114
5. Perbandingan keefektifan model Problem Based Learning dan ekspositori
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa
Berdasarkan uji statistik one sample t-test pada data posttest siswa, model
Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis tetapi model ekspositori tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis. Dengan
demikian tanpa melakukan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning lebih efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dibandingkan dengan model ekspositori. Hal ini terjadi karena dalam model
Problem Based Learning pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek yang terfokus pada
guru, sedangkan dalam pembelajaran model Problem Based Learning
menempatkan sebagai objek yang mana siswa berdiskusi satu sama lain dengan pembelajaran yang bersifat multi arah untuk memecahkan masalah yang melatih
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Cahyaningsih dan Ghufron 2016 yang menyataka bahwa model
Problem Based Learning lebih berpengaruh daripada pembelajaran konvensional terhadap kreativitas dan berpikir kritis siswa.
6. Perbandingan keefektifan model Problem Based Learning dan ekspositori
ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa
Berdasarkan uji statistik one sample t-test pada masing-masing data posttest
siswa kelas eksperimen dan kontrol, model Problem Based Learning efektif ditinjau
dari kemampuan komunikasi matematis tetapi model ekspositori tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis. Dengan demikian tanpa
melakukan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning
lebih efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dibandingkan dengan model ekspositori. Hal ini terjadi karena dalam model
Problem Based Learning
115
pembelajaran terdapat fase dimana siswa diminta untuk berdiskusi kelompok dan menyajikan hasil diskusinya di depan kelas baik secara lisan dan tertulis dari
permasalahan nyata yang terdapat dalam LKS. Siswa belajar bagaimana cara untuk menyelesaikan permaslahan melalui tahapan-tahapan pencarian informasi dari
sumber lain atau meminta bimbingan dari guru, dan menyelesaikan setiap perintah yang ada untuk dapat membuat kesimpulan dan menemukan solusi permasalahan.
Model ekspositori terdapat fase untuk menyajikan hasil pekerjaan di depan kelas tetapi hanya sebatas penyelesaian soal latihan bukan mengomunikasikan
gagasan suatu permasalahan. Hal ini kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Sejalan dengan hasil
penelitian ini, Tiar 2016 yang melakukan penelitian pada siswa kelas VII SMP sekecamatan Mergangsan Yogyakarta menyatakan bahwa model
Problem Based Learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan komunikasi
matematika daripada pembelajaran dengan model ekspositori.
C. Keterbatasan Penelitian