BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hasil Pengukuran Densitas Tulang Responden
Berdasarkan hasil pengukuran densitas tulang yang telah dilakukan pada pegawai Balai Riset Standardisasi Industri Medan tahun 2010. Menggunakan alat
densitometri ultrasound dengan merk Achilles Exspress, dengan akurasi 98, dan juga dalam keterbatasan penelitian seperti pada; kuesioner maupun terhadap
pengukuran berat badan BB dan tinggi badan TB yang juga dapat digunakan sebagai data pendukung, tidak dilakukan pada penelitian ini, maka diperoleh hasil
bahwa mayoritas pegawai dengan nilai kepadatan densitas tulang ada dalam kriteria normal. Pegawai yang mengalami osteopenia hanya lima orang dari seluruh pegawai
yang diteliti yaitu dari 51 orang. Dari data diketahui juga, bahwa tidak ada pegawai yang mengalami osteoporosis. Walaupun yang mengalami osteoporosis tidak ada,
tetapi bila pegawai tidak menjaga keadaan kesehatan tubuh seperti gaya hidup yang kurang baik seperti; kurang berolahraga, kurang terkena sinar matahari pagi sekitar
pukul 07.00 sampai pukul 09.00 dan sore sesudah pukul 16.00 hingga 17.30, juga kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium maupun mengandung
vitamin D. Akibatnya keadaan normal dapat saja mengalami osteopenia dan
osteoporosis. Demikian juga dengan pegawai yang sudah mengalami osteopenia, bila tidak diperhatikan, dapat mengalami keadaan yang lebih parah yaitu
osteoporosis. Menurut Lane2003Osteopenia adalah suatu kondisi dimana tingkat kepadatan tulang lebih rendah dari massa tulang tertinggi peak bone mass, dan tidak
Universitas Sumatera Utara
terlalu parah dibanding osteoporosis. Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri
dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka
tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
6
5.2. Densitas Tulang Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Responden