Analisis Kesalahan
5.2.2 Analisis Kesalahan
Banyak input parameter yang dieperkirakan pada data masa lalu. Input parameter tersebut kemudian digunakan untuk mengoptimalkan operasi di masa depan. Tidak ada jaminan bahwa masa depan akan mirip dengan masa lalu. Misalnya, peningkatan atau penurunan jumlah permintaan produk. Jadi tidak tepat jika input parameter selalu digunakan dalam model. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kesalahan.
Analisis kesalahan berfungsi untuk melihat seberapa banyak potensi penghematan yang hilang jika terdapat kesalahan input parameter tertentu. Analisis kesalahan pada umumnya dilakukan pada parameter yang memang dapat ditentukan sendiri nilainya oleh perusahaan misalnya parameter gaji tenaga kerja, harga jual produk, kapasitas produksi, dll. Dengan kata lain, kesalahan yang dimaksudkan dalam analisis ini adalah kesalahan perusahaan dalam menetapkan nilai pada suatu parameter. Analisis ini juga dapat membantu perusahaan dalam menentukan parameter yang dapat diubah-ubah nilainya dengan aman. Parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya pemeliharaan pohon jati dan harga jual log jati pada PP dan biaya tenaga kerja langsung dan harga jual furnitur pada
commit to user
KBM IKB. Perubahan dilakukan dengan menaikkan baik biaya maupun harga sebesar 10%, 20%, dan 30%.
Biaya pemeliharaan pohon jati pada PP dinaikkan dari Rp 160.500,00 sebesar 10%, 20% dan 30%. Hasil dari perubahan biaya pemeliharaan pohon jati terhadap total biaya PP dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Perubahan Biaya Pemeliharaan terhadap Total Biaya PP
Persentase Perubahan
Biaya Pemeliharaan
Persentase Perubahan
Total Biaya PP
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa perubahan biaya pemeliharaan pohon jati mengakibatkan perubahan total biaya yang harus dikeluarkan PP. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemimpin perusahaan dalam menaikkan biaya pemeliharaan agar pertumbuhan pohon jati lebih cepat dan kualitas log jati semakin baik sehingga harga log jati pun akan meningkat. Dari Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa jika perusahaan menaikkan biaya pemeliharaan 10%, maka akan menyebabkan bertambahnya total biaya yang harus ditanggung perusahaan sebesar 3,6% dari total biaya di awal. Gambar 5.5 menunjukan perubahan biaya pemeliharaan pohon jati terhadap total biaya yang harus dikeluarkan PP.
Gambar 5.5 Perubahan Biaya Pemeliharaan Pohon Jati terhadap Total Biaya PP
commit to user
Parameter selanjutnya yang digunakan dalam analisis ini pada PP adalah harga jual log jati. Log jati yang dibutuhkan dalam proses produksi furnitur adalah tipe log AII dan log AIII. Harga jual yang digunakan dalam pengembangan model ini adalah Rp.2.750.000,- untuk log AII dan Rp.4.500.000,- untuk log AIII. Harga log jati tersebut masing- masing dinaikkan sebesar 10%, 20%, dan 30%. Hasil dari perubahan harga log jati terhadap total profit PP dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP
Persentase Perubahan
Harga Log Jati
Persentase Perubahan
Total Profit PP
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa perubahan harga log jati mengakibatkan perubahan total profit yang diperoleh oleh PP. Walaupun peningkatan profit tidak terlalu besar, namun angka ini lebih menguntungkan jika dibandingkan tidak dilakukan peningkatan harga log jati. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemimpin perusahaan apabila akan menaikkan harga log jati. Apabila perusahaan menaikkan harga log jati sebesar 10%, maka keuntungan perusahaan akan meningkat sebesar 1,8% dari total profit yang telah diperhitungkan di awal. Peningkatan harga log jati dapat dilakukan perusahaan untuk menambah pendapatan dan atau dapat pula dijadikan subsidi untuk biaya pemeliharaan untuk mendapatkan kualitas log jati yang lebih baik. Gambar 5.6 menunjukkan perubahan harga log jati terhadap total profit yang akan diperoleh PP.
commit to user
Gambar 5.6 Perubahan Harga Log Jati terhadap Total Profit PP Pada KBM IKB, parameter yang digunakan dalam analisis ini adalah biaya
tenaga kerja langsung dan harga jual furnitur. Biaya tenaga kerja langsung dinaikkan 10%, 20%, dan 30% dari keadaan awal, yaitu sebesar Rp.92.055,- per
m 3 dari kapasitas produksi sebulan. Hasil dari perubahan biaya tenaga kerja langsung terhadap total biaya yang dikeluarkan KBM IKB dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Perubahan Biaya Tenaga Kerja Langsung terhadap Total Biaya