Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani, Suharyo, dan
Henry mengenai faktor-faktor risiko DM di Semarang mengatakan bahwa praktik buruk dalam mencegah DM berpengaruh terhadap kejadian DM dengan OR 6,2,
95 CI 1,0-19,9 Naskah Lengkap Diabetes Melitus, 2007: 149.
2.1.7 Pencegahan Diabetes Melitus
Menurut Naskah Lengkap Diabetes Melitus 2007: 149, pencegahan DM dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Pencegahan Premordial Pencegahan premordial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak dapat dukungan dari kebiasaan, gaya hidup. Misalnya menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa bahwa
konsumsi makan westernisasi merupakan pola makan yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, obesitas, dll. Dengan demikian sasaran dalam
pencegahan primordial adalah masyarakat secara umum. 2. Pencegahan Primer.
Sasaran pencegahan kelompok ini adalah kelompok individu yang belum menderita DM tetapi berpotensi untuk menjadi DM, seperti sudah adanya faktor
risiko yang lain. Cara yang dapat dilakukan disesuaikan dengan kemungkinan faktor risiko yang mungkin ada seperti menghindari agar tidak gemuk BMI 27
kgm
2
, aktivitas fisik atau olah raga teratur minimal 3-4 kali dalam 1 minggu, pentingnya pola makan sehat misalnya dengan seringnya mengkonsumsi daging
olahan akan meningkatkan risiko terkena DM tipe 2, dan menghindari kebiasaan merokok. Dengan demikian dicari suatu upaya meningkatkan kesadaran bahwa
diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah dan dikendalikan. 3. Pencegahan Sekunder
Sasaran pencegahan dalam tahap ini adalah individu yang sudah menderita DM baik yang masih baru maupun yang sudah lama dengan tujuan untuk
mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi yang mungkin akan terjadi baik komplikasi akut maupun komplikasi kronik. Pencegahan yang dianjurkan
adalah pengaturan sistem rujukan untuk menata cara pengelolaan baku, oleh karena itu cara pengelolan yang baku dan teratur perlu diberi penekanan,
mengingat bahwa kepatuhan penderita merupakan unsur utama pada pencegahan sekunder. Bahan yang diberikan pada untuk kegiatan tersebut adalah mengenal
dan mencegah komplikasi akut dan komplikasi kronik, penatalaksanaan baku, pengaturan makanan di luar rumah, waktu melakukan aktivitas fisik maupun
waktu di rumah menggunakan alas kaki dianjurkan. Kegiatan fase ini dapat dilakukan pada pertemuan perkumpulan penderita diabetes mellitus untuk
kepentingan olah raga bersama yang diselingi dengan ceramah mengenai cara- cara pencegahan komplikasi selanjutnya.
4. Pencegahan Tersier. Sasaran pencegahan pada tahap ini adalah penderita yang sudah menderita
komplikasi, dengan tujuan untuk mengurangi atau mencegah kecacatan. Dengan
demikian upaya yang dianjurkan adalah pengelolaan komplikasi kronik, upaya untuk melakukan rehabiltasi baik fisik, mental, maupun sosial, menanamkan
kesabaran, mengingat penyakit ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan, memupuk ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori Faktor Genetik
1. Riw ayat
Keluarga
Faktor Lain: 1.
Aktivitas Merokok
2. Perilaku:
a. Gaya Hidup
b. Penget ahua
n c.
Sikap d.
Prakt ik
Diabetes Melitus
Tipe 2 Faktor Demografi
1. Jenis Kelamin
2. Umur
Faktor Lingkungan 1.
Tingkat Perekonomian
2. Tingkat
Pendidikan 3.
Kegemukan Obesitas
4. Kurang
Aktivitas Fisik