BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1 Profil PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Cabang Medan
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya
di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan- perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal
17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara PLN yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara
PGN yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara PLN. Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah
No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan Persero.
PLN Regional Sumatera Utara sesungguhnya merupakan representasi gabungan dari semua unit PLN yang beroperasi secara bersama di wilayah kerja Propinsi Sumatera Utara.
Di dalamnya terdapat 5 unit PLN yang masing-masing memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi dalam satu sistem operasi ketenagalistrikan, yaitu:
a. PT PLN Persero Pikitring Sumut Aceh, yang tugas utamanya melakukan
pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi serta Gardu Induk. b.
PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, bertanggung jawab atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik
dalam jumlah besar yang bersumber dari pemanfaatan berbagai energi primer. c.
PT PLN Persero P3B Sumatera - Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik
ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi dan pengoperasian sistem tenaga listrik.
d. PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan tenaga listrik
dari Gardu Induk sampai ke tangan konsumen melalui Jaringan Tegangan Menengah JTM, Jaringan Tegangan Rendah JTR, Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah
SR. e.
PT PLN Persero Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain di luar PLN yang membutuhkan.
Secara Umum PLN Regional Sumatera Utara ini melayani daerah yang meliputi 20 Kabupaten dan 7 Kotamadya se - Propinsi Sumatera Utara. Dalam memberikan layanannya
PLN didukung oleh 7 unit Kantor Cabang, 11 Rayon, 50 Ranting, 4 Sub Ranting dan 114 Kantor Jaga dengan jaringan tegangan menengah sepanjang 20.064 Kms, 21.242 Kms
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
jaringan tegangan rendah serta 14.703 buah gardu di bawah naungan PLN Wilayah Sumatera Utara yang melayani 2.104.916 pelanggan data sampai dengan September 2005.
Kebutuhan listrik daerah Sumut sendiri dipasok dari 8 Unit Pembangkit yang dioperasikan PLN Pembangkitan Sumbagut. Suplai tenaga listrik terbesarnya berasal dari
PLTGU Belawan yang terletak di Pulau Naga Putri Sicanang dengan daya terpasang sebesar 1077,9 MW. Untuk menyalurkan listrik agar sampai ke pelanggan, PLN juga
mengoperasikan 3.295,4 Kms jaringan transmisi tegangan tinggi dan gardu induk berkapasitas 2.175 Mva kelolaan PLN P3B Sumatera - Unit Pengatur Beban Sumbagut.
III.1.2 Visi , Misi dan Motto PT. Perusahaan Listrik Negara Persero A. Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Terpercaya dengan Bertumpu pada Potensi Insani.
B. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham. b.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
C. Motto
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik Electricity for A Better Life
III.1.3 Struktur Organisasi PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru
Gambar 4
Manager Rayon Medan Baru M.Fauzan
SPV Distribusi Rudi Hermansyah
SPV KeuAdm Ismed Darwis Hrp
SPV Cater Florida Napitupulu
SPV Pelayanan Rasmi Bangun
SPV Pendapatan Mutiha Tambunan
Staf Pelayanan Cartam Sulaiman
Staf Pelayanan Harapan Sibuea
Staf Pelayanan Suryanti
Staf Pendapatan Hj. Ramida
Staf Pendapatan Ida Catarina
Staf Pendapatan Maruli Simatupang
Staf Cater Abdul Haris Nst
Staf Distribusi Amrizal Surbakti
Staf Distribusi Antony
Staf Distribusi Misnan
Staf KeuAdm Mutiara Pasaribu
Staf KeuAdm Syarifuddin Hrp
Staf KeuAdm Susilawaty
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Sumber: Bagian Informasi PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru
III.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT.Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru yang berada di Jalan Sei Batu Gingging No., Medan. Penelitian dilakukan pada bulan
Juli 2011.
III.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti hubungan di antara variabel-variabel. Metode
korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada variabel lain Rakhmat, 2004: 27.
III.4 Populasi dan Sampel III.4.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan diteliti. Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
Staf Pelayanan Siswanto I
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian Bungin, 2001: 101.
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan yang datang dan melakukan pengaduan di PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru. Berdasarkan data
yang diperoleh dari bagian informasi diperoleh responden sebanyak 875 yang terdaftar pada buku tamu Customer Service pada bulan Juni 2011 untuk wilayah kerja PT. Perusahaan
Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru Sumber: Bagian Informasi PT. Perusahaan Listrik Negara Rayon Medan Baru.
III.4.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. David Nachmias dan Vhava Nachmias Bulaeng, 2004: 156
mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang karakteristiknya tidak berbeda dengan karakteristik populasi.
Sampel harus memenuhi unsur representatif atau mewakili dari seluruh sifat-sifat populasi. Sampel yang representatif bisa diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan
semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dalam
keseluruhan populasi Kriyantono, 2006: 150. Berdasarkan data yang diperoleh, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan
rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90, yakni sebagai berikut:
n =
1
2
+ d
N N
n =
1 1
, 875
875
2
+
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
n =
75 ,
9 875
n = 89,74
= 90 orang
Keterangan : N = Jumlah Populasi
n = Sampel d² = Presisi
III.5 Teknik Penarikan Sampel III.5.1 Purposive Sampling
Pengambilan sampling dengan teknik yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan
berdasarkan tujuan penelitian Kriyantono, 2006:154. Adapun Kriteria sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1. Para pelanggan listrik di daerah Rayon Medan Baru.
2. Pernah melakukan pengaduan ataupun konsultasi masalah listrik ke bagian
Customer Service PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru.
III.5.2 Accidental Random Sampling
Teknik ini adalah memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. Teknik ini digunakan jika peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden atau
karena topik yang diteliti adalah persoalan umum di mana semua orang mengetahuinya Kriyantono, 2006:156. Adapun permasalahan yang dianggap umum dalam penelitian ini
adalah mengenai pelayanan yang diberikan oleh petugas Customer Service di PT. Perusahaan Listrik Negara Persero Rayon Medan Baru.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
III.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu: a.
Penelitian Kepustakaan Yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan
sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. b.
Penelitian Lapangan Field Research Yaitu pengumpulan data dengan melakukan survei di lokasi penelitian melalui
kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden Soehartono, 2004: 65.
III.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 2006: 263. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:
III.7.1 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi- bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 2006: 266.
III.7.2 Analisis Tabel Silang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat
diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif Singarimbun, 2006: 273.
III.8 Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel
yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Tata Jenjang yang dikemukakan oleh Spearman Arikunto, 2006: 278.
r
s
1 6
2 2
−
∑
N N
d
= 1 −
Keterangan: r
s
d = Difference, yaitu beda antara jenjang setiap subjek
= Koefisien korelasi tata jenjang
N = Jumlah individu dalam sampel
Korelasi tata jenjang juga disebut dengan rank-difference correlation atau rank-order correlation. Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang
kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang. Selanjutnya, untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan rumus skala Guilford
Kriyantono, 2006: 169. 0,20
: Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,39
: Hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,70
: Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90
: Hubungan yang tinggi; kuat 0,90
: Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN