Kemampuan Komunikasi Matematis Analisis deskriptif

93 kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan, kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen meningkat dengan didominasi oleh klasifikasi nilai sangat baik namun ada pula yang mendapatkan nilai cukup yaitu 2 siswa. Kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen meningkat secara signifikan dan tidak ada klasifikasi nilai kurang bahkan kurang sekali.

b. Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis siswa diukur dengan menggunakan tes uraian yang terdiri dari 4 soal yang sama seperti dengan soal kemampuan berpikir kritis, akan tetapi aspek yang diukur berbeda. Tes diberikan sebelum diberikan perlakuan pretest dan sesudah diberikan perlakuan posttest untuk mengetahui model pembelajaran yang efektif antara model Problem Based Learning dan ekspositori. Data kemampuan komunikasi matematis dari kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan sebagai berikut. Tabel 22. Deskripsi Data Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Deskripsi Kemampuan komunikasi matematis Kelas eksperimen Kelas kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Jumlah siswa Skor rata-rata , , , , Skor tertinggi , Skor terendah , Skor maksimal yang mungkin Skor minimal yang mungkin Modus , Standar deviasi , , , , Varians , , , Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kotrol mengalami peningkatan dari nilai pretest. Rata-rata 94 nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dapat dikatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas mengalami peningkatan. Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar , sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan sebesar , . Rata-rata nilai pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol jika ditampilkan dalam diagram batang sebagai berikut. Gambar 15. Diagram Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Rata-rata pretest kemampuan komunikasi matematis antara kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki selisih , . Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pretest antara kedua kelas hampir sama. Rata-rata nilai posttest kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kemampuan komunikasi matematis terbagi kedalam 3 aspek. Persentase kemampuan komunikasi matematis tiap aspek sebagai berikut. 20 40 60 80 100 kelas eksperimen kelas kontrol pretest posttest 95 Tabel 23. Persentase Kemampuan Komunikasi Matematis Tiap Aspek Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap aspek kemampuan komunikasi matematis. Aspek pertama menyatakan permasalahan dalam gambar, simbol, atau model matematika dan aspek kedua menuliskan argumen terhadap pernyataan dalam permasalahan pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Aspek ketiga menilai kebenaran dari suatu pernyataan orang lain pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Aspek m enyatakan permasalahan dalam gambar, simbol, atau model matematika pada posttest kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah jika dibandingkan aspek yang lainnya. Tak banyak siswa yang menuliskan ke dalam gambar, simbol dan model matematika dari permasalahan yang diberikan. Siswa No. Aspek kemampuan komunikasi matematis Kelas eksperimen Kelas kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest 1 Menyatakan permasalahan dalam gambar, simbol, atau model matematika 27 76 38 49 Peningkatan 2 Menuliskan argumen terhadap pernyataan dalam permasalahan 46 97 27 75 Peningkatan 3 Menilai kebenaran dari suatu pernyataan orang lain 38 78 45 63 Peningkatan 96 beranggapan bahwa menggambar atau menyimbolkan akan menyita banyak waktu dan memperlama waktu pengerjaan soal, selain itu siswa cenderung mengawang dan terkadang menggambar tetapi pada kertas lain dan tidak digambar ulang pada kertas jawaban yang telah disediakan. Adapun kriteria nilai pretest dan posttest kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut. Tabel 24. Klasifikasi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Klasifikasi Kelas eksperimen Kelas kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Gambar 16. Diagram Klasifikasi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan diagram batang di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan masing-masing didominasi dengan klasifikasi nilai kurang sekali. Setelah diberikan perlakuan model ekspositori kelas kontrol didominasi dengan 5 10 15 20 25 pretest kelas eksperimen posttest kelas eksperimen pretest kelas kontrol posttest kelas kontrol kurang sekali kurang cukup baik baik sekali 97 klasifikasi nilai sangat baik, akan tetapi masih ada siswa yang mendapatkan klasifikasi nilai cukup, kurang, bahkan kurang sekali. Kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan model Problem Based Learning meningkat dengan didominasi oleh klasifikasi nilai sangat baik namun ada pula yang mendapatkan nilai cukup dan kurang. Kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kontrol meningkat akan tetapi belum diketahui efektif atau tidaknya.

3. Analisis Inferensial

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

15 96 105

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Model Problem-Based Learning dan Project-Based Learning.

0 4 39

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DISCOVERY LEARNING SERTA MODEL THINK PAIR SHARE MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KATEGORI KECERDASAN EMOSIONAL PADA KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMP N KELA

0 0 18

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP.

1 1 339

Keefektifan Model Pembelajaran Realistik dalam Seting Kooperatif ditinjau dari Sikap, Motivasi, dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP.

0 0 2

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DISCOVERY LEARNING SERTA MODEL THINK PAIR SHARE MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KATEGORI KECERDASAN EMOSIONAL PADA KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMP | Pawi

0 1 10

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII -

0 0 70

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII MELALUI PROBLEM BASED LEARNING

0 0 16