78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian merupakan penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan di SMP N 1 Kretek yang terletak di Jalan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten
Bantul, Provinsi Yogyakarta. Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas yaitu VIII C dan VIII D yang masing-masing terdiri dari 28 siswa. Kelas VIII C sebagai kelas kontrol
dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori dan
kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning. Data penelitian
terdiri dari skor pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis dan komunikasi
matematis. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan tahapan- tahapan berikut.
1. Deskripsi Pembelajaran
Materi yang diajarkan dalam penelitian adalah Kubus dan Balok. Penelitian dilaksanakan dalam enam kali pertemuan baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut.
a. Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model Problem
Based Learning. Pada pertemuan pertama siswa diberikan pretest untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Empat pertemuan
berikutnya mempelajari materi Kubus dan Balok secara berurutan sesuai dengan
79
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan
posttest untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis.
Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh seorang observer yang bertugas mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah
sesuai dengan model yang dirancang. Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen secara keseluruhan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Adapun hasil
lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut. Tabel 17. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pertemuan ke- Persentase
Kategori 1
Sangat baik 2
, Sangat baik
3 ,
Sangat baik 4
, Sangat baik
Rata-rata ,
= ,
Sangat baik Persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan model
Problem Based Learning termasuk dalam kategori sangat baik karena mencapai
, . Perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 505. Keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran pada halaman 510.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pendahuluan yang mana peneliti mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Peneliti kemudian
menyampaikan materi prasyarat atau apersepsi kepada siswa dengan bertanya kepada siswa. Setelah diberikan apersepsi, peneliti memberikan motivasi dengan
menampilkan sebuah gambar berupa benda-benda yang merupakan salah satu
80
manfaat mempelajari konsep pembelajaran. Selanjutnya pada kegiatan inti pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut.
1 Memberikan orientasi siswa tentang permasalahan
Peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS kepada masing-masing siswa yang berisikan permasalahan yang harus diselesaikan siswa. Peneliti meminta
setiap siswa mengamati permasalahan yang terdapat dalam LKS agar dapat memahami permasalahan yang harus diselesaikan.
2 Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Pada tahap ini siswa sudah duduk sesuai dengan kelompoknya dengan urutan sesuai yang diminta peneliti. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
Pengelompokan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan terakhir beranggotakan siswa yang sama. Cara pembagian kelompok dilakukan oleh peneliti
dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing siswa agar heterogen. Pembagian kelompok didasarkan pada skor ujian tengah semester UTS yang
didapatkan dari guru. Dalam masing-masing kelompok ada siswa yang memiliki kemampuan rata-rata dan di atas rata-rata.
Pada tahap ini peneliti meminta siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk menemukan informasi terkait dengan tujuan pembelajaran.
Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan apabila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Pada saat diskusi kelompok ada beberapa kelompok
yang keberatan dalam kelompoknya. Setelah beberapa saat diarahkan oleh peneliti, siswa dengan penuh kesadaran mau dan mampu untuk belajar secara berkelompok
dengan saling bertukar pikiran.
81
3 Membantu investigasi individu dan kelompok
Peneliti meminta siswa untuk melakukan eksperimen dari setiap perintah dalam LKS. Peneliti kemudian memperhatikan setiap kelompok atas jawaban dari
setiap permasalahan yang diberikan. Pada fase ini setiap kelompok antusias untuk berdiskusi dalam kelompoknya. Mereka melakukan eksperimen dan saling bertukar
pikiran satu dengan yang lainnya untuk menentukan solusi dari permasalahan yang diberikan pada awal pembelajaran. Siswa memiliki semangat yang luar biasa untuk
menanyakan apa yang menurut mereka belum paham kepada peneliti. Peneliti menanggapi setiap pertanyaan dari masing-masing kelompok secara bergilir sesuai
dengan urutan penanya. Ada beberapa kemungkinan jawaban pada masing-masing kelompok. Ada kelompok yang sudah menjawab dengan benar, menjawab dengan
hampir benar, dan ada pula yang belum benar. Peran peneliti dalam fase ini membenarkan persepsi siswa yang menjawab belum benar dan hampir benar. Siswa
diarahkan untuk mengecek kembali atas jawaban dari permasalahannya tersebut, dari situlah siswa akan menyadari kesalahanya sehingga dapat membenarkan
dengan bantuan bimbingan dari peneiti.
Gambar 7. Siswa Mendapatkan Bimbingan dari Peneliti
82
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Setelah peneliti berkeliling untuk memperhatikan masing-masing kelompok, peneliti akan mengetahui kelompok manakah yang dengan tepat menyelesaikan
permasalahannya. Peneliti
meminta masing-masing
kelompok untuk
mempersiapkan hasil diskusi untuk dipresentasikan. Peneliti meminta 2 kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman lainnya
di depan kelas. Presentasi dilakukan dengan mengomunikasikan baik secara lisan dan tertulis jawaban dari setiap permasalahan di papan tulis. Pada tahap ini peneliti
meminta masing-masing kelompok secara sukarela mempresentasikan di depan kelas. Namun masing-masing kelompok tidak ada yang mengajukan diri untuk
mempresentasikan di depan kelas sehingga peneliti pun menunjuk 2 kelompok yang secara bergantian. Kelompok yang ditunjuk dari pertemuan pertama memberikan
respon yang baik, mereka mampu mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik dan mampu membagi tugas dalam mempresentasikan di depan kelas. Masing-
masing kelompok sepakat bahwa bagi kelompok yang belum mempresentasikan di depan kelas maka akan mempresentasikan pada pertemuan berikutnya. Setelah
beberapa kelompok mempresentasikan jawaban di depan kelas, kelompok lain diminta untuk menanggapi maupun bertanya apakah jawaban sudah atau belum.
Siswa juga diminta bertanya apabila ada sesuatu yang belum dipahami.
83
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi secara Tertulis
Gambar 9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi secara Lisan
84
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Peneliti bersama
dengan siswa
menanggapi kelompok
yang mempresentasikan di depan kelas. Peneliti bersama dengan siswa membuat
kesimpulan terhadap hasil diskusi.
Gambar 10. Peneliti dengan Siswa Membuat Kesimpulan Hasil Diskusi Pada akhir pembelajaran peneliti membagikan PR dalam lembaran kertas kepada
setiap siswa. Peneliti bersama dengan siswa mereview pembelajaran yang telah didiskusikan dengan cara peneliti memancing pertanyaan kepada siswa. Pada tahap
berikutnya peneliti menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk mempelajari di rumah terlebih dahulu.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol menggunakan model ekspositori. Pada pertemuan pertama siswa diberikan
pretest untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Empat pertemuan berikutnya
mempelajari materi Kubus dan Balok secara berurutan sesuai dengan RPP. Pada
85
pertemuan terakhir, siswa diberikan posttest untuk mengukur kemampuan berpikir
kritis dan komunikasi matematis. Pada saat pembelajaran pada kelas kontrol berlangsung dilakukan observasi
oleh seorang observer yang bertugas mengobservasi keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan model yang dirancang. Kegiatan pembelajaran pada
kelas eksperimen secara keseluruhan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Adapun hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 18. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan ke-
Persentase Kategori
1 Sangat baik
2 ,
Sangat baik 3
Sangat baik 4
Sangat baik Rata-rata
, =
, Sangat baik
Persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan model ekspositori termasuk dalam kategori sangat baik karena mencapai
, . Keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
pada lampiran 11 halaman 505. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pendahuluan yang mana peneliti
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Peneliti kemudian menyampaikan materi prasyarat atau apersepsi kepada siswa dengan bertanya
kepada siswa. Setelah diberikan apersepsi, peneliti memberikan motivasi dengan menampilkan sebuah gambar berupa benda-benda yang merupakan salah satu
manfaat mempelajari konsep pembelajaran. Selanjutnya pada kegiatan inti pembelajaran yang dilaksanakan sebagai berikut.
86
1 Eksplorasi
Peneliti menjelaskan kepada siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan dari peneliti, akan tetapi ada beberapa siswa pula yang
tidak memperhatikan penjelasan dari peneliti. Peneliti menegur siswa yang tidak memperhatikan kemudian siswa sadar dan memperhatikan penjelasan dari peneliti.
2 Elaborasi
Peneliti membagikan lembar kerja siswa LKS kepada setiap siswa yang berisi latihan-latihan soal terkait dengan materi yang dipelajari untuk dikerjakan
siswa secara individu. Sebelum siswa mengerjakan, peneliti terlebih dahulu memberikan intruksi kepaa siswa terkait tata cara pengerjaan dan waktu untuk
mengerjakan LKS. Peneliti memberikan bantuan kepada siswa apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan. Siswa antusias untuk menanyakan apa yang belum
paham kepada peneliti. Namun, ada beberapa siswa yang enggan untuk mengerjakan karena belum paham. Dengan bantuan peneliti siswa yang belum
paham akhirnya mengerjakan dengan bantuan dan bimbingan dari peneliti.
Gambar 11. Peneliti Memberikan Bantuan pada Siswa yang Bertanya
87
3 Konfirmasi
Apabila siswa sudah selesai mengerjakan, peneliti meminta berapa siswa secara acak untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Ada beberapa siswa yang
ditunjuk tetapi tidak maju karena malu untuk menuliskan jawaban di depan kelas, ada pula siswa yang menuliskan hasil pekerjaan atas dasar kemauannya sendiri, dan
ada pula siswa yang menunggu untuk ditunjuk oleh peneliti. Pada pertemuan berikutnya siswa sudah tidak lagi ditunjuk untuk mempresentasikan jawaban di
depan kelas, akan tetapi mereka dengan kesadarannya sendiri maju untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas. Setelah beberapa siswa maju, peneliti
kemudian meminta semua siswa untuk mengecek jawaban dari pekerjaan siswa yang menuliskan jawaban di papan tulis apakah sudah sama dengan jawabannya
masing-masing. Peneliti meminta siswa untuk menanggapi atau bertanya terkait dengan materi yang belum dipahami.
Gambar 12. Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaannya
88
Kegiatan penutup peneliti memberikan PR kepada siswa dalam sebuah lembaran kertas untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Peneliti bersama
dengan siswa mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada akhir pembelajaran peneliti
menginformasikan kepada siswa materi pembelajaran selanjutnya agar siswa mempelajari terlebih dahulu di rumah.
2. Analisis deskriptif