk memanfaatkan posyandu sebagai pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

4.2.3 Kader Posyandu

Adapun nama-nama kader di Posyandu Melati ini adalah 1. Tianna sebagai ketua 2. Roria sebagai sekretaris 3. Rosmaria sebagai bendahara 4. Tiurma sebagai anggota 5. Uli sebgai anggota

4.2.4 Sarana dan Prasarana Posyandu

Adapun sarana dan prasarana kesehatan di Posyandu ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Sarana dan Prasaran Posyandu Melati No Nama Status Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Gedung Posyandu Timbangan Alat Ukur Tinggi Badan Alat Ukur Panjang Badan Bayi Tempat Tidur Lemari Meja Bantal Kursi Mangkok Sendok Gelas Teko Ada Ada Ada Ada Ada 2 unit Ada Ada 10 Buah 50 buah 46 buah 46 buah 10 buah Sumber data: Profil Posyandu Melati 2013 Data yang disajikan pada table 4.6 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana posyandu sudah cukup untuk dapat melaksanakan kegiatannya. BAB V

BAB V ANALISA DATA

Pada bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan dilapangan melalui wawancara dengan informan. Peneliti berhasil mengumpulkan data dari 4 orang informan. Dalam hal ini, data yang diperoleh lansung dari masyarakat yang berpartisipasi di Posyandu Melati Desa Sigapiton. Dari penelitian tersebut diperoleh data umum mengenai informan melalui nama, usia, pendidikan, pekerjaan, lama tinggal, jumlah anak, pekerjaan suami. Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan informan, diperoleh juga berbagai data yang akan diananilisis melalui pendekatan kualitatif . Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai data-data yang sudah terkumpul, penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan secara narasi penulis tentang data-data tersebut.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Informan 1. Informan yang pertama yang bernama Tianna Gultom. Beliau sekarang berusia 42 tahun. Pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMA dan beliau adalah seorang petani. Ibu Tianna sudah tinggal selama 42 tahun di desa sigapiton, dan mempunyai 6 orang anak. Pekerjaan suami ibu tianna adalah sebagai wiraswasta. Ibu tianna sudah menjadi kader sejak posyandu melati tahun 2002 dan beliau menjabat sebagai ketua posyandu. Beliau memikili pengetahuan yang baik tentang kesehatan, terutama tentang kesehatan bayi dan balita. Kesehatan adalah sehat jasmani rohani dimana kebutuhan jasmani dan rohani harus terpenuhi. Kemudian pola makan atau hidupnya, kesehatan itu penting dan harus di jaga kata beliau. Kesehatan balita merupakan hal yang sangat penting. Dimana orang tua balita harus pintar dalam merawat, mengatur pola makanan yaitu memberikan makanan yang sehat dan bergizi, dan menjaga kebersihan anak tersebut, kata beliau. Bentuk pelayanan kesehatan balita di posyandu melati yang di lakukakan adalah mulai dari menimbang anak dan pengawasan berat badan balita, dimana berat badan harus sesuai dengan usia balita tersebut. Jangan sampai ada pada BGM bawah garis merah, apabila ada balita yang BGM bawah garis merah akan dilaporkan ke puskesmas. Ada juga pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan penanggulangan diare. Penanggulangan diare dulunya tidak rutin dilakukan, namun setelah ada kasus pada tahun 2009, ada sekitar 6 orang anak mengalami diare maka kegitan itu rutin dilakukan. Pelayanan kesehatan balita sangat penting seperti kegiatan yang ada di posyandu ini, yaitu dengan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Dengan adanya kegiatan itu, maka masayarakat yang tingkat pendidikan nya rendah mendapat penyuluhan tentang kesehatan balita begitu kata beliau. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu berupa tenaga, yaitu dalam kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita. Dimana masyarakat ikut memasak bubur kacang hijau dan membagikan biskuit kepada balita. Ada juga dalam bentuk dana, yaitu untuk dana sosial dan dana kematian yang di pungut dari masyarakat. Awalnya masayarakat masih kurang perhatian tentang kegiatan posyandu. Ini disebabkan tingkat pendidikan masyarakat di desa ini masih rendah. Mereka ikut berpartisipasi karena memiliki balita, bagitu kata beliau. Alasan ibu tianna menjadi kader posyandu adalah karena “dulunya saya adalah ketua pkk di desa ini dan otomatis saya yang menjadi ketua posyandu, dan tugas saya adalah mengenalkan dan mengajak warga ikut ke posyandu. Sebelum saya menjadi kader di desa ini saya sudah mengenal posyandu karena sering membawa anak saya ke posyandu. Saya sudah menjadi kader posyandu selama 12 tahun, namun saya tidak merasa bosan ikut berpartisipasi di posyandu ini. Dengan umur saya sekarang, saya tidak merasa terganggu ikut berpartisipasi di posyandu. Kalau saya dapat umur yang panjang maka saya akan terus memebantu kegiatan posyandu ini” demikian penuturan beliau. Ibu tianna adalah seorang petani. Dengan ikut berpartisipasi di posyandu ini ibu tianna tidak merasa terganggu dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari, karena pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan satu kali dalam sebulan. Selanjutnya, keluarga dan suami beliau juga sangat mendukung beliau untuk ikut berpartisipasi dalam kegitan posyandu, “selagi tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari dan mengurus keluarga suami saya tidak keberatan” begitu penuturan beliau. Berbicara mengenai letak posyandu tidak menjadi masalah buat ibu tianna untuk melakukan kegiatan posyandu, “karena kalau sudah ada niat dan menurut saya sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai ketua posyandu walaupun letak posyandu jauh dari rumah saya” kata beliau. Selama menjadi kader posyandu ibu tianna mendapatkan seragam dan honor setiap bulan dari pemerintah kabupaten, dan mendapatkan uang transport selama mengikuti kegitan pembinaan di kecamatan. Menurut ibu tianna kegiatan posyandu sangat bermanfat bagi beliau. Karena anak ke lima dan ke enam selalu di bawa ke posyandu, dan beliau dapat memantau kesehatan anak- anaknya dengan menimbang berat, mengukur tinggi badan. Kemudian tentang pihak lain yang mengingatkan untuk melakukan tugas sebagai kader posyandu adalah petugas posyandu, dimana beliau diingatkan untuk melakukan pendataan tentang balita yang ada di desa sigapiton. Selama menjadi kader beliau pernah mendapat penghargaan yaitu berupa piagam dari kecamatan karena keberhasilan posyandu melati dalam mengatasi kasus diare yang dialami beberapa orang balita di desa sigapiton. Sebelum menjadi kader di posyandu melati, ibu tianna pernah ikut berorganisasi. Yaitu sebagai kerua PKK di desa sigapiton dan menjadi angota mudika katolik. 5.1.2 Informan II Informan kedua adalah ibu rosmaria manurung. Beliau sekarang berumur 36 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah SMA. Pekerjaan ibu rosmaria adalah seorang petani, dan mempunyai anak 5 orang anak. Pekerjaan suami beliau adalah bertani. Sejak tahun 2006 beliau sudah menjadi kader posyandu. Beliau awalnya adalah ibu yang paling rajin berpartisipasi dalam kegiatan posyandu, yaitu membawa anaknya setiap bulan dan ikut memebantu dalam kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita. Dengan dasar tersebut ibu ketua posyandu mengangkat nya menjadi seorang kader di posyandu melati. Ibu rosmaria sudah beberapa kali mengikuti pelatihan di puskesmas kecamatan. Beliau di bekali tentang apa itu posyandu dan tentang kegiatan posyandu. Sehingga sekarang ibu rosmaria sudah terampil dalam melakukan kegiatan pelayanan di posyandu. Sekarang jabatannya di posyandu melati sebagai bendahara, beliaulah yang mengatur keuangan dan belanja segala kebutuhan yang diperlukan di posyandu. Menurut beliau kesehatan sangat penting, karena itu adalah kunci dari semua. Apabila kita tidak sehat maka tidak akan bisa beraktifitas sebagaimana mestinya, dan kesehatan itu hatus dijaga, seperti makan dengan teratur dan tidak memaksakan diri saat bekerja begitu kata beliau. Kesehatan balita juga sangat penting, dimana orang tua yang