BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Adam Air merupakan sebuah sistem penerbangan
swasta yang berpusat di Lapangan Terbang Antarabangsa Soekarno Hatta,
Jakarta, Indonesia dengan hab
sekundernya di Medan dan Surabaya. Walaupun kadangkala dirujuk sebagai satu
penerbangan berkos rendah, ia memasarkan dirinya sebagai satu syarikat penerbangan yang merentangi di
antara berkos rendah dan penerbangan tradisi dengan menawarkan perkhidmatan atas kapal dengan hidangan,
tetapi pada harga persaingan, serupa dengan model yang digunakan oleh syarikat Valuair yang berpusat di
Singapura. Syarikat penerbangan ini ditubuhkan pada 2002 oleh ahli
perniagaan dan ahli politik Indonesia terkenal, Agung Laksono bersama Sandra Ang.
Syarikat Adam Air telah memulakan operasi pada 19 Disember 2003 dengan 2 Boeing 737 disewa dari GE
Capital Aviation Services. Ianya dipunyai sepenuhnya 39
40
dan dinamakan sempena nama Adam Adhitya Suherman, ketua eksekutif syarikat berkenaan.
Boeing 737 Adam Air
6 Boeing 737-200
4 Boeing 737-300
8 Boeing 737-400 termasuk yang masih hilang
1 Boeing 737-500 Rekor keselamatan Adam Air telah dikritik pada masa
lalu. Dalam 2006 sekurang-kurangnya satu kapalterbang tergelincir dari landasan, di mana satu lagi telah
tersalah arah – paling penting hilang – kemudian membuat pendaratan cemas.
Pada 1 Januari 2007, pengawal trafik udara telah hilang berhubungan dengan Penerbangan 574 Adam Air, kira-kira
satu jam sebelum ia dijadualkan mendarat di Manado, Sulawesi, Indonesia. Penerbangan berkenaan berasal dari
Surabaya, Jawa. Laporan awal telah dibuat menyatakan bahawa penyelamat telah berjaya mengesan bangkai
kapalterbang itu. Bagaimanapun, laporan itu didapati salah. Kapal berkenaan masih lagi hilang, dan para
penyelamat berkata mereka masih berharap yang kapalterbang berkenaan dapat membuat pendaratan cemas.
41
Pemanfaatan jasa transportasi udara saat ini seolah sudah menjadi kebutuhan primer yang harus
dilakukan dalam melakukan transportasi yang dilayani oleh transportasi udara.
Maskapai penerbangan di Indonesia baik domestik maupun asing dalam melayani kebutuhan masyarakat
pengguna jasa transportasi udara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari banyaknya maskapai penerbangan yang bertengger di kategori teratas. Ketujuh maskapai itu
adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia AirAsia, Lion Mentari, Mandala Airlines,
Wings Air, dan Batavia Airlines. Pada dasarnya para penumpang sebagai pengguna jasa
transportasi udara membutuhkan kenyamanan, keamanan dan pelayanan selama bepergian. Untuk mencapai hal
tersebut, para pengguna jasa transportasi udara berharap ada fasilitas tambahan yang akan diberikan
oleh maskapai penerbangan serta bandara-bandara yang ada.
Beberapa faktor yang mempengaruhi para penumpang dalam menggunakan jasa layanan transportasi udara
diantaranya adalah faktor kenyamanan, keselamatan, keamanan, tarif serta rute penerbangan. Untuk mendukung
hal tersebut, PT. Angkasa Pura selaku penanggung jawab
42
dari bandara-bandara yang ada di Indonesia telah menerapkan berbagai layanan diantaranya adalah Jasa
Aeronautika. Jasa Aeronautika merupakan salah satu dari
aktivitas bisnis utama PT Angkasa Pura. Dalam melakukan aktivitasnya tersebut, PT. Angkasa Pura senantiasa
berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya, baik dari aspek fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan
personil, sehingga mampu melaksanakan misi yang diemban yaitu untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara
yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pengguna jasa bandara.
Sejak tahun 2004, Angkasa Pura telah mengimplementasikan fasilitas En-Route Radar Service
antara Jakarta Control Area Jakarta ACC dan Bali Control Area Bali ACC, sehingga memungkinkan
pemantauan radar yang lebih efektif atas ruang udara di sepanjang jalur penerbangan. Dengan demikian, kapasitas
ruang udara di rute-rute tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk menampung lebih banyak jumlah
penerbangan, sekaligus tetap mempertahankan standar faktor keselamatan penerbangan yang tinggi.
Pemanfaatan teknologi memegang peranan cukup penting dalam berbagai upaya yang dilakukan Angkasa
Pura untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan lalu
43
lintas udara yang dikelola. Dalam beberapa tahun terakhir ini, misalnya, Angkasa Pura telah melengkapi
bandara-bandara yang dikelolanya dengan beberapa fasilitas dan peralatan canggih seperti
http:jurnalnasional.com?med=Koran20Hariansec=PROF ITrbrk=id=27476postdate=2007-12-18detail=PROFIT:
1 Peralatan Flight Procedure Design and Airspace
Management FPDAM, yang sangat membantu penerbang dalam proses tinggal landas maupun pendaratan di
bandara. 2
Peralatan Facility Design Aeronautical Mapping FDAM untuk membuat peta navigasi udara yang
dibutuhkan oleh petugas Air Traffic Services ATS dalam menentukan posisi pesawat dan rute
penerbangan. 3
Penggunaan Simulation Model SIMMOD yang sangat memudahkan proses penghitungan kapasitas suatu
ruang udara, kapasitas ruang parkir pesawat dan kapasitas landasan pacu bandara.
Keselamatan Penerbangan, Penumpang dan Bagasi merupakan hal yang sangat diharapkan oleh pemakai Jasa
Transportasi Udara. Sistem pengamanan dan transfer bagasi sangat diperhatikan oleh perusahaan penerbangan,
maupun oleh pemilik bagasi yang akan bepergian.
44
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data.