23 Rumus itu dibaca: jika kepentingan, manajemen dan lingkungan berubah
atau tetap, atau demi kepentingan, kelancaran manajemen, atau kondisi lingkungan, sikap dan selanjutnya perilaku dapat berubah atau tetap.
Dua di antara bentuk-bentuk di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perilaku sebagai upaya memenuhi kepentingan atau guna mencapai
sasaran, perilaku ini terbentuk oleh gerak dari dalam dan berjalan secara sadar. Penggerak dari dalam itu adalah sistem nilai yang
ditambahkan dan atau tertanam. Nilai tertanam dan berarti nilai menjadi keyakinan, pendirian atau pegangan.
2. Perilaku sebagai respon tehadap lingkungan, perilaku ini merupakan
respon terhadap treatment dari atau kondisi lingkungan. Pembentuk perilaku dari luar itu ada yang berupa stimulus berdasarkan rumus
stimulus-respons S-R dan ada yang berwujud challenge-responese C-R.
2.6 Teori Belajar Sosial
Teori ini dikemukakan oleh Albert Bandura, kajian ini menjelaskan bagaimana kita belajar dari pengalaman langsung seperti halnya dari pengamatan
atau permodelan. Teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku merupakan hasil dari
faktor lingkungan dan faktor kognitif. Teori ini mempertimbangkan unsur-unsur penguatan dalam berperilaku dan stimulus sebagai hal yang penting, tetapi hal itu
juga mempertimbangkan pengaruh proses berpikir terhadap pembelajaran pada
Universitas Sumatera Utara
24 manusia. Teori pembelajaran sosial secara khusus relevan dengan komunikasi
massa karena banyak perilaku yang kita pelajari melalui permodelan modelling merupakan pengamatan pertama di mesia massa Winarso, 2005:173.
Media massa menduduki peran penting dalam teori pembelajaran sosial. Karena sebagian besar dari kita terbatas dalam hal yang dapat kita amati secara
langsung selama kegiatan rutin sehari-hari, banyak dari yang kita pelajari diamati dari media massa, khususnya media visual.
Teori pembelajaran
sosial menganggap media sebagai agen sosialisasi
yang paling utama setara dengan keluarga, kelompok sebaya, dan guru-guru sekolah Winarso, 2005:175.
Sebuah contoh berikut dari pendekatan belajar yang menganggap fenomena imitasi sebagai alat primer untuk belajar tingkah laku sosial. Menurut
tokoh teori ini yakni Albert Bandura, anak belajar tingkah laku baru dengan melihat orang lain model yang melakukannya dan mengamati konsekuensi dari
sejumlah tingkah laku Dayakisni, 2003:13.
2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Remaja Menonton Televisi
Hurlock 1993:343, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat remaja menonton televisi adalah sebagai berikut :
a. Usia
Usia remaja yang sering disebut dalam masa transisi dan dalam proses menentukan identitas diri pribadi sehingga wajar saja kalau mereka
memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk mewujudkan tujuannya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
25 Guna memenuhi aspirasinya itulah remaja terus mencari apa yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah dengan menonton televisi, sebab setiap insan juga memiliki escapist needs kebutuhan
pelepasan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
b. Jenis kelamin
Anak laki-laki lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dibanding dengan anak perempuan. Anak laki-laki menganggap
membaca lebih sulit dibanding anak perempuan, juga siaran televisi yang berpusat kepada adegan yang meneganggan lebih disukai anak laki-laki.
c. Status sosial ekonomi
Televisi lebih populer bagi remaja yang berasal dari kelompok sosial ekonomi rendah dibanding kelompok yang lebih tinggi. Hal ini karena
anak dalam kelompok sosial ekonomi rendah kurang memiliki kesempatan untuk melakukan bentuk rekreasi atau bermain lainnya.
d. Kepribadian
Televisi lebih menarik anak yang penyesuaiannya lebih buruk secara pribadi dan sosial dibanding mereka yang baik penyesuaiannya. Anak
yang introvert lebih banyak menonton televisi dibanding anak ekstrovert. Kemudian hal lain yang mempengaruhi minat remaja menonton televisi
adalah karena program siaran yang ditayangkan di televisi sangat beraneka ragam, sehingga remaja dapat berkenalan dengan berbagai
macam peristiwa yang terjadi ditengah masyarakat, baik peristiwa di
Universitas Sumatera Utara
26 dalam negeri maupun di dalam negeri. Berbagai alasan yang dianggap
sangat mempengaruhi minat remaja menonton televisi, antara lain karena banyaknya siaran hiburan, film-film bagus, siaran pendidikan dan
informasi, serta acara-acara menarik lainnya.
2.8 Hubungan Antara Tayangan Sinetron Percintaan di Televisi dengan