27 menunjukkan bahwa tayangan yang punya unsur seks dan kekerasan ternyata
menjadi favorit pemirsa Jurnal ISKI, 1995:7. Adalah suatu hal yang tidak dapat disangkal, bahwa acara yang disajikan
di televisi sangat mempengaruhi perkembangan psikologi yang sehat, juga sebagai salah satu sumber pengenalan nilai-nilai baru. Semuanya ini akan memperkaya
kehidupan intelektual. Akan tetapi disamping itu televisi juga dapat merusak kehidupan remaja yaitu dengan adanya tingkah laku perilaku negatif yang dapat
diperoleh dari menonton televisi. Acara tv dapat dinikmati oleh semua lapisan usia termasuk remaja, hal ini
dapat dilihat dari program siaran yang disajikan mulai dari siaran program untuk orang tua, remaja, dan anak-anak. Namun tingkat kemampuan menyerap
memfilterisasi dan mengolah acara tv berbeda sesuai dengan tingkat usia. Pada remaja yang berada pada masa transisi untuk pembentukan kepribadian sehingga
remaja menjadi rentan terhadap stimuli perkembangan psikologisnya dan juga perilaku sehari-hari, karena proses peniruan itu cepat menyerang remaja dan
seseorang melakukan tingkah laku sejauh ia mengidentifikasi dirinya dengan orang-orang tertentu Kusumah, 1981:97.
2.9 Kerangka Pemikiran
Suatu penelitian tanpa memiliki kerangka berpikir yang kuat akan sulit bagi peneliti dalam menentukan kemana penelitian itu akan diarahkan. Menurut
Rahmat 1990:67, teori mempunyai fungsi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
28 1.
Merupakan alat untuk mencapai satuan dan sistematis. Teori penting sekali dalam memperjelas pengetahuan sebagai dasar organisasi pemikiran.
2. Teori membimbing penelitian
Berdasarkan fungsi-fungsi teori tersebut maka peneliti akan mencari dan mengunakan teori-teori yang relevan sebagai pokok pikiran untuk memecahkan
masalah. Untuk menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan media massa terhadap
perilaku penonton digunakan ”teori efek komunikasi”. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media, tetapi tertarik pada apa yang
dilakukan media pada diri orang. Dalam asumsi ini tersirat bahwa komunikasi massa menimbulkan efek pada diri khalayanya. Robert dalam Rahmat,
1990:247, beranggapan bahwa ”efek” hanyalah ”perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”.
Menurut Chaffe dalam Rahmat, 1990:248, efek media massa adalah pendekatan pertama, dan pendekatan kedua adalah melihat jenis perubahan yang
terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang meliputi penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan perilaku atau dengan istilah lain,
perubahan kognitif, afektif, dan konatif. Sedang pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa-individu, kelompok,
organisasi, masyarakat atau bangsa. Sikap dan perilaku tidak terjadi dengan sendirinya otomatis, tetapi perlu dibentuk dan dikembangkan. Pembentukan dan
pengembangan sikap, dapat terjadi melalui proses pendidikan baik formal maupun
Universitas Sumatera Utara
29 non formal, juga dapat melalui pengalaman langsung, maupun melalui
pengalaman orang lain yang diperoleh lewat informasi dalam proses komunikasi. Informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dapat
membentuk atau menentukan sikap atau kelompok tersebut. Informasi yang menyebabkan terbentuknya sikap adalah yang berhubungan dengan sikap-sikap
lain yang telah ada terlebih dahulu. Informasi yang sesuai dengan sikap yang telah ada dapat membentuk atau merubah sikap individu.
Informasi yang diterima individu lewat kegiatan komunikasi, dapat melalui komunikasi dengan antar personal, komunikasi kelompok dan komunikasi
dengan media massa, maka media dan pesan-pesannya merupakan stimuli yang datang dan menyentuh indera dan organisma individu, dan selanjutnya akan
berpengaruh memberi akibat pada terjadinya respons individu terhadap ide atau gagasan yang terkandung dalam media massa dapat berupa perubahan sikap.
Dalam ilmu komunikasi proses itu dikenal lewat teori S-R Stimulus-Respons, dimana dalam penelitian ini dipergunakan juga sebagai landasan teoritis. Menurut
Effendy 1993:254, perubahan sikap itu meliputi komponen-komponen sikap, yaitu kognitif, afektif dan konatif. Jadi media massa dapat memberi pengaruh atau
efek kognitif, efek afektif dan efek konatif. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau persepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila
ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. Efek konatif disebut juga efek
Universitas Sumatera Utara
30 behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang meliputi pola-
pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku Rahmat, 1990:249. Menurut Gunarsa 1991:4, perilaku adalah setiap cara reaksi atau
respons manusia terhadap lingkungannya atau perilaku adalah aksi, reaksi terhadap perangsangan dari lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
bisa merangsang seseorang sehingga menimbulkan suatu tingkah laku yang terdiri dari kumpulan respons. Lingkungan meliputi segala hal yang di luar diri
seseorang maupun di dalam dirinya, bersifat fisik maupun ide orang yang berpengaruh menjadi sumber rangsangan dapat memunculkan suatu reaksi.
Demikian juga dengan perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh hal-hal di luar dirinya maupun dari dirinya sendiri. Pengaruh lingkungan besar sekali
termasuk lingkungan keluarga, sekolah, sosial budaya dan media massa. Apalagi remaja-remaja yang sedang mengikuti pendidikan dalam sekolah menengah,
sekolah mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk konsep-konsep remaja tentang siapa dirinya dan menjadi apa kelak Sulaiman, 1995:83. Guna
memenuhi aspirasinya itulah remaja terus mencari apa yang dapat memenuhi kebutuhannya baik melalui orang tua, saudara, teman, guru, ataupun dengan
menonton televisi. Remaja adoselen adalah suatu masa dimana individu dalam proses
pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan suatu masa kehidupan, dimana kita sulit memandang remaja sebagai
anak-anak tetapi tidak juga sebagai orang dewasa. Dengan kata lain periode ini merupakan periode transisi atau peralihan dari kehidupan masa kanak-kanak
Universitas Sumatera Utara
31 childhood kemasa dewasa adulthood. Pada periode ini terjadi perubahan yang
sangat berarti dalam segi psikologis, emosional, sosial dan intelektual Sulaiman, 1995:1. Kemudian Gunarsa 1991:67, menambahkan bahwa dalam masa transisi
inipun remaja mempunyai kesenangan-kesenangan antara lain: Ingin tahu segala peristiwa di lingkungan luas
Berkeinginan mencoba segala hal yang belum diketahuinya Keinginan menjelajah ke alam sekitar, bukan hanya lingkungan dekat bahkan
lingkungan yang lebih luas lagi Aktivitas berkelompok dengan berkumpul melakukan kegiatan bersama
Selanjutnya Sarwono 1991:219, menyatakan remaja berada dalam proses menentukan identitas diri, memiliki jiwa yang penuh gejolak strum and
drang dan bahwa lingkungan sosial remaja juga ditandai dengan perubahan sosial yang cepat khususnya kota-kota besar yang sudah dilanda sarana dan prasarana
komunikasi, yang mengakibatkan kesimpangsiuran norma. Kondisi intern dan ekstern yang sama-sama bergejolak inilah yang menyebabkan masalah remaja
lebih rawan dari pada tahap-tahap lain dalam perkembangan jiwa manusia. Dengan demikian, media massa dalam hal ini tayangan sinetron di
televisi dapat memberikan perubahan sikap dan perilaku individu remaja. Adapun tv yang menayangkan sinetron percintaan, hanyalah salah satu variabel
luar individu yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap, bagaimana media itu berpengaruh terhadap sikap individu remaja, tergantung juga pada
banyak hal, antara lain tergantung pada bagaimana individu merespons media massa itu sendiri. Namun tanggapan atau respons individu terhadap informasi
Universitas Sumatera Utara
32 yang diterimanya mempunyai kadar yang berbeda-beda. Adakalanya seseorang
individu menerima informasi dan langsung berpartisipasi, adapula yang menerima hanya dalam batas-batas tertentu, bahkan ada yang bersifat skeptis terhadap
informasi yang diterimanya.
Skema 1 Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara
33
2.10 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional