Karakteristik Sistem
4.2.1 Karakteristik Sistem
Tahap ini merupakan pendeskripsian karakteristik sistem antara PP sebagai pemasok dan KBM IKB sebagai pemanufaktur dengan mempertimbangkan perdagangan karbon. Jadi pada pengembangan model ini terdapat empat entitas yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Entitas yang terlibat secara langsung adalah PP dan KBM IKB, sedangkan entitas yang tidak terlibat secara langsung adalah pembeli kredit karbon dan konsumen produk kayu. Secara umum, hubungan antara entitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.
commit to user
IV-8
Gambar 4.2 Kerangka Entitas
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa keempat entitas tersebut saling berkaitan. Konsumen melakukan pesanan produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari pesanan konsumen, dapat diketahui jumlah log jati yang dibutuhkan KBM IKB untuk dapat memenuhi pesanan konsumen tersebut. Pasar utama KBM IKB adalah internasional, namun tidak menutup kemungkinan untuk memenuhi pasar lokal.
KBM IKB melakukan pemilihan kayu ke PP untuk dapat memproses pesanan konsumen sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. KBM IKB memiliki alokasi volume log tersendiri dari PP. Dalam setahun, KBM IKB mendapat
alokasi log jati sejumlah 10.500 m 3 yang dipasok dua kali dalam satu bulan. Disamping PP memiliki kewajiban untuk memasok kayu ke industri kayu, PP juga memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian alam. Fenomena perubahan iklim yang terjadi akibat kadar emisi yang sudah tidak dapat ditampung atmosfer menyebabkan adanya kebijakan untuk tetap menjaga keseimbangan alam.
Kebijakan dalam menjaga keseimbangan alam tidak hanya menjadi tanggung jawab PP yang memiliki wewenang untuk menjaga perlindungan hutan. Hal ini juga menjadi tanggung jawab negara-negara industri yang telah berkontribusi dalam peningkatan jumlah karbon. Berdasarkan Protokol Kyoto sebagai bukti kesepakan negara-negara industri untuk menurunkan emisi, salah satu mekanisme penurunan emisi adalah Clean Development Mechanism (CDM). Dalam mekanisme CDM, untuk dapat menurunkan emisi/ menjual karbon harus mendapatkan CER (Certified Emission Reduction).
Melalui mekanisme CDM, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk penurunan emisi adalah dengan cara Reduction Emission from Deforestation and Degradation (REDD). REDD mempunyai potensi penurunan emisi karbon yang paling besar (Pustanling, 2010). Tata cara pengurunan emisi dengan REDD telah
commit to user
IV-9
diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.30/Menhut-II/2009.
Pihak yang terlibat dalam REDD terdiri dari pihak nasional dan internasional. Pihak nasional terdiri dari pihak-pihak yang memiliki lahan untuk diperdagangkan, sedangkan pihak internasional terdiri dari pemerintah, badan usaha, dan organisasi internasional. Pihak internasional merupakan pihak yang akan menurunkan emisi akibat emisi yang dihasilkan sudah melampui batas maksimal emisi. Berikut ini bagan mekanisme perdagangan karbon.
Gambar 4.3 Aliran Proses Perdagangan Karbon Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.30/Menhut-II/2009 pasal 14, hak dan kewajiban para pelaku REDD adalah sebagai berikut. (1) Pelaku REDD mempunyai hak :
a. Entitas nasional memperoleh pembayaran dari entitas internasional atas penurunan emisi yang dihasilkan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
b. Entitas internasional menggunakan sertifikat REDD sebagai bagian dari pemenuhan komitmen pengurangan emisi negara maju sesuai peraturan yang berlaku.
c. Memperjual-belikan sertifikat REDD bagi perdagangan karbon REDD pasca 2012 yang dikaitkan dengan pelaksanaan komitmen pengurangan emisi negara maju.
(2) Pelaku REDD mempunyai kewajiban :
a. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan dalam rangka pelaksanaan REDD.
b. Menetapkan referensi emisi sebelum pelaksanaan REDD.
commit to user
IV-10
c. Melakukan pemantauan sesuai dengan rencana.
d. Menyampaikan laporan hasil pemantauan kepada Menteri melalui Komisi REDD.