Klasiikasi Morfologi Tanaman Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

25

5. Penggunaan

Daun majapahit dapat digunakan sebagai obat tradisional antara lain: penurun gula darah, kudis, borok, diare, luka, pestisida pada hama Linda,2013.

D. Tanaman Sawi

1. Klasiikasi

Sawi Brassica juncea L. masih satu famili dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili Cruciferae brassicaceae oleh karena itu sifat morfologi tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah polong maupun bijinya. Sawi termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi masyarakat. Klasifikasi tanaman sawi menurut Cahyono, 2003: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Angiospermae Ordo : Papavorales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea L. 26

2. Morfologi Tanaman

Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang radix primaria dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang silindris menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan daridalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman Heru dan Yovita, 2003. Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserat roset hingga sukar membentuk krop Sunarjono, 2004. Sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga inflorescentia yang tumbuh memanjang tinggi dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua Rukmana, 2002. 27

3. Syarat Tumbuh Tanaman Sawi

Sawi pada umumnya banyak ditanam didataran rendah. Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas tinggi juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia Haryanto dan Tina, 2002. 1. Keadaan iklim Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam menentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari. a. Suhu udara Menurut Cahyono 2003, pertumbuhan sawi yang baik membutuhkan suhu udara yang berkisar antara 19ºC - 21ºC. Keadaan suhu suatu daerah atau wilayah berkaitan erat dengan ketinggian tempat dari permukaan laut dpl. Daerah yang memiliki suhu berkisar antara 19ºC - 21ºC adalah daerah yang ketingiannya 1000- 1200 m di atas permukaan laut, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, suhu udaranya semakin rendah, sementara itu pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh suhu udara. Misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Suhu yang melebihi 21ºC dapat menyebabkan tanaman sawi tidak dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan suhu udara yang sangat 28 mempengaruhi pertumbuhan sawi. Jika suhu tidak sesuai maka pertumbuhannya tidak akan berjalan dengan baik, karena terhambatnya proses fotosintesis yang dapat mengakibatkan terhentinya produksi pati karbohidrat dan respirasi meningkat . Keadaan iklim yang perlu mendapat perhatian didalam menentukan lokasi usaha tani sawi adalah suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari lebih besar. Jika suhu sesuai dengan daerah yang dikehendaki, maka tanaman sawi dapat melakukan fotosintesis dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, sehingga sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan respirasi, pertumbuhan tanaman pembesaran dan pembentukan sel-sel baru, pembentukan daun, dan produksi kualitas daun baik. b. Kelembaban udara Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal menurut Cahyono 2003, berkisar antara 80 sampai dengan 90. Kelembaban yang tinggi dan lebih dari 90 berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman tumbuh tidak sempurna, tanaman tidak subur, kualitas daun tidak bagus, dan bila penanaman bertujuan untuk pembenihan maka kualitas biji yang dihasilkan jelek. Kelembaban udara juga 29 berpengaruh terhadap proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan tanaman. c. Curah hujan Tanaman sawi dapat ditanam sepanjang tahun sepanjang musim. Curah hujan yang cukup sepanjang tahun dapat mendukung kelangsungan hidup tanaman karena ketersediaan air tanah mencukupi. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1000-1500 mmtahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000-1500 mmtahun yakni daerah dengan ketinggian 1000-1500 m dpl. Cahyono, 2003. Lebih lanjut dinyatakan bahwa sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. d. Penyinaran cahaya matahari Tanaman dapat melakukan fotosintesis serta memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan energi yang diperlukan untuk tanaman dalam melakukan fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 cal cm 2 - 400 cal cm 2 setiap hari Cahyono, 2003. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tanaman sawi untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari yang 30 cukup memerlukan panjang penyinaran matahari fotoperiodisitas 12-16 jam setiap hari. 2. Keadaan tanah Sawi pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah. Tanaman ini selaintahan terhadap suhu panas tinggi juga mudah berbunga dan menghasilkan biji secara alami pada kondisi iklim tropis Indonesia Haryanto dan Tina, 2002. Dengan kata lain tanaman ini cukup adaptif dengan keadaan iklim di Indonesia. Lebih lanjut dinyatakan bahwa karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga tanaman ini baik dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. 31

4. Aspek produksi