31
4. Aspek produksi
M enurut Haryanto dan Tina 2002, kegiatan budidaya sawi
meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Pengolahan tanah
Kegiatan membersihkan lahan dari segala vegetasi atau tanaman yang tidak diinginkan seperti sisa-sisa perakaran, tunggul,
dan batu-batu apabila untuk pembukaan lahan baru. Menyiapkan lahan yang bersih permukaannya dan layak sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sawi sehingga memudahkan penyiapan dan pengolahan tanah selanjutnya.
Kegiatan pengolahan tanah secara umum sebelum menanam sayuran adalah pengemburan tanah serta
pembuatan bedengan. Pada tahap pengemburan tanah, untuk jenis semua tanaman akan mempunyai perlakuan yang relatif hampir
sama, tetapi dalam hal pembuatan bedengan mempunyai perlakuan yang berbeda
– beda. Pengemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik.
Tahap-tahap pengemburan
meliputi pencangkulan
untuk memperbaiki stuktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian
pupuk organik atau pupuk kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki stuktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah
kesuburan lahan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau bahkan pepohonan yang
32
tumbuh. Lahan harus bersih dantidak boleh terus ternaungi. Lokasi yang teduh dan ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena
jenis sayuran ini merupakan jenis tanaman sayur yang menyukai cahaya, untuk lahan yang akan ditanami sawi pengemburan biasanya
dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20-40 cm. Pengolahan tanah ini
dilakukan secara sempurna hingga tidak ada lagi
gumpalan-gumpalan tanah
yang akan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang digunakan
sebagai tempat atau lahan untuk penanaman sawi harus gembur karena tanah yang bergumpal atau keras akan menghambat
pertumbuhan sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Pada saat melakukan
pengemburan tanah sebaiknya dilakukan juga pemberian pupuk organik sebagai pupuk dasar. Tanaman sawi membutuhkan pupuk
kandang sebanyak 10 tonha Haryanto dan Tina, 2002. Pemberian pupuk kandang pada saat pengemburan bertujuan agar pupuk
kandang dapat lebih cepat bercampur merata denga tanah sehingga
unsur hara dan stuktur tanah dapat dengan mudah tergantikan, untuk daerah yang mempunyai derajat keasaman yang terlalu rendah tanah
bersifat terlalu asam sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengampuran bertujuan untuk menaikkan derajat keasaman tanah sehingga tanah
tidak terlalu asam, semakin bersifat asam, maka tanah itu memerlukan kapur yang lebih banyak. Setelah lahan digemburkan,
33
kemudian tanah diratakan dan membuat bedengan. Bedengan ini berfungsi untuk memberikan perlakuan pada tanaman
agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari
arah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari yang perlu untuk pertumbuhan tanaman.
2. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman, hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan
waktu yang digunakan. Ukuran bedegan yang akan digunakan untuk pembibitan tidak perlu terlalu lebar dan luas, karena pembibitan tidak
memerlukan jarak tanam yang jauh dan besar. Dua minggu sebelum penaburan benih dilakukan bedengan pembibitan terlebih dahulu
ditaburi dengan 2 kg pupuk kandang, 20 g urea, 10 g TSP dan 7,5 g KCL. Cara melakukan pembibitan di awali dengan benih ditaburkan
pada permukaan bedengan pembibtan, selanjutnya benih ditutupi dengan tanah yang
halus setebal 1-2 cm. Melakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan
sprayer atau gembor. Benih yang baik akan tumbuh 3-5 hari setelah penaburan benih. Setelah berdaun
3-5 helai kira-kira berumur 3-4 minggu setelah benih ditaburkan bibit dapat dipindahkan ke bedengan penanaman
.
34
3. Penanaman Bedengan penanaman sawi dibuat dengan ukuran 120 cm dan
panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedengan penanaman ini dibuat sekiar 20-30 cm dengan jarak antar bedengan
30 cm. Jarak antar bedengan ini bertujuan sebagai parit drainase dan tempat lalu lalang pekerja. Satu minggu sebelum penanaman sawi
dilakukan, bedengan penanaman ditaburi serta diaduk dengan pupuk kandang, TSP, dan KCL yang dosisnya berturut-turut 10 ton, 100 kg,
dan75 kg per ha lahan. Jarak tanam antar tanaman adalah 20 x 20 cm sampai dengan 30 x 30 cm.
Memilih bibit yang pertumbuhannya baik, ciri-ciri bibit yang baik adalah batang tubuh tegak, daun hijau segar mengkilap dan
tidak terserang hama atau penyakit. Memindahkan bibit dengan hati- hati
dari bedengan
pembibitan. Pemindahan
bibit dapat
menggunakan alat bantu seperti cetok atau sendok tanaman untuk memindahkan tanaman agar sebagian tanah yang membalut
perakaran bibit dapat terikut pada saat pencabutan. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam di bedengan penanaman.
Penggalian dilakukan dengan tangan atau tugal pada titik yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar, cukup
4-8 x 6-10cm, namun yang terpenting bibit dapat tumbuh dengan baik dan tidak gampang tercabut. Bibit dimasukkan ke lubang tanam
35
dengan hati-hati. Selanjutnya lubang dirapikan dan tanahnya sedikit dipadatkan pada pangkal batang.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai
apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Tindakan pemeliharaan ini meliputi penyiraman, panjarangan, penyulaman,
penyiangan dan pengemburan, pemupukan tambahan, serta pengendalian hama dan penyakit.
a. Penyiraman
Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman, tanpa air yang cukup sawi tumbuh kerdil layu dan bahkan dapat mati. Sejak
tanaman disemai hingga tumbuh besar air selalu dibutuhkan oleh tanaman sawi. Pada musim hujan, air hujan yang turun biasanya
mampu mencukupi kebutuhan air yang diperlukan sawi. Bahkan saat hujan turun deras, air dapat berlimpah sehingga harus disalurkan dari
areal pertanaman karena dapat mengganggu pernapasan akar dan pertumbuhan tanaman. Parit yang juga merupakan jarak antar
bedengan harus dijaga agar tidak mampat sehingga mampu menyalurkan kelebihan air tersebut. Di musim kemarau atau saat
hujun turun tidak menentu, siraman tanaman menjadi sangat penting.
36
Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan gembor, pipa penyemprot, sprinkler, atau dengan sistem leb. Sistem leb ialah
memasukkan air ke areal melalui parit drainase selama beberapa waktu 2-8 jam, tergantung kebutuhan dan situasi kekeringan.
Namun, penyiraman dengan gembor hingga air cukup membasahi tanah pada pagi dan sore hari umunya sudah memadai.
b.
Penjarangan
Penanaman sawi yang tanpa melalui tahap pembibitan pada umumnya tumbuh tidak teratur. Jika hal ini dibiarkan dan tidak
dilakukan penjarangan makaakan menyebabkan adanya persaingan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Penjarangan ini bertujuan
untuk mendapatkan kualitas dan hasil sawi yang baik. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut
tanaman yang tumbuh berdekatan atau terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur, untuk
penanaman bibit dengan jarak tanam yang sudah ditentukan misalnya 20 x 20 cm atau 40 x 40cm.
c.
Penyulaman
Penyulaman merupakan kegiatan penggantian tanaman yang mati. Tanaman sulaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang
masih tersisa di bedengan pembibitan, hal ini bertujuan agar umur
37
dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik di bedengan penanaman dengan tanaman sulaman tidak berbeda jauh.
Cara penyulaman cukup sederhana dan muda, tanaman yang mati dibuang dengan cara dicabut kemudian lubang penanaman dibuat
pada bekas tempat penanaman sebelumnya, selanjutnya tanaman sulaman ditanam sebagai penggantinya.
d.
Penyiangan, penggemburan dan pengguludan
Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma
pada bedengan penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu di bedengan penanaman biasanya gulma sudah mulai banyak.
Penyiangan ini dilakukan agar pengambilan unsur hara dari dalam tanah dapat berlangsung sempurna tanpa diganggu oleh tumbuhan-
tumbuhan liar yang lainnya. Perlu diperhatikan bahwa penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati
jangan sampai menimbulkan luka pada tanaman intinya.
Penggemburan dan pengguludan dilakukan apabila tekstur tanah berubah
menjadi keras dan padat. Penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan
dengan penyiangan. Penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati karena seringkali dapat merusak tanaman.
Pengguludan di bedengan untuk tanaman sawi tidak terlalu dibutuhkan
karena pengguludan yang dilakukan pada bedengan bertujuan untuk tetap
memfungsikan
38
parit drainase sebagai sarana pelancar kelebihan air. Pengguludan dilakukan dengan cara menaikan tanah yang jatuh kebagian parit
pengairan kebedengan semula.
e.
Pemupukan tambahan
Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam yaitu urea dengan dosis 50 kg per ha. Pupuk TSP dan KCl tidak
terlalu dibutuhkan untuk pemupukan tambahan ini hal ini dikarenakan sawi merupakan sayuran daun yang lebih membutuhkan
pupuk untuk membantu pertumbuhan daun, sehingga pupuk urea yang lebih penting dan lebih dibutuhkan sebagai pupuk tambahan.
Pemberian urea sebagai pupuk tambahan dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali atau
dapat juga dengan melarutkan pupuk urea tersebut dengan air, lalu disiramkan pada bedengan penanaman dengan perbandingan 25 g
pupuk urea dilarutkan dalam 25 liter air untuk 5 meter bedengan.
5. Pengendalian OPT Organisme Pengganggu Tumbuhan