Hujan zenital Curah hujan

196

c. Hujan frontal

Hujan ini terjadi sebagai akibat pertemuan antara dua massa udara yang berbeda suhunya, yaitu yang satu panas, sedangkan yang lain dingin. Massa udara yang panas dan mengandung uap air bergerak naik seperti menaiki lereng di atas massa udara yang dingin. Udara dingin yang berada di bagian bawah seperti merunduk menyusup di bawah udara panas. Pertemuan antara udara panas yang membawa uap air tentu saja sangat terpengaruh. Uap air yang dibawanya mengalami pengembunan akibat diturunkan suhunya oleh udara dingin. Karena terjadi pengembunan maka terjadilah hujan yang dinamakan hujan frontal. Hujan jenis ini jarang ditemukan di Indonesia, tetapi banyak ditemukan di daerah lintang sedang dan di sekitar lingkar kutub 60 o – 66,5 o LULS. Udara panas berasal dari lintang yang lebih rendah, sedangkan udara dingin berasal dari lintang tinggi sekitar kutub. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut isohyet. Curah hujan diukur dengan menggunakan rain gouge. Kegiatan: Kamu bisa melakukan percobaan untuk mengukur besarnya curah hujan. Caranya air hujan ditampung pada suatu wadah. Pada sore hari, air dalam wadah tersebut dituangkan ke dalam tabung pengukur yang ditandai dengan skala milimeter. Tiap hari air yang terkumpul dimasukkan ke tabung ukuran. Dari tabung tersebut dapat dilihat banyaknya curah hujan harian. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1 bentuk medan atau topografi; 2 arah lereng medan; 3 arah angin yang sejajar dengan garis pantai; 4 jarak perjalanan angin di atas medan datar. Gambar 5.19 Hujan frontal Sumber: www.e-dukasi.net font massa udara panas massa udara dingin 197

C. KLASIFIKASI IKLIM

Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan oleh rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang. Beberapa macam iklim, antara lain sebagai berikut:

1. Iklim matahari

Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah. Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu sebagai berikut: a. Daerah iklim tropis : 0 o – 23,5 o LULS b. Daerah iklim sub tropis : 23,5 o – 40 o LULS c. Daerah iklim sedang : 40 o – 66,5 o LULS d. Daerah iklim dingin : 66,5 o – 90 o LULS Gambar 5.20 Iklim Matahari Sumber: www.e-dukasi.net

2. Iklim Koppen

Pengelompokan iklim Koppen berdasarkan indikator vegetasi. Artinya, vegetasi merupakan tanda atau indikator dari kondisi iklimnya. Koppen membagi iklim dunia menjadi iklim A, B, C. D, dan E. a. Tipe iklim A, adalah iklim hujan tropis dengan suhu udara pada bulan- bulan terdinginnya mencapai lebih dari 18 o C 64,4 o Fahrenheit. Indikator vegetasinya adalah adanya tumbuhan yang peka terhadap suhu tinggi megatherma seperti berbagai jenis palma kelapa, nipah dan lain-lain. Subregion dari iklim A adalah iklim Af, Aw, Am, Aw’, Aw”, As. Ketiga iklin dingin iklim sedang iklim sub tropis iklim tropis iklim sub tropis iklim sedang iklim dingin 1 60 –– o LU 2 1 23 –– o LU 2 1 23 –– o LS 2 1 66 –– o LS 2 40 o LU o 35 o LS 90 o KS 90 o KU