1
BAB I PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang Masalah
Perilaku remaja dewasa ini merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian serius. Dikatakan demikian karena masalah sosial ini
dapat memberikan dampak yang buruk bagi perkembangan remaja. Realitas sosial yang terjadi pada saat sekarang ini dimana para remaja sering melakukan
tindakan-tindakan penyimpangan yang pada dasarnya telah melanggar norma- norma yang berlaku dalam masyarakat.
Kebanyakan para pelajar sekarang dalam perilaku pacaran yang mereka jalani, sering diwarnai aktivitas seks ringan. Mungkin dulu yang namanya pacaran
cukup dengan pegangan tangan saja. Sekarang sebagian besar pelajar dalam aktivitas pacarannya, menganggap ciuman bibir bukan lagi sesuatu yang tabu.
Justru, ciuman inilah yang didefenisikan sebagai tanda mereka sedang pacaran. Hasil survei yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bogor, tentang
perilaku remaja, cukup mencengangkan. Fakta itu mengungkapkan, 20 dari 400 responden dari kalangan pelajar, mengaku pernah dan sering melakukan
penyimpangan seks. Penyimpangan seks yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada keinginan seksual dan pada perubahan-perubahan
psikofisiologik siklus respons seksual dan menyebabkan distres gangguan mental dan emosional yang nyata dan kesulitan interpersonal www.depkes.go.id.
Bahkan, sebagian dari mereka juga mengaku pernah melakukan hubungan seks
Universitas Sumatera Utara
2 www.pikiran-rakyat.com. Sedangkan pengertian hubungan seks adalah
merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku
www.unsoed.ac.id. Sebagai contoh kasus perilaku menyimpang dan kenakalan remaja
terdapat 1 kasus seks bebas pada awal tahun 2003 seorang siswi SMA Negeri 8 Medan hamil di luar nikah, sehingga siswi tersebut di keluarkan dari sekolah.
Contoh kasus lain terjadi pada tahun 2005 yaitu peredaran video porno dari ponsel ke ponsel. Selain itu kenakalan remaja lainnya yang sering terjadi yaitu
perkelahiaan yang disebabkan perebutan wanita, kasus ini terjadi pada tahun 2004 yang melibatkan beberapa siswa kelas XI dan siswa kelas XII. Ini merupakan
sebahagian dari kasus yang terdapat di SMA Negeri 8 Medan. Fenomena seperti diatas sangat memungkinkan terjadi bila kita lihat
faktor penyebabnya. Tayangan televisi, informasi teknologi serta arus budaya barat yang menjadi tren di kalangan pelajar begitu merajalela. Tayangan televisi
seakan tidak ada batasan dalam ”menginformasikan” semua itu. Pengaruh atau efek televisi memang merupakan salah satu elemen
penting dalam komunikasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang dilakukan Cangara, 1998:163. Pengaruh ini dapat terjadi dalam
bentuk perubahan pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan perilaku behaviour.
Pada tingkat pengetahuan, pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan terjadi bilamana terdapat perubahan
Universitas Sumatera Utara
3 penilaian terhadap suatu objek karena adanya informasi yang lebih baru. Antara
perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interpretasi dapat diorganisir menjadi
pendapat. Sedangkan perubahan sikap ialah adanya perubahan internal pada diri
seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip. Sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek yang terdapat baik di dalam maupun di luar
dirinya. Adapun perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.
Adegan kekerasan, kejahatan, konsumtif, termasuk perilaku seksual di layar televisi diduga kuat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku anak dan
remaja. Tidak sedikit di antaranya yang mengikuti mentah-mentah tindak tanduk yang dilihat di televisi. Contohnya, sinetron-sinetron remaja yang sering
menampilkan adegan percintaan atau pacaran yang akan cenderung mengajari anak-anak dan remaja untuk berpacaran, berpenampilan seksi, serta berpola hidup
serba senang dan serba mudah. Adegan dalam sinetron sering kali ditiru dalam perilaku mereka sehari-hari. Atau jika tidak ditiru, minimal akan
mengkontaminasi pikiran polos anak-anak dan remaja. Sinetron-sinetron tersebut akan berdampak positif bagi pemupukan moralitas anak-anak dan remaja jika
isinya mengandung ajakan berbudi pekerti luhur, bekerja keras, ulet, giat belajar, berdisiplin dan sejenisnya.
Ironisnya sineas Indonesia seakan kurang percaya diri bila berkarya tanpa tema percintaan. Akibatnya, baik itu film layar lebar maupun sinetron karya
Universitas Sumatera Utara
4 sineas lokal, selalu bertemakan urusan bercinta. Banyak yang mengambil seks
bebas sebagai tema utama karya mereka. Kecenderungan meningkatnya tindak kekerasan dan perilaku negatif
pada anak dan remaja diduga sebagai dampak gencarnya tayangan televisi. Karena media ini memiliki potensi besar dalam merubah sikap dan perilaku masyarakat
terutama anak-anak dan remaja yang relatif masih mudah terpengaruh dan dipengaruhi.
Light, Keller dan Calhoun Sunarto, 2000:28 mengemukakan bahwa media massa yang terdiri atas media cetak surat kabar, majalah maupun
elektronik radio, televisi, internet merupakan bentuk komunikasi yang menjangkau sejumlah besar orang. Media massa diidentifikasikan sebagai suatu
agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayak. Sosialisasi merujuk pada cara-cara di mana seorang individu mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari
suatu kelompok. Media massa menghadirkan gambaran masyarakat kita, dan dengan mengamati, mendengarkan, dan membaca, kita mempelajari bagaimana
orang didorong untuk bertindak dan mengetahui nilai-nilai apa yang penting. Menurut Dwyer Sadiman, 1999 televisi adalah media yang potensial
sekali, tidak saja untuk menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja atau tidak. Lebih lanjut
Dwyer mengatakan bahwa sebagai media audio visual, televisi, mampu merebut 94 saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu
lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50 dari apa yang mereka lihat dan dengar di televisi walaupun hanya
Universitas Sumatera Utara
5 sekali ditayangkan. Atau, secara umum orang akan ingat 85 dari apa yang
mereka lihat di televisi, setelah 3 jam kemudian dan 65 setelah 3 hari kemudian. Salah satu dampak dari media tersebut seperti yang dikatakan oleh Herry
Kuswita dalam Jurnal Teknodis yang berjudul Dampak Isi Pesan Media Massa
1999 bahwa banyak sinetron remaja yang mempertontonkan hal-hal yang mungkin tidak atau belum patut ditonton remaja yang masih dalam proses
mencari-cari, bahkan mungkin ”meraba-raba” untuk mencari identitas diri. Tentu saja hal ini akan membawa dampak yang signifikan bagi para penontonnya,
terutama remaja yang masih dalam proses pencarian jati diri. Menurut Steven. M. Chaffe Ardianto, 2005:49 efek media massa dapat
dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah
dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan, dan perilaku atau dengan istilah lain
dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga adalah observasi terhadap khalayak individu, kelompok, organisasi, masyarakat,
atau bangsa yang terkena efek komunikasi massa. Sehubungan dengan hal di atas, banyak gaya dari para remaja kota
Medan yang meniru pola atau gaya hidup remaja yang ada di ibukota. Selain itu, banyak juga para pelajar Kota Medan meniru gaya bicara dan gaya berpakaian
tokoh-tokoh cerita yang ada dalam cerita film maupun sinetron-sinetron remaja yang diputar di stasiun-stasiun televisi.
Universitas Sumatera Utara
6 Berdasarkan uraian diatas dan sesuai dengan realitas sosial yang tampak
pada saat sekarang ini penulis tertarik memilih judul penelitian yang akan
dituangkan ke dalam skripsi sebagai berikut: ”Hubungan Antara Menonton Sinetron Percintaan di Televisi dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 8
Medan”.
.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan menonton sinetron percintaan di televisi dengan perilaku
siswa SMA Negeri 8 Medan?
.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
.3.1Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan menonton sinetron percintaan di televisi
terhadap perilaku siswa di SMA Negeri 8 Medan.
.3.2 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi: 1.
Dapat mengetahui intensitas menonton sinetron oleh para remaja khususnya siswa SMA Negeri 8 Medan.
Universitas Sumatera Utara
7 2.
Dapat mengetahui perilaku yang tampak pada remaja setelah menonton sinetron dan dampak yang ditimbulkan dari media terhadap perilaku.
3. Sebagai masukan dan pemberi informasi bagi pembuat kebijaksanaan yang
berhubungan dengan masalah penayangan sinetron.
Universitas Sumatera Utara
8
.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN