2.1.6 Kesukuan di Nagari Guguak VIII Koto
Dalam sejarah Minangkabau sebagai kesatuan masyarakat hukum adat geneologis teritorial, nagari dipersatukan oleh rasa kesamaan keturunan dan kesamaan
daerah yang ditempati. Terdapat dua suku inti yang menjadi dua tipe nagari di Minangkabau yaitu Nagari Kelarasan Bodi Caniago yang dikembangkan oleh Datuk
Parpatiah Nan Sabatang dan Koto Piliang yang dikembangkan oleh Datuk Katumanggungan, kemudian berkembang melahirkan anak-anak suku seperti
picancang, dalimo, jambak, sikumbang, koto, caniago dan lain sebagainya. Khusus di wilayah Guguak VIII Koto hampir seluruh masyarakatnya menganut keturunan Bodi
Caniago, yang terkenal dengan azas musyawarah dan demokratis. Hal ini tercermin dalam hal pemilihan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
ada dalam nagari maupun dalam pemilihan Mamak selaku kepala suku atau penghulu. Dalam hal pemilihan Mamak selaku penghulu inilah yang membedakan antara Koto
Piliang dengan Bodi Caniago, dimana Koto Piliang menerapkan bentuk monarkhi dengan jabatan Mamak secara turun temurun. Nagari yang menganut kelarasan Koto
Piliang dapat juga dikatakan sebagai kerajaan federasi mini dimana dikenal dengan adanya Penghulu Pucuk sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam nagari yang
dijabat secara turun temurun menurut garis keturunan. Sistem pengambilan keputusannya dikenal dengan istilah titiak dari ateh menitik dari atas.
39
Di Nagari Guguak VIII Koto yang merupakan keturunan Bodi Caniago dimana hanya ada para pembesar suku penghulu andiko. Para penghulu suku dalam
nagari memiliki kedudukan yang sama dan sederajat. Salah seorang dari mereka disepakati untuk waktu tertentu mengepalai para penghulu yang ada dan dipegang
39
Zenwen Pador. Kembali ke Nagari : Batuka Baruak jo Cigak ?. Jakarta : PT. Sinar Grafika. 2002. hal.9
Universitas Sumatera Utara
secara bergilir. Nagari Bodi Caniago bercorak demokrasi. Segala masalah yang timbul dalam nagari dibicarakan bersama dengan hak dan kedudukan yang sama bagi setiap
penghulu suku. Di Nagari Guguak VIII Koto walaupun terkenal dengan masyarakatnya yang
menganut azas Bodi Caniago, tetapi dalam pelaksanannya masih ada beberapa suku yang menerapkan prinsip Koto Piliang dalam memilih Mamak selaku Kepala Suku
atau Penghulu. Kesukuan manyarakat Nagari Guguak VIII Koto telah berkembang menjadi empat suku yang dominan atau disebut dengan kaampek suku, yang dikepalai
oleh seorang Datuak selaku Suku Pucuak dengan atasannya para Penghulu Andiko. Adapun Kesukuan yang ada di Nagari Guguak VIII Koto adalah :
PENGHULU ANDIKO
KAAMPEK SUKU
SUKU PUCUAK Ketua Kaampek Suku DT. Rajo Mangkuto Nan Lujua
1. DT. Majo Bosa Penghulu Pucuak
a Paga Cancang
b Tanjuang
c Dalimo
d Payobadar
e Sikumbang
f Piliang
g Guci
Universitas Sumatera Utara
2. DT. Panduko Tuan Penghulu Pucuak
a Melayu
b Bendang
c Kampai
d Mandailing
3. DT. Damuansa Penghulu Pucuak
a Puti Anyia
b Salo
c Jambak
d Pitopang
4. DT. Siri Marajo Penghulu Pucuak
a Caniago
b Bodi
c Sipanjang
d Pabotungen
e Simabua.
40
2.2 KENDALA YANG DIHADAPI NAGARI GUGUAK VIII KOTO DALAM MENERAPKAN SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI