105
v. Perbandingan keefektifan model Problem Based Learning
dan ekspositori ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa
a Hipotesis
: � ′ ≤ � ′ : � ′ � ′
Uji hipotesis kelima dilakukan apabila uji hipotesis pertama dan ketiga masing-masing model pembelajaran efektif. Pada uji hipotesis ketiga nampak
bahwa model ekspositori tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa. Akibatnya uji hipotesis kelima tidak dilakukan. Dapat langsun disimpulkan
bahwa model Problem Based Learning lebih efektif ditinjau dari kemampuan
berpikir kritis siswa.
vi. Perbandingan keefektifan model Problem Based Learning
dan ekspositori ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa
a Hipotesis
: � ′ ≤ � ′ : � ′ � ′
Uji hipotesis keenam dilakukan apabila uji hipotesis kedua dan keempat masing-masing model pembelajaran efektif. Pada uji hipotesis keempat nampak
bahwa model ekspositori tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Akibatnya uji hipotesis keenam tidak dilakukan. Dapat langsung
disimpulkan bahwa model Problem Based Learning lebih efektif ditinjau dari
kemampuan komunikasi matematis siswa.
106
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran kelas eksperimen pada halaman 86 memiliki persentase
, termasuk dalam ketegori sangat baik. Demikian pula keterlaksanaan pembelajaran kelas kontrol memiliki
persentase , termasuk dalam kategori yang sangat baik. Dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan keterlaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol terlaksana dengan sangat baik.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi antara kedua kelas tidak terdapat
perbedaan varian atau dapat dikatakan bahwa kedua kelas memiliki varians yang homogen. Selanjutnya pada kedua kelas setelah dilakukan analisis menggunakan
uji beda rata-rata kemampuan awal, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis dan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
Kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matemais merupakan dua hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Melalui model
Problem Based Learning diduga dapat meningkatkan kedua kemampuan tersebut. Diharapkan siswa bukan hanya memahami konsep dari apa yang mereka pelajari
akan tetapi juga terlibat, mencerna, dan mengkontruksi pengetahuannya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis.