Pengertian Putusan Tinjauan Kepusakaan

bisa menampung seluruh kepentingan masyarakat, Negara, dan korban kejahatan agar bisa dicapai rasa keadilan masyarakat. 25

7. Pengertian Putusan

Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP Putusan Pengadilan adalah “pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang hukum acara pidana”. 26 Leden Marpaung menyebutkan pengertian Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari sesuatu yang telah dipertimbangkan dan dinilai dengan semasak- masaknya yang dapat berbentuk tertulis maupun lisan. Demikian dimuat dalam buku “Peristilahan Hukum Dalam Praktik” yang dikeluarkan Kejaksaan Agung RI 1985 halaman 221. Rumusan tersebut terasa kurang tepat selanjutnya jika dibaca pada buku tersebut, ternyata “putusan” dan “keputusan” di campuradukkan. Ada juga yang mengartikan putusan vonnis sebagai “vonis tetap”. 27 Dasar dalam penjatuhan putusan ialah surat dakwaan dan pemeriksaan di sidang. 28 Hakim dan kewajiban-kewajibannya seperti tersirat dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang UU Pokok Kekuasaan Kehakiman adalah sebagai “sense of justice of the people. Hakim sebagai penegak hukum Memang yang menjadi tujuan akhir dari suatu proses pemeriksaan perkara di Pengadilan Negeri adalah diambilnya suatu putusan oleh hakim yang berisi penyelesaian perkara yang dilaporkan. 25 Yudi Kristiana, Op.cit, halaman 52. 26 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 butir 11. 27 Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana bagian Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 1995, halaman 406. 28 Soedirjo, Op.cit, halaman 57. Universitas Sumatera Utara dan keadilan menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Untuk melaksanakan peran tersebut, hakim harus terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, dengan demikian hakim dapat memberikan putusan yang sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Tugas hakim bukan hanya sebagai penerap hukum Undang-undang atas perkara-perkara di Pengadilan atau agent of conflict, tetapi seharusnya juga mencakup penemuan dan pembaruan hukum. Hakim yang ideal selain memiliki kecerdasan yang tinggi, juga harus mempunyai kepekaan terhadap nilai-nilai keadilan, mampu mengintegrasikan hukum positif ke dalam nilai-nilai agama, kesusilaan, sopan santun dan adat istiadat yang hidup dalam masyarakat melalui setiap putusan yang dibuatnya, karena pada hakikatnya mahkota seorang hakim itu bukan pada palunya, melainkan pada bobot atau kualitas dari putusan yang dihasilkan. Putusan dijatuhkan oleh hakim yang berjumlah ganjil dalam setiap persidangan. Semua wewenang dan tugas yang dimiliki oleh hakim harus dilaksanakan dalam rangka menegakkan hukum, kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu dengan tidak membeda-bedakan orang seperti diatur dalam lafal sumpah seorang hakim, dimana setiap orang sama kedudukannya di depan hukum dan hakim. 29 29 Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Ketua Komisi Yudisial Nomor : 047 KMA SKB IV 2009 dan 02 SKB P. KY IV 2009 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim bagian Pembukaan. Universitas Sumatera Utara Kewajiban hakim untuk memelihara kehormatan dan keluhuran martabat, serta perilaku hakim sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang- undangan harus diimplementasikan secara konkrit dan konsisten baik dalam menjalankan tugas yudisialnya maupun di luar tugas yudisialnya, sebab hal itu berkaitan erat dengan upaya penegakan hukum dan keadilan. 30

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Negeri Nomor 830/ Pid. B/2010/ PN. Mdn. terhadap Perkara Kasus Pencurian dengan Pemberatan Pasal 363 KUHP

2 44 110

Analisis Yuridis Kompetensi Pengadilan Niaga Dalam Perkara Kepailitan (Studi Kasus Terhadap Putusan Nomor 65/PAILIT/2010/PN.NIAGA.JKT.PST)

1 81 151

Tinjauan Yuridis Pembatalan Putusan Arbitrase Oleh Pengadilan Negeri (Studi Kasus Perkara No. 167/Pdt.P/2000/PN-Jak.Sel)

2 51 168

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

Analisis hukum islam terhadap Putusan Majelis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tentang Perkara Pidana Penghinaan oleh Pers : Putusan No.1426/PID.B/2003/PN.Jkt.Pst

0 7 86

Tinjauan Viktimologis terhadap Korban Pemerkosaan dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Negeri Bandung pada Perkara Nomor 624/PID.B/2006/PN.BDG

4 39 98

Analisis Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang Nomor 116/PDT/G/2009/PNTK Tentang Penyelesaian Perkara Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum Melalui Mediasi Sebagai Upaya Perdamaian

0 3 2

Analisis Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang Nomor 116/PDT/G/2009/PNTK Tentang Penyelesaian Perkara Wanprestasi dan Perbuatan Melawan Hukum Melalui Mediasi Sebagai Upaya Perdamaian

0 3 2

Analisis Putusan Pengadilan Tentang Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi (Studi Kasus Putusan Nomor 35/Pdt.G/2012/PN.YK dan Putusan Nomor 42/Pdt.G/2012/PN.YK)

1 9 63