12
ton pada tahun 1969 dari 11,67 juta ton pada tahun 1968. Pada tahun 1970 diterapkan panca usaha lengkap dengan menambah komponen
teknologi pengairan sehingga produksi padi terus meningkat dengan makin meluasnya areal pertanaman padi ajaib IR5 dan IR8 Satari,
1983. Penerapan konsep PHT secara seksama dimulai pada tahun 1976 dan sejak tahun 1989 dikembangkan program PHT. Program
tersebut telah membawa Indonesia diakui oleh dunia internasional berhasil mengembangkan PHT. Dukungan politik bagi pengembangan
PHT secara luas dapat dilihat dari Instruksi Presiden No.3 tahun 1986 yang melarang 57 formulasi pestisida pada tanaman padi Untung,
2000. Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan PHT tentu tidak terlepas dari peran aktif berbagai pihak, termasuk petani sendiri.
Dalam periode 1989-1999 melalui program Sekolah Lapang PHT SLPHT Departemen Pertanian berhasil melatih lebih dari satu juta
petani, khususnya untuk tanaman padi dan tanaman pangan lainnya. Hal ini tentu penting artinya dalam meningkatkan kesejahteraan petani
melalui PHT dalam praktek pertanian yang baik.
B. Pestisida Nabati
1. Pengertian
Indonesia secara geografis terleak di garis equator, sehingga memiliki iklim tropis dengan OPT organisme pengganggu
tanaman menjadi
masalah utama
dalam kegiatan
bertani.
13
Penggunaan agro kimia, khususnya pestisida sintetis di Indonesia sangat intensif, bahkan sudah berlebih dan tidak sesuai rekomendasi.
Pestisida masih merupakan jaminan keberhasilan bertani bagi sebagian besar petani di Indonesia. Petani sudah sangat tergantung
kepada pestisida, namun disisi lain residu pestisida pada komoditas pertanian dan lingkungan cukup tinggi, sehingga membahayakan
konsumen dan
mencemari lingkungan.
Salah satu
teknik pengendalian
OPT yang ramah lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang lazim disebut pestisida nabati. Pestisida nabati adalah pestisida yang berasal
dari tumbuhan, sedangkan arti pestisida itu sendiri adalah bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi OPT. Pestisida nabati
bersifat mudah terdegradasi di alam bio-degredable, sehingga residunya pada tanaman dan lingkungan tidak signifikan. Indonesia
dikenal dengan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati mega-biodiversity terbesar ke dua di dunia setelah Brazil,
termasuk memiliki sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pestisida, baik yang dapat langsung digunakan atau
dengan ekstraksi sederhana dengan air, ekstraksi dengan pelarut organik lainnya ataupun dengan cara penyulingan, tergantung
kepada tujuan dari formula yang akan dibuat Hendayana, 2010
14
2. Kelebihan Pestisida Nabati
1. Teknologi pembuatannya lebih mudah dan murah, sehingga
memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga.
2. Pestisida nabati tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga relatif
aman untuk digunakan.
3. Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman, sehingga, tanaman yang diaplikasikan pestisida nabati jauh
lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya.
4. Tidak menimbulkan resistensi kekebalan pada hama, dalam
artian pestisida nabati aman bagi keseimbangan ekosistem.
5. Hasil pertanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari
residu pestisida kimiawi.
3. Kekurangan Pestisida Nabati