Banjir dan upaya mengurangi resikonya

243 sungai, sehingga ketika air meluap, gubuk-gubuk itu menjadi penghalang lancarnya arus sungai. Karena itu, upaya penanggulangan adalah memperbesar kembali daya tampung saluran sungai dengan memindahkan gubuk-gubuk tersebut ke tempat yang jauh dari tepian sungai, tidak membuang sampah ke sungai, selalu membersihkan parit-parit dan selokan agar jalannya air semakin lancar. Gambar 6.16 Perumahan kumuh di Jakarta yang terletak di tepi sungai Sumber: intranet.usc.edu.au...rumah_kumuh_jakarta.jpg Pembangunan waduk merupakan salah satu upaya yang multifungsi. Sebab, selain mampu menampung air dalam jumlah banyak pada saat musim hujan, juga menjadi cadangan persediaan pada musim kemarau. Fungsi waduk akan lebih optimal jika fungsinya dianekaragamkan seperti mengairi sawah, usaha perikanan, dan PLTA. Dampak negatif dari bencana banjir adalah kerugian, baik moril maupun materiil, di antaranya sebagai berikut: 1 Menimbulkan korban jiwa, baik meninggal dunia akibat hanyut, maupun luka-luka akibat terseret banjir. 2 Hilang atau rusaknya bangunan rumah dan harta benda milik penduduk, sehingga menimbulkan kerugian materiil. Penduduk yang tertimpa banjir tidak jarang tiba-tiba menjadi miskin karena modal dan harta bendanya habis. 3 Setelah banjir selesai, masalah bukan berarti selesai. Tetapi mewabahnya bibit penyakit di daerah bencana. Sebab penduduk selain mengkonsumsi air kotor, juga akibat lingkungan yang tidak sehat karena genangan air kotor bawaan banjir masih tertinggal di permukiman. Lumpur, kotoran, sampah banyak masuk ke rumah-rumah penduduk yang mengakibatkan rumah-rumah tersebut menjadi lembab dan tidak sehat untuk dihuni. Penyakit yang banyak muncul di lokasi bencana banjir biasanya adalah penyakit kulit gatal-gatal, diare, muntaber, dan lain-lain. 244 Oleh karena itu, upaya penanggulangan banjir perlu segera dilaksanakan dalam upaya mengurangi resiko yang diakibatkannya, dengan cara sebagai berikut: 1 Melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang gundul, terutama di daerah- daerah yang memiliki ketinggian gunung, hutan, dan bagian hulu DAS. 2 Memperbesar saluran dan daya tampung air hujan atau sungai. 3 Membuat bendungan atau waduk. 4 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan dan mencintai lingkungan. 5 Mengeluarkan kebijakan-kebijakan tentang pembuatan sumur resapan oleh penduduk agar air hujan dapat ditampung dan diresap lebih lama oleh tanah. 6 Diperbanyak ruang terbuka di perkotaan sebagai tempat peresapan air.

C. PERAIRAN LAUT

Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat luas disebut samudera. Jadi, dapat dikatakan bahwa laut merupakan bagian dari samudera. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar garam cukup tinggi rata-rata 3,45. Laut memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat dimanfaatkan atau dikelola semuanya. Bumi memiliki lima samudera, yaitu Samudera Pasifik, Atlantik, Hindia, Antartika, dan Artik. Lautan di bumi memiliki luas kira-kira 361.000.000 km 2 . Jadi lebih dari 70 luas permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata 3.730 m. Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya, adalah mengenai keadaan fisik airnya, gerakannya, kedalamannya, kualitas airnya, pasang naik, pasang surut, dan lain-lain.

1. Zona pesisir dan pantai

Pantai shore atau beach, dalam bahasa Inggris adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas jauh gelombang atau ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan tadi dinamakan garis pantai shore line. Garis pantai ini setiap saat berubah- ubah sesuai dengan perubahan pasang-surut air laut. 245 Bentuk pantai ada yang landai dan ada pula yang terjal. Di Indonesia, bentuk pantai landai umumnya menghadap ke laut pedalaman, misalnya pantai utara Pulau Jawa. Sedangkan bentuk pantai terjal cliff, umumnya menghadap ke laut lepas Samudera atau di daerah pengangkatan akibat tektonik lempeng. Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas daripada pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut pasang-surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan dan wilayah laut sejauh masih masih mendapat pengaruh dari darat aliran air sungai dan sedimentasi dari darat. Menurut Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional BAKOSURTANAL, batas wilayah pesisir ialah daerah yang masih ada pengaruh kegiatan bahari dan sejauh konsentrasi permukiman nelayan. Wilayah pesisir dan Lautan Indonesia juga kaya akan bahan tambang dan mineral, seperti minyak dan gas, timah, biji besi, bauksit, dan pasir kwarsa. Wilayah pesisir dan lautan termasuk prioritas utama untuk pusat pengembangan industri pariwisata.

2. Proses terjadinya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul

Sekitar dua juta tahun yang lalu, pada mulanya Kepulauan Indonesia bagian barat merupakan satu daratan dengan benua Asia. Begitu pula Kepulauan Indonesia bagian timur, khususnya Papua pernah berupa satu daratan dengan benua Australia. Pada waktu terjadi pemanasan global di bumi maka es yang ada di daerah kutub bumi pada mencair. Hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut di permukaan bumi. Akibatnya air laut menggenangi bagian-bagian daratan yang rendah, sedangkan bagian-bagian yang tinggi membentuk pulau- pulau yang terpisah dari benua Asia dan Australia. Dengan demikian, kepulauan Indonesia bagian barat yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Asia menjadi terpisah, atau disebut Dangkalan Sunda. Begitu pula kepulauan Indonesia bagian timur yang pernah menjadi satu daratan dengan benua Australia menjadi terpisah, sehingga disebut Dangkalan Sahul.

3. Klasifikasi laut

Laut sebagai salah satu bentangan hidrosfer, memperlihatkan adanya perbedaan yang dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya.

a. Berdasarkan proses terjadinya

Berdasarkan proses terjadinya, laut dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu sebagai berikut: 1 Laut transgesi, adalah laut yang terjadi sebagai akibat naiknya transgesi yang biasanya kurang dari 200 meter. Oleh karena itu, laut ini sering juga disebut laut dangkal.