Sedangkan menurut
klasifikasi yang
ditetapkan World
Health Organization WHO dikatakan obesitas bila nilai IMT 25 kgm
2
dan dikatakan Pra Obese jika nilai IMT 25,0 - 29,9 kgm
2
. Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa
Berdasarkan IMT Menurut WHO
Klasifikasi IMT kgm
2
Berat badan Kurang 18,5
Berat Badan Normal 18,5 - 24,9
Berat Badan Lebih 25
Pra-Obes 25,0 – 29,9
Obes Tingkat I 30,0 - 34,9
Obes Tingkat II 35,0-39,9
Obes Tingkat III 40
Sumber: WHO Technical Series, 2000 Menurut Hans Tandra 2008:17, lebih dari 8 diantara penderita DM tipe 2
adalah mereka yang mengalami kegemukan. Makin banyak jaringan lemak, jaringan tubuh dan otot akan semakin resisten terhadap kerja insulin insulin
resistance, terutama bila lemak tubuh atau kelebihan berat badan terkumpul di daerah sentral atau perut central obesity. Lemak ini akan memblokir kerja
insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah.
2.1.6.4.7. Aktivitas Fisik
Menurut Buku Ajar Penyakit Dalam 2007: 1924, peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan berat badan,
walaupun aktivitas fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak
dalam jangka waktu enam bulan. Kebanyakan penurunan berat badan terjadi karena penurunan asupan kalori. Aktifitas fisik yang lama sangat membantu pada
pencegahan peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivitas fisik adalah terjadi pengurangan risiko kardiovaskular dan diabetes lebih banyak dibandingkan
dengan pengurangan berat badan tanpa aktivitas fisik saja. Menurut Hans Tandra 2008: 18, semakin kurang gerak badan, semakin
mudah seseorang terkena diabetes melitus. Olahraga atau aktivitas fisik membantu kita untuk mengontrol berat badan. Glukosa darah dibakar menjadi energi, dan
sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif terhadap insulin. Peredaran darah menjadi lebih baik, dan risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2 akan turun sampai 50
persen. Menurut J.H Stein 2001: 636, memberikan petunjuk olah raga yang
aman penderita diabetes yaitu tidak dianjurkan pada penderita diabetes yang pengendaliannya kurang baik glukosa plasma 240 mgdL, karena dapat terjadi
hiperglikemia paradaksol dan ketosis. Penderita diabetes yang tua 40 tahun harus telah mendapat pemeriksaan kardiovaskular lengkap dan EKG. Retinopati
proliferatif dan hipertensi dapat diperburuk oleh olah raga tingkat sedang sampai berat. Kaki yang tak peka atau penyakit pembuluh darah perifer dapat
menimbulkan ulkus pada kaki. Penderita diabetes harus selalu membawa kabohidrat yang mudah diserap dan glukosa darah harus diukur sebelum dan
sesudah olahraga. Nila-nilai yang kurang dari 60 mgdl atau lebih dari 240 mgdl membutuhkan perhatian. Penderita harus makan cukup, cairan sebelum, selama,
dan sesudah olah raga untuk menghindari dehidrasi.
2.1.6.4.8. Kebiasaan Merokok