Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri),

A. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri),

meliputi:

1. Sebab yang bersifat pisik yaitu:

a) Sakit. Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan pisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.

b) Kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, sehingga penerimaan dan respon pelajaran berkurang.

c) Karena cacat tubuh Misalnya kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotor, buta, tuli, bisu dan lain-lain

2. Sebab yang bersifat rohani meliputi:

a) Intelegensi Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke a) Intelegensi Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke

b) Bakat Yaitu potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu memiliki bakat yang berbeda-beda. Misalnya, seseorang yang berbakat musik mungkin dibidang lain ketinggalan. Jadi, seseorang akan mudah mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya. Jika tidak sesuai dengan bakatnya tadi, maka ia cepat bosan, mudah putus asa, tidak mau pelajaran, suka berbuat gaduh sehingga nilainya rendah

c) Minat Belajar yang tidak ada minatnya bisa disebabkan karena tidak sesuai dengan bakat, kebutuhan, kecakapan sehingga menimbulkan problema dalam dirinya. Oleh karena itu pelajaranpun tidak pernah terjadi dalam proses otak sehingga menimbulkan kesulitan. Ada tidak adanya minat dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan lain-lain c) Minat Belajar yang tidak ada minatnya bisa disebabkan karena tidak sesuai dengan bakat, kebutuhan, kecakapan sehingga menimbulkan problema dalam dirinya. Oleh karena itu pelajaranpun tidak pernah terjadi dalam proses otak sehingga menimbulkan kesulitan. Ada tidak adanya minat dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan lain-lain

belajarnya. Sebaliknya, mereka yang motivasinya lemah, mudah putus asa, suka mengganggu, sering meninggalkan kelas banyak mengalami kesulitan belajar

e) Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya segi intelektual saja, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik.

f) Tipe-tipe khusus seorang pelajar (1) Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik dan gambar. Sebaliknya mereka sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan dalam bentuk suara atau gerakan

(2) Anak yang bertipe auditif, mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah).

Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan bisa menimbulkan kesulitan belajar

(3) Individu yang bertipe motorik, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan, gerakan tetapi sulit mempelajari bahan yang berupa suara dan penglihatan

B. Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) meliputi:

a. Faktor keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, tetapi dapat juga sebagai faktor kesulitan belajar, diantaranya adalah:

1) Faktor orang tua yaitu:

a) Cara mendidik anak Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajar.

b) Hubungan orang tua dan anak Yaitu hubungan kasih sayang, penuh pengertian dan kebencian, sikap keras, acuh tak acuh dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua, perhatian, penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi mereka. Demikian juga kurang kasih sayang, sikap b) Hubungan orang tua dan anak Yaitu hubungan kasih sayang, penuh pengertian dan kebencian, sikap keras, acuh tak acuh dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua, perhatian, penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi mereka. Demikian juga kurang kasih sayang, sikap

c) Contoh/bimbingan dari orang tua Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak- anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Belajar memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Ketika orang tua sibuk bekerja, sibuk organisasi anak kurang pengawasan dari orang tua hingga kemungkinan mengalami kesulitan belajar.

2) Suasana rumah/keluarga Suasana rumah yang sangat ramai/gaduh, selalu tegang, selalu banyak cekcok diantara anggota keluarga menyebabkan anak tidak dapat belajar dengan baik. Sebab hal itu akan membuat anak terganggu konsentrasinya sehingga sukar untuk belajar Untuk

itu hendaknya suasana rumah selalu menyenangkan, tenteram, damai, harmonis agar anak betah tinggal di rumah. Keadaan ini menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.

3) Keadaan ekonomi keluarga Ketika keadaan ekonomi kurang dapat menyebabkan kurangnya alat alat belajar, kurangnya biaya, tidak mempunyai tempat untuk belajar sehingga dapat menghambat kemajuan belajar anak. Sebaliknya ketika keadaan ekonomi berlebihan (kaya) menjadikan anak enggan belajar karena terlalu banyak bersenang-senang dan dimanjakan oleh orang tuanya.

b. Faktor sekolah, meliputi:

1) Guru

Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, apabila

a) Guru tidak kualified, baik dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegang. Hal ini bisa terjadi karena vak yang dipegangnya kurang sesuai hingga kurang menguasai lebih-lebih kalau kurang persiapan, sehingga kurang jelas, sukar dimengerti oleh murid-muridnya.

b) Hubungan guru dan murid kurang baik, misalnya kasar, suka marah, suka mengejek, tidak pandai menerangkan, sombong, tidak adil dan lain-lain.

c) Guru terlalu menuntut standard pelajaran diatas kemampuan anak. Hal ini biasanya terjadi pada guru c) Guru terlalu menuntut standard pelajaran diatas kemampuan anak. Hal ini biasanya terjadi pada guru

d) Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar. Misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak dan lain sebagainya.

e) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar antara lain:

1. Metode mengajar yang menyebabkan murid pasif

2. Metode mengajar yang tidak menarik, kemungkinan materinya tinggi atau tidak menguasai bahan

3. Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak bervariasi

2) Alat Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran tidak baik. Kemajuan teknologi membawa perkembangan pada alat-alat pelajaran/ pendidikan sehingga dapat menentukan perubahan metode mengajar guru, segi dalamnya ilmu pengetahuan pada pikiran anak, memenuhi tuntutan dari bermacam-macam tipe anak.

3) Kondisi Gedung Terutama ditujukan pada ruang kelas/ruangan tempat belajar anak. Oleh sebab itu ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti;

a) Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk ruangan dan sinar dapat menerangi ruangan

b) Lantai tidak becek, licin atau kotor

c) Keadaan gedung jauh dari keramaian (pasar, bengkel, pabrik dan lain-lain) sehingga anak mudah konsentrasi dalam belajarnya.

4) Kurikulum Kurikulum yang kurang baik juga dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi murid-murid. Misalnya:

a) Materi yang terlalu tinggi

b) Pembagian bahan yang tidak seimbang (kelas I banyak materi pelajarannya dan kelas diatasnya lebih sedikit)

c) Adanya pendataan materi

d) Waktu sekolah dan kurangnya disiplin Apabila sekolah masuk siang, sore, malam maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Sebab energi sudah d) Waktu sekolah dan kurangnya disiplin Apabila sekolah masuk siang, sore, malam maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran. Sebab energi sudah

c. Faktor media massa dan lingkungan sosial

1) Faktor mass media meliputi: TV, bioskop, surat kabar, majalah, komik-komik yang ada disekeliling kita. Jika waktu anak terlalu banyak dipergunakan untuk melihat atau membaca hal-hal diatas, hingga lupa akan tugasnya belajar maka akan menghambat belajar anak,

2) Lingkungan sosial

a) Teman bergaul. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berbeda dengan anak yang tidak sekolah.

b) Lingkungan tetangga. Corak kehidupan tetangga yang suka berjudi, minum-minuman keras, pengangguran, tidak suka belajar akan mempengaruhi anak yang b) Lingkungan tetangga. Corak kehidupan tetangga yang suka berjudi, minum-minuman keras, pengangguran, tidak suka belajar akan mempengaruhi anak yang

c) Aktivitas dalam masyarakat. Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini-itu akan menyebabkan belajar anak terbengkalai. Oleh karena itu, hendaknya orang tua mengawasi agar kegiatan ekstra diluar belajar dapat

diikuti tanpa melupakan tugas belajar 51 Ada juga yang berpendapat bahwa penyebab terjadinya kesulitan belajar adalah faktor organ tubuh dan lingkungan (Environmentally Ased Etiologies ). Sedangkan ahli lainnya menyebutkan bahwa penyebab terjadinya kesulitan belajar adalah Faktor organik dan biologis (Organic and Biological Factors), Faktor genetika (Genetic Factors) dan Faktor lingkungan (Environmetal Factors )