berperan untuk menjaga kesehatan balita. Berat dan tinggi badan harus sesuai dengan umur balita tersebut , jangan sampai pada BGM bawah garis merah. Di posyandu para masayarakat mendapat penyuluhan tentang bagamana menjaga kesehatan balita dan penyuluhan bagi ibu hamil. Pengamatan berat badan, tinggi badan dan juga pemberian makanan tambahan atau dengan istilah 3B beragam, bergizi, dan berimbang. “ Pelayanan kesehatan balita di posyandu melati yang dilakukan para kader sudah sangat bagus, dimana kemampuan kita sebagai kader juga terbatas. Para kader juga kompak dalam melakukan tugasnya masing-masing, sehingga semua kegiatan berjalan dengan lancar, demikian tutur beliau. Bentuk partsisipasi atau keterlibatan aktif masayarakat dalam palayanan kesehatan balita menurut ibu rosmaria adalah berupa partisipasi tenaga, partisipasi pikiran dan pastisipati dana. Masyarakat hanya ikut aktif dalam kegiatan pemberian makanan tambahan, yaitu memasak dan membagikan bubur kacang hijau. Kemudian pemungutan dana sosial yang dilakukan setiap bulan. Awalnya para masyarakat tidak perduli tentang kegiatan posyandu. Namun setelah di berikan penjelasan dan pendekatan kepada masayarakat akhirnya mereka ikut berpastisipasi. “Awalnya saya hanya rajin membawa anak saya ke posyandu setiap bulannya, dan membantu kader posyandu melakukan kegiatan pemberian makanan tambahan yang kemudian saya di angkat menjadi kader. Tetapi setelah saya terbiasa melakukan itu saya merasa bahwa itu menjadi tanggung jawab saya, dan saya harus terus melakukan kegiatan tersebut. Rasa sosial lebih tepat nya menjadi alasan saya ikut menjadi kader posyandu” begitu penuturan ibu rosmaria manurung. Dengan ikut berpartisipasi di posyandu beliau tidak merasa terganggu untuk melakukan kegiatan sehati-hari. Karena pelaksanaan kegitan posyandu hanya sekali dalam sebulan jadi tidak mengganggu kegiatan ibu tianna sebagai petani. Tetapi kalau masa panen padi, ibu tianna terkadang tidak ikut bisa ikut melakukan kegitan di posyandu. Begitu juga dengan suami dan keluarga beliau yang selalu mendukung beliau untuk ikut berpartisipasi di posyandu. Umur beliau yang menganjak 36 tahun, beliau merasa tidak terganggu ikut berpartispasi di posyandu. Beliau merasa masih sangat sanggup menjalankan tugas sebagai posyandu. Letak posyandu yang lumayan jauh dari tempat tinggal beliau tidak menjadi penghambat karena beliau merasa itu sudah tanggungjawabnya sebagai kader posyandu. Selama menjadi kader posyandu rosmaria mendapatkan honor dari pemerintah kabupaten, seragam kader, dan ongkos unutk mengikuti pelatihan di kecamatan. Penghargaan untuk pribadi, beliau tidak pernah mendapatkan. Namun beliau sudah merasa bangga ketika posyandu melati mendapat penghargaan dari kecamatan, berupa piagam yang di terima ibu tianna sebgai ketua posyandu. Berbicara mengenai manfaat posyandu, ibu rosmaria merasakan adanya manfaat posyandu terebut. Karena beliau masih mempunyai anak balita, dan merasakan pelayanan kesehatan yang di lakukan posyandu. Bukan hanya saya tetapi semua masayarakat yang memiliki balita dan ibu hamil juga pasti merasakan manfaat posyandu, begitu kata beliau. Dalam menjalankan tugas sebagai kader posyandu, ibu rosmaria merasa percayadiri. Walaupun kemampuan dalam melakukan pelayanan kesehatan terbatas, beliau tetap percayadiri. Untuk masalah pihak lain yang mengingatkan unutk menjalankan tugas, beliau mengatakan “ kita sudah tau apa tugas menjadi kader posyandu, jadi tidak ada yang perlu mengingatkan kita tentang itu. Tetapi kalau ada pelatihan di kecamatan, ibu ketua posyandu mengingatkannya. Sebelum menjadi kader posyandu ibu rosmaria belum pernah ikut bergorganisasi. 5.1.3 informan III Informan yang ketiga bernama bernama Resti Sidabutar. Ibu resti Sidabutar berusia 30 tahun dan memiliki pekerjaan sebgai petani. Beliau mempunyai 4 anak, dan sudah 7 tahun tiggal di desa sigapiton. Pekerjaan beliau dan suami adalah bertani. Pendidikan terakhir beliau adalah Sekolah Menengah Akhir. Ibu resti adalah masyarakat yang mempunyai balita yang ikut berpatisipasi di posyandu melati. Beliau selalu membawa anak-anak nya ke posyandu ketika posyandu melaksanakan kegiatan nya malayani kesehatan bagi balita. Ibu resti juga selalu membantu para kader posyandu dalam melakukan tugasnya, dalam kegiatan pemberian makanan tambahan terhadap balita. Beliau ikut membantu memasak dan membagikan makanan tambahan, seperti memasak bubur kacang hijau dan membagikan biskuit kepada balita. Menurut ibu resti kesehatan adalah hal sangat penting dan harus dijaga supaya bisa melakukan aktifitas sehari-hari. “Kesehatan itu mahal, karena apabila kita sakit biaya perobatan sangat mahal, dan kondisi keuangan keluarga saya yang pas-pasan tidak mampu membayar biaya perobatan itu” demikian kata beliau. Kemudian kesehatan balita juga sangat penting menurut beliau. Beliau mengatakan “kesehatan balita dapat kita lihat dengan membandingkan dengan anak tetangga yang seumuran, seperti membandingkan besar badannya dan ketika orang itu bermain-main”. Sebagai orangtua beliau merasa yang bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan anaknya terutama yang masih balita. Memberikan makanan yang bergizi kepada anak-anaknya dan membawa anaknya berobat ke bidan apabila demam atau sakit perut. Berbicara tentang posyandu beliau mengatakan” posyandu adalah tempat untuk mengamati dan menjaga kesehatan serta perkembagan anak”. Menurut beliau keberadaan Posyandu sangat penting. Dimana beliau sudah merasakan tindakan nyata posyandu melalui pelayanan kesehatan balita yang dilakukan posyandu. Mulai dari imunasi, pemberian makanan tambahan, penimbangan, dan pemberian obat diare serta penyuluhan tentang kesehatan balita. Kemudian pelayanan kesehatan yang di lakukan kader posyandu melati cukup baik. Seperti pendaftaran, mereka tidak mendahulukan siapa yang mereka kenal. Semua harus mengantri dan di panggil sesuai urutan yang dahulu datang, begitu kata beliau. Kegiatan posyandu yang dilakukan sekali dalam sebulan tidak mengganggu kegitan sehari-hari atau pekerjaan ibu resti. Karena pelayanan kesehatan yang dilakukan kader posyandu seperti imunisasi, penimbangan, pemberian obat, dan pemberian makanan tambahan tidak memakan waktu yang lama. Dan setelah pulang dari posyandu beliau bisa langsung bekerja ke ladang atau melakukan pekerjaan di rumah. Membawa anak ke posyandu sudah menjadi kebiasaan untuk ibu resti, karena dari anaknya yang pertama selalu dibawa ke posyadu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di posyandu merupakan kebutuhan semua anak. Beliau mengatakan “ namanya anak kecil semua pelayanan kesehatan yang dilakukan di posyandu sangat dibutuhkan anak-anak”. Membawa anak ke posyandu merupakan tindakan yang sangat didukung oleh suami beliau. Suami beliau mengetahui bahwa pelayanan kesehatan di posyandu adalah hal yang dibutuhkan anak mereka dan itu sudah menjadi kebiasan ibu resti setiap bulan. Letak posyandu tidak menjadi halangan untuk beliau untuk membawa anaknya ke posyandu. Selama ikut berpartisipasi ibu resti tidak pernah mendapatkan apa-apa, mendapat pelayanan kesehatan untuk anaknya dari posyandu sudah cukup menurut beliau. Berbicara tentang pihak lain yang mengingatkan beliau untuk mengikuti kegiatan posyandu, beliau mengatakan “ palingan diingatkan kawan ibu yang balita dan kader posyandu kalau ada perubahan hari kegiatan posyandu di lakukan. 5.1.4 informan IV Informan keempat bernama Ramawana Munthe. Beliau berusia 28 tahun dan mempunyai satu orang anak. Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah pertama. Pekerjaan beliau dan suaminya adalah bertani dan sudah tinggal selama 5 tahun. Ibu ramawana adalah seorang ibu yang mempunyai balita yang ikut berpartisipasi di posyandu melati. Beliau rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulannya. Selain rajin membawa anak ke posyandu beliau juga selalu membantu para kader melakukan pemberian makanan tambahan dan membersihkan ruangan posyandu. Berbicara tentang kesehatan, itu merupakan hal yang sangat penting di jaga. “Kesehatan adalah salah satu pendukung dalam melakukan pekerjaan saya sebagai petani. Dimana kondisi badan harus selalu enak, dan tidak ada penyakit. Kalau merasa panas atau pilek, maka harus minum obat supaya tidak makin parah. Kalau makin parah ya harus di bawa ke bidan atau berobat keluar desa. Itukan membutuhkan uang dan memerlukan biaya. Makanya kesehatan itu harus selalu dijaga” tutur beliau. Menurut beliau kesehatan balita adalah merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan balita dimulai dari kebersihan, pola makan, dan mengamati kondisi tubuh anak. Hal yang selalu dilakukan oleh ibu ramawana dalam menjaga kondisi kesehatan keluarga nya, terutama anak nya yang masih balita yaitu memberikan makanan yang bergizi dan memberikan vitamin tambahan. Memasak makanan dengan bahan makanan yang masih segar yaitu seperti lauk, sayur, tanpa menggunakan bahan penyedap makanan. Apabila anak nya dalam keadaan sakit, maka beliau langsung membawa ke bidan. Posyandu adalah tempat pemberian imunisasi, penimbangan badan, pengukuran tinggi badan, dan penyuluhan tentang kesehatan balita. Pemberian obat dan penyuluhan tentang diare adalah salah satu kegitan yang dilakukan di posyandu melati. Keberadaan posyandu sangat penting juga menurut beliau. Awalnya pengetahuan beliau tentang kesehatan balita masih kurang karena pendidikan beliau yang rendah, dan dengan adanya posyandu beliau menjadi paham dan mengerti tentang cara menjaga kesehatan balita. Dengan kemampuan kader posyandu yang terbatas, menurut beliau kinerja para kader sudah cukup baik. Ketika melakukan penyuluhan dan penimbangan berat badan, para kader sudah sangat telaten dan terlatih. Semua masayarakat yang datang ke posyandu diperlakukan sama oleh kader posyandu. Kegiatan posyandu yang dilakukan sekali dalam sebulan, tidak menggangu aktifitas ibu rosmaria sehari-hari. Baik dalam menjalankan perkerjaan nya sebagai petani dan kegiatannya sebagai ibu rumah tangga. Karena pelayanan kesehatan yang dilakukan di posyandu tidak memakan waktu yang lama. Setelah pulang dari posyandu beliau dapat melanjutkan kegitannya sehari-hari. Namun disamping itu, kegiatan posyandu yang dilakukan hanya dalam sebulan menurut beliau masih belum cukup, dan seharusnya dilakukan penambahan waktu. Karena dengan penambahan waktu jam buka posyandu para orangtua balita dapat lebih tau bagamana kondisi kesehatan dan pertumbuhan anak mereka, kata beliau. Setelah melahirkan, beliau awalnya selalu membawa anaknya ke bidan desa. Namun seiring dengan bertambahnya umur anaknya, beliau memutuskan membawa ke posyandu. Membawa anak ke posyandu sudah menjadi kebiasaan bagi beliau. Karena menurut beliau pelayanan kesehatan balita yang dilakukan posyandu sudah menjadi kebutuhan anaknya. Keluaraga atau suami selalu mendukung beliau untuk membawa anaknya ke posyandu. Terkadang suami beliau yang mengingatkan beliau untuk membawa anakna ke posyandu. Namun seiring dengan bertambahna usia anak nya, beliau sudah merasakan tidak nyata posyandu melati. Keadaan kesehatan dan pertumbuhan anaknya yang baik, itu merupakan hasil pelayanan kesehatan posyadu melati kata beliau. Dimanapun letak posyandu, tidak menjadi halangan bagi ibu ramawana untuk ikut berpartisipasi. Pelayanan kesehatan yang dilakukan posyandu merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh anaknya yang masih balita. Karena itu menurut beliau sekalipun letak posyandu jauh dari rumahnya beliau akan slelau membawa anaknya ke posyandu. Ikut berpartisipasi di posyandu inu ramawana merasa percayadiri. Membawa anak ke posyandu merupakan tugas seorang ibu. Karena itu beliau selalu merasa percayadiri membawa anaknya ke posyandu. Selama ikut berpartisipasi di posyandu, ibu ramawana tidak pernah mendapatkan apa-apa. Beliau mengatakan dengan menikmati pelayanan kesehatan di posyandu sudah sangat puas, dan tidak berharap mendapatkan sesuatu dari posyandu.

5.2. Pembahasan