Para ahli mempercayai bahwa ketidakberfungsian otak (The Rain Dysfungction) merupakan penyebab utama (The Root) dari kesulitan belajar. Disisi lain juga menyatakan bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh gangguan perkembangan sel syaraf pada saat

perkembangan seorang bayi di usia dini 52

Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Op. Cit, Hal. 76-88 52 Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT Refika Aditama,

2006), Hal. 34 2006), Hal. 34

Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, Guru yang memiliki kompetensi pedagogik akan mengatasi kesulitan belajar siswa dengan melakukan identifikasi (upaya mengenali dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar. Upaya tersebut disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan "jenis penyakit" yakni jenis kesulitan belajar. Banyak langkah-langkah diagnostik yang ditempuh oleh guru antara lain:

1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang ketika mengikuti pelajaran. Misalnya cepat lelah, mudah mengantuk, sukar konsentrasi, catatannya tidak lengkap dan lain sebagainya

2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar

3) Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar

4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar siswa

5) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar

6) Melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Misalnya melihat biografinya, 6) Melihat catatan-catatan, arsip-arsip, dokumen-dokumen siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar. Misalnya melihat biografinya,

Adapun salah satu kompetensi pedagogik guru PAI dalam menghadapi kesulitan belajar siswa adalah memberi bantuan dengan sepenuh hati kepada siswa dengan menyisihkan waktu untuk memahami dan peduli terhadap keinginan serta perasaan mereka agar kesulitan belajar dapat diatasi.

Secara umum, langkah-langkah tersebut diatas dapat dilakukan oleh guru, kecuali langkah ke-5 (tes IQ). Dalam tes ini guru atau orang tua dapat berhubungan dengan klinik psikologi. Apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar ber-IQ jauh dibawah normal (tuna grahita ), hendaknya orang tua mengirimkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan khusus untuk anak tuna grahita (sekolah luar biasa). Siswa yang menunjukkan misbehavior berat seperti perilaku agresif yang berpotensi antisosial atau kecanduan narkoba, maka harus diperlakukan khusus juga misalnya, dimasukkan ke lembaga pemasyarakatan anak- anak atau pesantren khusus pecandu narkoba.

Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa pengidap sindrom disleksia (ketidakmampuan belajar membaca), disgrafia (ketidakmampuan belajar menulis), dan diskalkulia (ketidakmampuan

Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Op. Cit, Hal. 90 Abu Ahmadi Dan Widodo Supriyono, Op. Cit, Hal. 90

d. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar

Sebelum guru mengambil langkah tertentu untuk mengatasi kesulitan belajar, maka dia terlebih dahulu harus melakukan beberapa langkah dibawah ini:

1) Menganalisis Hasil Diagnosis Yaitu menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian untuk memperoleh informasi tentang jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah

2) Menentukan Kecakapan Bidang Bermasalah Bidang-bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikategorikan menjadi tiga macam yaitu:

a) Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru sendiri

b) Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru dan bantuan orang tua

c) Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru maupun orang tua. Sehingga memerlukan pendidikan dan perawatan khusus.

54 Muhibbin syah, Op.Cit, Hal. 175

3) Menyusun Program Perbaikan Dalam menyusun program pengajaran perbaikan (Remedial Teaching ), guru sebelumnya perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut:

a) Tujuan pengajaran remedial

b) Materi pengajaran remedial

c) Metode pengajaran remedial

d) Alokasi waktu pengajaran remedial

e) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial

4) Melaksanakan Program Perbaikan Pada prinsipnya, program pengajaran remedial lebih cepat dilaksanakan akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asal dapat memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut. Tetapi, hendaknya menggunakan ruangan BP dan guru dianjurkan untuk mempertimbangkan

penggunaan model-model mengajar tertentu 55 . Apabila ada seorang anak yang telah diberikan pengajaran remedial

tetapi tetap memperoleh prestasi belajar yang tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka anak tersebut tergolong berkesulitan belajar yang berat. Dan guru kelas tidak mungkin terus menerus membantu anak tersebut. Oleh sebab itu, sebaiknya anak